Makin Untung Gunakan KUR BRI, Geser Usaha Bee Jamur Naik Kelas

Denpasar, PancarPOS | Sektor pertanian merupakan sektor unggulan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian, pada khususnya sejak ekonomi anjlok akibat dampak pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. Sektor pertanian diharapkan dapat membangun pertumbuhan ekonomi secara baik, terutama dalam hal menyediakan lapangan kerja dan memberikan peluang pengembangan sektor pengolahan hasil pertanian atau agroindustri untuk meningkatkan pendapatan di tingkat wilayah. Salah satu daerah yang memiliki unit agroindustri cukup banyak di Provinsi Bali, yaitu Kota Denpasar. Fakta tersebut mengindikasikan persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, sehingga setiap pelaku usaha harus melakukan pengembangan produk yang dihasilkan dan memberikan jaminan atas kepuasan konsumen serta menjaga kualitas produknya. Tidak terkecuali usaha yang menjual jamur tiram, seperti usaha dari Bee Jamur juga ikut menangkap peluang dari pergeseran gaya hidup masyarakat yang menjadi bagian dari kebutuhan hidup mengingat jamur tiram memiliki banyak manfaat dan khasiat, Hal itu, juga membuat para pelaku bisnis ditantang untuk menciptakan suatu differensiasi unik dan positioning yang jelas, sehingga konsumen dapat membedakan dengan para pesaingnya. Untuk dapat bertahan dan berkembang, pengelola bisnis jamur tiram ini dituntut untuk mampu menciptakan keunggulan bersaing atas produk, pelayanan dan promosi dalam upaya memuaskan pelanggan dan menghadapi persaingan dalam bisnis ini. Faktor kualitas produk merupakan salah satu faktor atribut produk yang dipasarkan. Kualitas produk mencerminkan kemampuan produk untuk menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan, kemajuan, kekuatan, kemudahan dalam pengemasan, dan reparasi produk dan lainnya.

Usaha Jamur Bee yang dikembangkan oleh Ni Wayan Purnami Rusadi, sebagai pembudidaya jamur tiram mengakui kualitas produk memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Ia menyatakan kualitas produk memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Dikatakan, dari sekian banyak pilihan bertani dari rumah, budidaya jamur tiram merupakan salah satu opsi yang cukup menggiurkan. Selain tidak butuh lahan yang luas, budidaya jamur tiram juga cukup mudah dilakukan oleh pemula. Ni Wayan Purnami Rusadi atau yang akrab disapa Emick misalnya, merupakan salah satu dari sekian pembudidaya jamur tiram yang sukses. Emick sudah merintis budidaya ini sejak tahun 2012, dan telah menjual banyak produk. Emick mengakui awal mula terjun menekuni budidaya jamur, saat ia masih menjabat sebagai Ketua Karang Taruna Desa Peguyangan Kaja, Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali. Di akhir kepengurusan, alumni Magister Agribisnis Universitas Udayana, yang juga penerima Beasiswa Bakrie Graduate Fellowship dari Bakrie Center Foundation ini, merasa peluang pasar jamur tiram masih sangat luas dan potensial. Emick pun memutuskan untuk mengembangkan bisnis budidaya jamur secara mandiri yang diberi nama Bee Jamur dengan memanfaatkan teba atau pekarangan di sebelah barat rumahnya. Dalam menjalankan usaha Bee Jamur, Emick dibantu oleh seluruh keluarga dan teman-temannya. Bee Jamur tidak hanya menjual produk jamur saja, tapi juga melakukan edukasi dan workshop seputar jamur. Sebelum pandemi, usaha Bee Jamur yang dibudidayakan oleh entrepreneur muda kelahiran 21 Desember 1991 itu, juga rutin bekerja sama dengan Potme Farm untuk mengadakan workshop jamur dua minggu sekali dengan jumlah peserta maksimal 10 orang.
