Tekan Biaya Logistik, ALFI Bali Harap Pelabuhan Benoa Lebih Cepat dan Murah
Denpasar, PancarPOS | Untuk menekan biaya logistik saat ini, Plt. Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Provinsi Bali, Anak Agung Bagus Bayu Joni Saputra, SE.MM., berharap Pelabuhan Benoa dibawah PT Pelindo III Regional Banyuwangi, Bali – Nusra bisa lebih cepat dan murah, agar arus barang lebih lancar dan semakin meningkat. Untuk itu para stakeholder diharap bisa duduk bersama untuk mencari solusi-solusi sehingga kinerja logistik semakin meningkat. Selain itu juga, digitalisasi perlu terus dikembangkan oleh anggota aktif ALFI Bali yang saat ini berjumlah 121.
“Selaku Ketua ALFI Bali kami terus mencari upaya bagaimana caranya logistik bisa lebih murah,” kata Joni Saputra ditemui di sela-sela acara Ramah Tamah Tahun Baru 2020 “Sinergi Maju Membangun Bali bersama Pemprov Bali: Tabah- Setia-Jujur” yang digelar Kadin Bali di Kantor Kadin Bali Jalan Melati, Denpasar, Sabtu (11/1/2020) siang. Pemerintah dalam membuat regulasi juga diharapkan bisa mempermudah kelancaran ekspor. Salah satunya yang dianggap strategis adalah Omnibus Law yang menyederhanakan aturan, dan memotong aturan yang menghambat investasi maupun pertumbuhan UMKM.
Baca | Sedot 400 Buyer, Kadin Bali Segera Gelar Bali Handicraft International Expo 2020
“ALFI Bali sangat mendukung visi Gubernur dengan Nangun Sat Kerthi Loka Bali dan program yang berorientasi peningkatan ekspor. Apalagi ALFI banyak bergerak di ekspor furniture dan handycraft,” tambahnya seraya menyebutkan, Indeks Kinerja Logistik (Logistics Performance Index/LPI) Indonesia terus membaik beberapa tahun terakhir dengan adanya sejumlah terobosan yang dilakukan pemerintah. Karena berdasarkan data dari Bank Dunia, LPI Indonesia tahun 2018 berada di level 3,15 dari skala 1-5. Semakin mendekati 5 mengindikasikan daya saing logistik suatu negara semakin baik. Sementara indeks daya saing logistik Singapura (4,0), Thailand (3,41), Vietnam (3,27) serta Malaysia (3,22).
“Adanya pembangunan infrastruktur jalan, pelabuhan termasuk penyederhanaan birokrasi sangat berpengaruh terhadap kinerja logistik di Tanah Air,” ujar Bayu Joni Saputra yang juga menjabat Wakil Ketua Umum (WKU) Kadin Bali Bidang Logistik dan Forwarder ini, sekaligus menambahkan dengan adanya terobosan tersebut posisi indeks kinerja logistik Indonesia yang sebelumnya berada di nomor 63 dunia, kini menjadi nomor 46. Meski diakui kalau di Asean, posisi Indonesia masih berada di bawah Singapura dan Malaysia, tetap optimis dengan pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan kinerja logistik akan semakin efisien dan lebih murah.
Baca | Cuma 5 Menit, Inovasi Baru Samsat Drive Thru Pertama di Tabanan
“Kita harap aka bisa meningkatkan daya saing. Perbaikan ini tentu sangat positif dan perlu terus dilakukan. Sebab di Bali sendiri, masih perlu peningkatan seperti di pelabuhan laut (Pelabuha Benoa, red),” beber Bayu Joni Saputra sembari menambahkan Logistik Indonesia berkontribusi sebesar 22,8 persen terhadap PDB (Produk Domestik Bruto). tim/jmg