Jaga Ketahanan Pangan, Made Urip Buka Bimtek Bertani Purba Tembus Mancanegara
Tabanan, PancarPOS | Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Drs. I Made Urip, M.Si., kembali menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek).di Pondok Indi, Kecamatan Penebel, Tabanan, pada Minggu (25/2/2024). Ketua DPP PDI Perjuangan membidangi Pertanian, Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini, membuka Bimtek dengan tema “Bertani Purba di Kebun Kita, Panen Sehat Tembus Mancanegara” yang bekerja sama dengan Ditjen Hortikultura, Kementerian Pertanian. Kehadiran Wakil Rakyat Sejuta Traktor yang akrab disapa M-U itu, didampingi Caleg DPRD Provinsi newcomer terpilih di Dapil Tabanan, Ni Made Usmantari alias M-U, disambut oleh ratusan ibu-ibu dari Anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kabupaten Tabanan..
Pada kesempatan itu, salah satu peserta Bimtek, Ni Luh Kadek Meirawati yang juga Ketua KWT Cemara, Desa Dajan Peken mengucapkan terima kasih kepada Urip Urip yang hadir bersama jajaran Ditjen Hortikultura, Kementerian Pertanian dan Ni Made Usmantari kembali memberikan agenda Bimtek untuk menambah ilmu dan keterampilan yang sangat bermanfaat bagi KWT. Apalagi pihaknya selama ini, sangat banyak dibantu dari pembibitan, perawatan sampai pemasaran. “Bantuan ini sangat bermanfaat bagi kami selama ini, terutana bagi ibu-ibu KWT untuk dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sisanya bisa kami jual, sehingga memiliki nilai ekonomi,” bebernya.
Sementara itu, Sekretaris Kadis Pertanian Tabanan, drh. I Made Arya mengakui Bimtek yang terus digenjot oleh Made Urip sangat mendukung upaya Pemkab Tabanan, agar tetap menjadi lumbung pangannya Bali. Apalagi ke depan harus bisa menyediakan pangan yang aman, sehat dan berkualitas, termasuk dalam rantai pemasaran. Selain itu, mampu menjaga ketahanan pangan, karena produksi tahun 2023 telah mengalami penurunan sekitar 12 persen. Hal ini telah menjadi atensi, agar bisa menemukan solusi guna menjaga kesediaan pangan, sehingga bisa dikonsumsi oleh seluruh masyarakat. Disadari selama ini ketersediaan pangan di Tabanan tetap surplus, sehingga bisa bertahan sebagai lumbung pangannya Bali. Hal itu tidak terlepas dari perjuangan Made Urip selama ini untuk membantu pengembangan sektor pertanian di Tabanan.
“Ke depan bagaimana kita juga bisa meningkat nilai jual di pasaran, sehingga tembus pasar ekspor. Salah satunya melalui Bimtek yang digelar bapak Made Urip ini, agar bisa mengubah mindset untuk menghasilkan produk yang bisa dipasarkan ke dunia global,” tandasnya. Di sisi lain, Setditjen Hortikultur yang diwakili Movida Siti Jubaedah, S.T.P., M.A., M.S.E., selaku Ketua Kelompok Perencanaan menyampaikan Bimtek yang dilaksanakan bersama Made Urip tersebut, untuk meningkatan produksi komoditas hortikultura, seperti cabe, bawang merah, bawang putih, dan lainnya termasuk tananam obat serta jahe. Dikatakan ke depan akan dibantu fasilitas Saprodi dan perlindungan horti beserta perubahan iklim. Selain itu, juga ada bantuan penumbuhan UMKM horti seperti prasarana maupun alat pascapanen dan pengolahan tananam horti.
Bahkan juga ada DAK (Dana Alokasi Khusus) untuk mendirikan unit greenhouse beserta sarana produksinya. Pihaknya berharap dari bantuan itu bisa dimanfaatkan oleh para petani di daerah, sehingga bisa diterapkan pertanian ramah lingkungan, sekaligus menambah daya saing hingga bisa tembus pasar mancanegara. “Untuk itulah, kami harapkan melalui Bimtek yang bekerja sama dengan bapak Made Urip ini, juga bisa dimanfaatkan dengan baik dan bisa diimplementasikan di lapangan,” pungkasnya. Saat membuka Bimtek, Made Urip mengaku sengaja menggelar Bimtek berkaitan dengan produk hortikultura, agar bisa menambah ilmu dan pengetahuan para anggota KWT di Tabanan. Apalagi sebelumnya banyak anggaran di sektor pertanian yang dipangkas akibat direfocusing untuk kepentingan lain, sehingga banyak bantuan P2L (Pekarangan Pangan Lestari) untuk KWT yang dialihkan untuk kepentingan lain.
Padahal dikatakan Anggota DPR RI terpilih 5 periode dengan 255.130 suara terbanyak di Dapil Bali dan ranking ke-7 nasional itu, akibat dihantam badai El Nino produksi pertanian terus mengalami penurunan, bahkan ketersediaan beras juga menurun sehingga negara harus melakukan impor. Hal ini menjadi tantangan bersama, sehingga kegiatan Bimtek ini sangat penting untuk mendorong ibu KWT untuk ikut menjaga ketahanan pangan, atau paling tidak di rumah tangga dengan menanam di pekarangan. Selain itu, perlu dilakukan diversifikasi pangan lokal, seperti sagu, jagung dan lainnya, agar tidak semuanya mengkonsumsi beras untuk mengantisipasi pertambahan penduduk yang terus meningkat ke depan. Apalagi lahan produktif terus tergerus akibat alih fungsi, sehingga produksi pangan akan terus menurun yang dapat mengancam ketahanan pangan. Di samping itu, produk pertanian juga harus dijaga agar bisa bersaing dan terus pasar dunia.
Apalagi selama pandemi Covid-19 sudah memberi pelajaran berharga, agar sektor pertanian ini juga harus dijaga dan dipertahankan dengan baik. Karena hanya sektor pertanian yang terbukti bisa tetap bertahan di tengah pertumbuhan ekonomi Bali yang sempat menurun, bahkan hampir minum 12 persen. “Untuk itulah saya harap agar Bimtek ini, agar bisa terus diikuti dengan baik dari awal sampai berakhir,” tandas M-U. ama/ksm