Emick mengungkapkan jamur tiram terdiri dari beberapa varietas yaitu, jamur tiram putih (Pleurotus Ostreatus), jamur tiram abu-abu (Pleurotus Cystidius), jamur tiram merah (Flabellatus) dan jamur tiram cokelat (Pleurotus Umbellatus) atau yang biasa juga dikenal sebagai jamur tiram raja, karena bentuknya yang besar. Sedangkan jamur tiram memiliki tudung yang menyerupai cangkang tiram yang menelungkup dan disangga oleh batangnya. Diameter dari tudung tersebut beragam yang memiliki kisaran antara 3 sampai dengan 15 cm. Jamur tiram abu-abu memiliki rasa yang manis dan memiliki tangkai yang tidak bercabang. Jika dibandingkan dengan tiram putih, maka tiram abu-abu memiliki ukuran diameter tudung yang lebih kecil. Sedangkan jamur tiram raja atau yang biasa juga dikenal dengan sebutan King Oyster, juga memiliki tangkai yang tidak bercabang. Tudung yang dimiliki jamur jenis ini relatif besar dengan warna kecokelatan dan pecah di bagian pinggirnya. Pada habitat alaminya dapat menemukan jamur di hutan. Biasanya jamur ini akan tumbuh di bawah pohon berdaun lebar atau tanaman berkayu. Jamur tiram menyukai tumbuh di tempat yang lembab, karena ia tidak membutuhkan banyak cahaya matahari untuk tumbuh. Mengutip usaha Bee Jamur skala rumah tangga yang dirintis oleh Emick, diketahui jenis jamur tiram yang paling banyak dibudidayakan adalah jamur tiram putih. Hal ini menyebabkan budidaya jamur tiram putih menjadi agribisnis yang memiliki peluang cukup besar. Diketahui selama 10 tahun terakhir nilai ekonomis dari jamur tiram putih terus meningkat. Namun, ia menjelaskan dalam melakukan budidaya jamur, suhu, dan temperature di sekitar area tempat budidaya masih menjadi kendala. Di samping itu, masalah lainnya adalah over produksi. Untuk mengatasi hal tersebut, Emick mengelola produksi jamur berlebih menjadi makanan olahan.

Emick ditemui di Denpasar, pada Rabu (24/4/2024) mengisahkan berkat budidaya jamur ini mendapatkan berbagai pengalaman berharga. Pada 2010, bisnis jamur telah membawanya ke Jakarta untuk pertama kali, guna mengikuti lomba. Berkat jamur pula, Emick berhasil memperoleh sejumlah penghargaan di bidang kewirausahaan. Di tahun 2014 Emick meraih penghargaan sebagai juara 1 sebagai Wirausaha Muda Disdikpora Propinsi Bali. Kemudian 1 tahun berselang, tepatnya pada 2015, Emick mendapat kesempatan pergi ke Milan untuk menghadiri acara The Slow Food Youth Network. Di sana Emick mengaku mencicipi jamur termahal di dunia. “Waktu dapat beasiswa ke Milan dalam acara The Slow Food Youth Network, Aku sempat nyobain jamur truffle, di mana jamur truffle itu adalah jamur termahal di dunia,” kata Dosen Politeknik Nasional itu. Jelajah Emick ke luar negeri tidak berhenti sampai di Milan, 2 tahun kemudian setelah dari Milan, Emick mendapat undangan dari pemerintah China untuk mempresentasikan usahanya. Dengan sejumlah prestasi yang dia torehkan, Emick berharap agar ke depannya budidaya jamur tiram dapat dikenal oleh lebih banyak orang. “Ke depannya semoga orang-orang menghargai hasil pangan yang petani hasilkan. Semoga orang-orang lebih peduli dengan bahan pangan yang mereka konsumsi,” kenang Emick. Usaha Bee Jamur yang dimiliki Emick, juga sukses meraih Penghargaan Perempuan Berjasa dan Berprestasi serangkaian Peringatan Hari Kartini yang diselenggarakan oleh Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM) yang dilaksanakan secara hybrid, atau daring di Istana Negara Jakarta dan luring di Kantor Gubernur Bali, pada Kamis (21/4/2022). Pelaksanaan kegiatan ini dihadiri secara daring oleh Pembina OASE-KIM, Ibu Hj Iriana Joko Widodo dan Ibu Hj Wury Estu Ma’ruf Amin serta secara luring dihadiri Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dan Istri Tjok Putri Hariani Ardhana Sukawati, serta Walikota Denpasar IGN Jaya Negara bersama Ny Sagung Antari Jaya Negara dan seluruh Bupati serta Ketua TP PKK se-Bali. Mengenai Penghargaan Perempuan Berjasa dan Berprestasi, Emick menyampaikan penghargaan yang diterimanya itu, akan menjadi penyemangat dan motivasi untuk terus berkarya.
