Politik dan Sosial Budaya

Kandidat Dibatasi, Pemilih Berfikir Seribu Kali Datang ke TPS


Denpasar, PancarPOS – Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Bali, I Made Mudarta kembali meminta pemerintah untuk fokus menangani dan menanggulangi pandemi Covid-19. Untuk itu ia menegaskan sebaiknya Pilkada 2020 ditunda, selain untuk menjaga demokrasi agar tetap berjalan secara baik juga demi kesehatan masyarakat. “Kalau kita lihat aspirasi masyarakat seluruh Indonesia, para tokoh dan para ahli di bidangnya paham tentang Pemilu sesungguhnya berharap Pilkada ini ditunda. Sampai badai Covid-19 ini berlalu. Apalagi sekarang sudah ada kabar baik, bahwa beberapa Industri di dunia uji faksinnya sudah memasuki uji klinis ketiga,” ujar Mudarta di Denpasar, Senin (26/10/2020).

1bl#bn-26/10/2020

Untuk itu menurutnya sebaiknya Pilkada diundur sebelum pertengahan tahun 2021. Tujuannya agar masyarakat benar-benar bisa berpartisipasi untuk datang ke TPS. Selain itu masyarakat juga akan diberikan kesempatan untuk mengetahui program dan visi misi pasangan calon yang bertarung dengan lebih baik dibanding dilaksanakan saat pandemi seperti saat ini. Karena banyak disampaikan masyarakat hingga saat ini minim menerima informasi terkait Pemilu apalagi para calon atau kandidat yang juga sulit menjangkau masyarakat di bawah. “Saat ini semua terbatas sekali untuk berkumpul, maksimum 50 orang tidak boleh lebih. Kemampuan pasangan calon untuk turun dan bertatap muka menyampaikan program yang ditawarkan dan visi misi kepada masyarakat sangat terbatas. Begitu pula waktu kampanye sangat dibatasi. Bahkan mayoritas masyarakat kita belum tau akan ada Pilkada bulan Desember 2020,” ungkapnya.

Tentu saja aspirasi masyarakat yang berharap agar Pilkada diundur menurut pengusaha multi sektor itu sangat beralasan. Disamping memiliki tujuan untuk menyelamatkan legitimisi calon terpilih, untuk menghindari terjadinya angka Golput yang tinggi dibandingkan suara yang diraih pasangan calon pemenang Pemilu nantinya. Selain itu dipastikan masyarakat akan enggan datang ke TPS karena alasan kesehatan yang utama saat ini. “Tentu tingkat legitimasi kepada pasangan calon yang terpilih nanti sangat lemah sekali. Saya yakin, pasti tingkat partisipasi akan rendah. Karena masyarakat tentu akan berfikir tentang kesehatan, apalagi yang mereka berusia senja diatas 60 itu akan berfikir 1000 kali untuk datang ke TPS. Tentang peluang-peluang tentu dalam Pilkada yang diselenggaranan dalam Covid ini yang paling diuntungkan memang incumben atau seni incumben,” tegasnya.

1th#ik-11/10/2020

Disisi lain bagi pendatang baru atau penantang tentu pelaksanaan Pilkada di tengah pandemi menjadi peluang baru untuk menawarkan perubahan. Di tengah tidak sedikit calon incumnen dinilai gagal memimpin, terlebih dinilai tidak mampu menangani pandemi Covid-19 dan dampak sosial penyertanya. “Jadi tingkat kepuasan terhadap incumben sesungguhnya sangat rendah sekali, di bawah 50 bahkan 45. Ini adalah peluang bagi penantang untuk menyampaikan isu perubahan,” tegasnya. eja/ama

Baca Juga :

Tinggalkan Balasan


Back to top button