Made Urip Bagikan Bibit Jagung Hibrida, Buka Bimtek Tanaman Pangan Non Beras di Nusa Penida

Klungkung, PancarPOS | Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Drs. I Made Urip, M.Si., kembali melanjutkan agenda bimbingan teknis (Bimtek). Kali ini, Wakil Rakyat Sejuta Traktor yang akrab disapa M-U itu, menggenjot kegiatan Bimtek dengan tema Tanaman Pangan Non Beras Alternatif Ketahanan Pangan di Villa Boga Segara, Nusa Penida, Klungkung, pada Senin (8/7/2024). Made Urip yang kembali dikukuhkan dan dilantik menjadi Ketua DPP PDI Perjuangan membidangi Koperasi dan UMKM oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, pada Jumat, 5 Juli.2024 lalu itu, melakukan kunjungan kerja ke Nusa Penida untuk bertatap muka sekaligus membagikan bantuan bibit Jagung Hibrida untuk para petani dan krama subak dari lintas generasi di Nusa Penida.

Salah satu peserta Bimtek yang juga Kelian Subak Merta Sari, I Nengah Selamat mengucapkan terima kasih kepada Made Urip karena sudah hadir ke Nusa Penida untuk membawakan oleh-oleh berupa bantuan bibit Jagung MSP yang akan terus dikembangkan oleh para petani dan krama subak. Diharapkan Made Urip bisa terus hadir membantu untuk mengembangkan sektor pertanian lahan kering di Nusa Penida ke depan. “Sekali lagi kami sangat berterima kasih kepada bapak Made Urip yang selalu hadir dan membawa bantuan untuk petani ke Nusa Penida,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, selaku tuan rumah Kadis Pertanian Klungkung yang diwakili Kabid Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, I Gusti Made Ardana merasa sangat bersyukur bisa kembali dikunjungi Made Urip yang sudah biasa dikenal petani sebagai Bapak Sejuta Traktor yang akrab disapa M-U, karena sangat rajin datang dan terus membantu mengawal aspirasi petani dan krama subak di Nusa Penida. Di antaranya bantuan Alsintan, seperti 40 unit traktor yang difasilitasi langsung oleh Made Urip untuk mengembangkan potensi pertanian khususnya di Nusa Penida. Ke depan pihaknya sudah mengusulkan bibit jagung untuk 500 hektar lahan yang diharapkan bisa dibantu dan direalisasikan oleh Made Urip. “Selain itu, kami juga mengusulkan 300 hektar bibit kelapa gencah untuk mendukung pariwisata di Nusa Penida. Kami harap pak Made Urip bisa kembali membantu memfasilitasi kita,” tandasnya.

Di sisi lain, Ir. Nyoman Suastika, M.Si., selaku Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali menyebutkan nama Made Urip sudah tidak asing lagi di Nusa Penida, karena selalu hadir ke tengah-tengah masyarakat. Dikatakan komitmen Made Urip selama 5 periode di Komisi IV DPR RI sudah sangat luar biasa, khususnya di sektor pertanian. Bahkan kali ini, kembali memberikan Bimtek untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat di daerah yang juga menyasar Pulau Nusa Penida yang memiliki potensi pertanian lahan kering. Apalagi pembangunan Bali, juga diprioritaskan di sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan dari daerah sendiri. “Di sini Pulau Nusa Penida punya potensi lahan keringan, sehingga paling tidak bisa tetap sebagai daerah penghasil pangan,” bebernya.
Sementara itu, Direktur Perbenihan, Direktorat Jenderal Tenaman Pangan yang diwakili Diana Paramita, SP., M.Si., selaku Katim Kedelai mengakui pihaknya belum pernah mengadakan kegiatan di Nusa Penida yang ternyata juga banyak potensi tanaman pangan yang bisa dikembangkan. Oleh karena itu, pihaknya mengucapkan kepada Made Urip yang telah menggelar Bimtek di Nusa Penida untuk meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman pangan. Apalagi melalui Bimtek ini, diharapkan dapat meningkatkan wawasan SDM pertanian yang dapat menjaga ketahanan pangan di daerah. “Kami harap Bimtek ini bisa diikuti dengan baik dan bisa terus berlanjut untuk menjaga ketahanan pangan di daerah, termasuk di Pulau Nusa Penida,” tegasnya.

Di sela-sela membuka agenda Bimtek, Made Urip menegaskan akan terus melaksanakan tugas sebagai Anggota Komisi IV DPR RI yang khusus mengurus perut rakyat di daerah, seperti agenda Bimtek untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan teknis SDM pertanian. Dikatakan sektor pertanian harus terus dipertahankan, karena sudah terbukti mampu bertahan saat dampak pandemi Covid-19 yang mengakibatkan sektor pariwisata di Bali sudah lesu darah. Dampak pandemi ini menjadi pelajaran agar tidak boleh hanya mengandalkan sektor pariwisata dan meninggalkan sektor pariwisata yang sudah menjadi budaya lewat subak basah dan subak abian di Bali. Untuk itulah, melalui Bimtek ini sangat penting untuk tetap menjaga sektor pertanian agar subak di Bali tetap lestari, meskipun di Nusa Penida saat ini sektor pariwisatanya sedang berkembang sangat pesat.
“Jangan sampai lahan pertanian kita semuanya beralihfungsi dan tergusur oleh sektor pertanian. Apalagi lahan pertanian kita sudah dikuasai oleh orang asing, sehingga sangat berdampak terhadap alih fungsi lahan yang sangat tinggi,” sentil Anggota DPR RI terpilih 5 periode dengan 255.130 suara terbanyak Dapil Bali dan ranking ke-7 nasional itu, seraya berharap depan harus dilakukan diversifikasi atau penganekaragaman pangan, karena lahan pertanian di Bali semakin menyempit. Gerakan diversifikasi pangan harus didukung bersama, karena tidak semuanya mengkomsumsi beras, seperti di Papua hanya makan sagu, termasuk di daerah lain juga ada makan nasi jagung.

“Saya harap tradisi menanam jagung dan kacang-kacangan di Nusa Penida terus dijaga dan dilanjutkan. Karena adanya perubahan iklim akan berdampak terhadap krisis pangan dunia. Jadi tanaman ini harus dijaga dan dilestarikan,” tegasnya, sembari menegaskan Bimtek tentang tananam non beras ini, sangat cocok dan produktif di Nusa Penida. “Untuk itu, saya harap agar Bimtek ini bisa diikuti dari awal sampai akhir dengan disiplin,” pungkas M-U. ama/ksm