Berkat kerja keras dibekali dengan ilmu yang dimiliki dan dukungan keluarga dan teman-temannya itu, kini usaha Bee Jamur sudah memiliki banyak pembeli dengan pesanan yang melimpah. “Pemasarannya masih banyak secara offline atau dijual ke pengolahan jamur, baik rumah makan, dan UMKM yang memang bahan baku atau bahan utamanya, berupa jamur tiram yang diolah sebagai jamur crispy, atau bakso jamur. Kalau pembelinya dominan dari Kota Denpasar dan beberapa dari Badung, maupun Gianyar,” paparnya. Ke depan ia ingin bisa menambah kapasitas produksi usaha, sekaligus pengembangan pengolahan yang dibutuhkan ketika panen jamur melimpah, sehingga memiliki daya tahan yang lebih lama. Apalagi jamur tiram putih merupakan jamur yang mudah untuk dibudidayakan. Hingga saat ini, Jamur tiram putih yang lebih banyak dikembangkan dalam media substrat kayu yang telah dikemas dalam kantong plastik yang kemudian diinkubasi dalam rumah jamur atau rumah kumbung. Ia mengakui usahanya bisa terus berkembang dengan kapasitas kumbung 6 ribu demplot, sehingga jika semua jamurnya panen rata-rata akan menghasilan 12 sampai 20 kilogram per harinya. Saat ini harga jualnya sekitar Rp25 ribu per kilogram, sehingga omzetnya rata-rata setiap 3 bulan sekali dalam satu periode akan meraup keuntungan bersih sebanyak Rp12 juta atau kurang lebih Rp4 juta per bulan. Oleh karena itulah, ia yang didukung oleh seluruh keluarga terutama ibunya, Ni Nyoman Wahyuteni memberanikan diri untuk mencoba pinjaman kredit usaha rakyat atau KUR dari BanK Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., atau BRI sebanyak Rp100 juta pada tahun 2022. “Kami sangat tertarik sekali dengan KUR dari BRI, karena bunganya sangat rendah dan bisa membantu pengembangan usaha Bee Jamur,” tegas Wahyuteni, seraya sebagai salah satu UMKM Binaan BRI, mengakui usaha Bee Jamur kian berjalan mulus dan terus bergeser hingga naik kelas. Baginya menjadi mitra BRI adalah keuntungan besar. Bahkan bisa makin untung, karena tidak ada kerugian yang pernah dia alami selama ini. “BRI tidak hanya memberikan pinjaman tanpa tanggungjawab, melainkan turut membina usaha kami,” imbuhnya.

Usaha Bee Jamur juga tumbuh melalui berbagai pelatihan, karena juga dibina oleh BRI sehingga bisa terus menunjang perkembangan usahanya. Di sisi lain, jamur tiram memang sedang gencar-gencarnya dibudidayakan. Hal ini dikarenakan peluang usaha yang cukup besar, selain semakin meningkatnya selera masyarakat terhadap jamur tiram dan didukung dengan daya beli konsumen yang tinggi terhadap jamur tiram. Selain itu, karena maraknya gerakan vegetarian yang banyak menggunakan jamur tiram sebagai bahan utamanya yang dapat diolah dengan beragam dan karena rasanya yang enak. Untuk itulah, BRI terus berkomitmen mengantarkan UMKM dari budidaya jamur tiram, agar bisa bergeser menjadi naik kelas. Salah satunya melalui dukungan permodalan melalui program KUR. Pemimpin Cabang BRI Gajah Mada, Yoggi Pramudianto Sukendro menegaskan KUR BRI telah terbukti banyak memberikan manfaat dalam mendongkrak perekonomian UMKM. Terlebih saat pandemi Covid-19 waktu lalu. Karena KUR menjadi sumber modal baru pelaku usaha untuk memutar roda bisnisnya. Di samping itu, respon positif dari masyarakat akan kehadiran KUR dengan suku bunga rendah, yakni minimal 6 persen per tahun, menyebabkan penyerapan KUR dapat semakin dimaksimalkan. Respon tersebut disambut baik oleh BRI dengan memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan KUR baik yang diajukan melalui Unit Kerja BRI maupun secara online. “Kami optimistis semua KUR ini dapat diserap dengan cepat, karena masih tingginya antusiasme masyarakat untuk mengembangkan usaha,” ungkapnya. Sebagai pemain utama, ia menegaskan BRI telah memastikan untuk menyalurkan KUR sesuai dengan kebijakan yang ada. Menurutnya, instrumen kebijakan tersebut membuat bank menjadi patuh dalam menyalurkan KUR. Bukan hanya demi kepatuhan, BRI memiliki komitmen menyalurkan KUR maupun kredit UMKM lain untuk membantu pengusaha mikro-kecil naik kelas. Oleh karena itu, selain memacu kredit mikro, BRI konsisten berkomitmen mendampingi pelaku UMKM agar dapat tumbuh dan naik kelas.
BRI menilai UMKM bukan hanya butuh bantuan permodalan. UMKM juga perlu pendampingan dan edukasi agar mampu mengembangkan usaha lebih maksimal. “Artinya betul-betul mendampingi bagaimana UMKM menjalankan usahanya. Bahkan sekarang sampai di level ultra mikro meningkat ke mikro, meningkat ke kecil, menengah dan seterusnya,” katanya. BRI telah menyiapkan beberapa program unggulan, agar UMKM naik kelas di antaranya, Growpreneur (program aktivasi pemberdayaan dan pendampingan bagi UMKM), BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR, pendampingan dan pemberdayaan melalui Rumah BUMN, hingga Pengusaha Muda BRILian. Melalui berbagai program tersebut, BRI pun turut menghadirkan layanan jasa perbankan yang cepat (fast), mudah (simple) dan aman (secure) kepada UMKM. Selain itu, syarat pengajuan KUR Mikro BRI sangat mudah, masyarakat bisa datang ke unit kerja BRI dengan membawa Identitas diri seperti E-KTP, Kartu Keluarga, Akta Nikah (bagi yang sudah menikah), IUMK atau Surat Keterangan Usaha atau Surat Keterangan Domisili Usaha dan rekomendasi atau izin lain yang diperlukan. Alternatif lainnya, masyarakat bisa mengajukan melalui kurbali.com yang merupakan kerjasama Pemerintah Provinsi Bali, OJK Regional 8 Bali Nusra, dan Bank penyalur untuk memfasilitasi masyarakat mengajukan KUR lewat online. Selain itu, pengajuan KUR online juga bisa melalui kur.bri.co.id. Cara online ini lebih praktis karena masyarakat tidak perlu datang ke Bank saat pengajuan. “Cara lainnya yaitu melalui Agen BRILink, dimana dokumen pengajuan nantinya akan direferensikan oleh Agen BRILink kepada petugas BRI untuk diproses,” pungkasnya. ama/ksm
