Daerah

Kesuma Kelakan: Pentingnya Penanaman 4 Pilar Kebangsaan bagi Generasi Bangsa


Denpasar, PancarPOS | Universitas Dwijendra Denpasar menjadi saksi berlangsungnya acara sosialisasi tentang pentingnya penanaman 4 Pilar Kebangsaan bagi generasi bangsa. Kegiatan yang dilaksanakan pada Senin pagi ini, dihadiri oleh ratusan mahasiswa, dosen, serta sejumlah tokoh penting, termasuk Rektor Universitas Dwijendra, Ketua Yayasan, dan Pembina Yayasan. Acara ini dihadiri oleh narasumber utama, I.G.N. Kesuma Kelakan, S.T., M.Si, Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan sekaligus Anggota Badan Pengkajian MPR RI, yang memberikan pemaparan terkait pentingnya penanaman 4 Pilar Kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan generasi muda.

Pentingnya 4 Pilar Kebangsaan bagi Kelangsungan Bangsa Indonesia

Dalam pemaparannya, I.G.N. Kesuma Kelakan menegaskan bahwa Indonesia, sebagai negara besar yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 oleh Bung Karno dan Bung Hatta, memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya negara yang sangat potensial. Keunggulan-keunggulan ini meliputi keunggulan geografis dengan kekayaan alam yang melimpah, keunggulan demografis berupa sumber daya manusia (SDM), keunggulan sosial budaya yang sangat beragam, hingga keunggulan ideologis yang tercermin dalam Pancasila sebagai dasar negara.

I.G.N. Kesuma Kelakan, S.T., M.Si, Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan sekaligus Anggota Badan Pengkajian MPR RI, usai memberikan pemaparan terkait pentingnya penanaman 4 Pilar Kebangsaan. (foto: ist)

Kesuma Kelakan menjelaskan bahwa Pancasila, sebagai dasar negara, menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia yang tidak hanya mengikat secara politis tetapi juga membentuk karakter dan jati diri bangsa. “Filosofi Pancasila mencerminkan jati diri nasional, jiwa bangsa, serta dasar kerohanian negara. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila seharusnya menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai bangsa Indonesia,” ujar Kelakan.

Ia juga mengingatkan bahwa dalam menghadapi globalisasi yang semakin berkembang pesat, penanaman nilai-nilai Pancasila sangat penting agar bangsa Indonesia tidak tergerus oleh arus perubahan zaman yang cepat. “Globalisasi membawa dampak positif maupun negatif, termasuk dalam bidang politik, ekonomi, ideologi, dan sosial budaya. Salah satu dampak besar dari globalisasi adalah pertemuan antarbudaya yang memungkinkan terjadinya perubahan sosial besar-besaran. Namun, tidak semua perubahan tersebut selaras dengan nilai-nilai luhur bangsa kita,” tambah Kelakan.

Membangun Nasionalisme Sejak Dini

Kelakan mengungkapkan bahwa untuk menghadapi tantangan globalisasi, salah satu langkah penting yang harus dilakukan adalah menanamkan rasa nasionalisme pada generasi muda sejak dini. Rasa cinta tanah air yang kuat dan pemahaman yang baik tentang nilai-nilai Pancasila akan membentuk generasi yang memiliki identitas yang kokoh sebagai bangsa Indonesia. “Jika kita terlambat dalam menanamkan nasionalisme kepada generasi muda, kita bisa kehilangan generasi yang memiliki rasa cinta tanah air yang kuat. Oleh karena itu, pendidikan tentang Pancasila dan nasionalisme harus dimulai dari bangku sekolah dasar,” tegas Kelakan.

Ia juga menambahkan bahwa sosialisasi empat pilar kebangsaan harus menjadi agenda penting yang diperkenalkan kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama generasi muda. Hal ini akan membantu menciptakan kesadaran akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah perbedaan yang ada. “Empat pilar kebangsaan ini, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, harus dijunjung tinggi oleh setiap elemen bangsa Indonesia. Semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun lembaga pendidikan, harus bekerja sama dalam menanamkan nilai-nilai ini kepada generasi muda,” ungkapnya.

Globalisasi dan Tantangannya terhadap Identitas Nasional

Salah satu dampak globalisasi yang dikhawatirkan adalah adanya ancaman terhadap identitas nasional. Dalam era digital dan keterbukaan informasi saat ini, banyak nilai-nilai asing yang masuk dan berpotensi memengaruhi budaya lokal. Oleh karena itu, penting bagi bangsa Indonesia untuk memiliki filter budaya yang kuat, agar identitas bangsa tetap terjaga.

Kelakan menekankan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, yang berlandaskan pada gotong royong, keadilan sosial, dan penghargaan terhadap kemanusiaan, dapat menjadi benteng yang kokoh terhadap pengaruh negatif globalisasi. “Pancasila bukan hanya untuk masa lalu, tetapi untuk masa depan. Ia adalah ideologi yang dapat membimbing kita menghadapi tantangan zaman, sekaligus membangun masa depan yang lebih baik,” tambahnya.

Pancasila sebagai Pondasi Pembentukan Karakter Bangsa

Kelakan juga menyoroti pentingnya penanaman nilai Pancasila dalam pembentukan karakter generasi muda. Ia menyatakan bahwa pendidikan karakter yang berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dapat menjadi fondasi untuk membentuk generasi yang memiliki integritas, disiplin, dan rasa tanggung jawab terhadap negara. “Jika kita ingin melihat bangsa Indonesia maju, kita harus memastikan bahwa generasi muda kita tumbuh dengan karakter yang kuat dan berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila,” tegas Kelakan.

Rektor Universitas Dwijendra, Prof. Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., MMA, dalam sambutannya, turut menyatakan dukungannya terhadap sosialisasi empat pilar kebangsaan. Menurutnya, Universitas Dwijendra memiliki komitmen untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki kesadaran yang tinggi terhadap nilai-nilai kebangsaan. “Kami percaya bahwa mahasiswa harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang Pancasila dan empat pilar kebangsaan agar mereka bisa menjadi agen perubahan yang membawa Indonesia menuju kemajuan yang lebih baik,” ujarnya.

Harapan untuk Generasi Muda Indonesia

Dalam penutupan acara, I.G.N. Kesuma Kelakan kembali mengingatkan bahwa penanaman nilai Pancasila bukanlah tugas yang bisa diserahkan hanya kepada satu pihak saja. “Pendidikan Pancasila adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan keluarga. Hanya dengan kerja sama yang solid, kita bisa memastikan bahwa nilai-nilai kebangsaan tetap terjaga dan diteruskan ke generasi penerus,” katanya.

Melalui kegiatan ini, diharapkan para mahasiswa yang hadir dapat memahami dengan lebih baik pentingnya empat pilar kebangsaan dalam menjaga kelangsungan dan keharmonisan bangsa Indonesia. Dengan pemahaman yang kuat tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, generasi muda Indonesia diharapkan dapat mewujudkan cita-cita bangsa yang luhur, yaitu menciptakan Indonesia yang adil, makmur, dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyatnya.

Pancasila bukan hanya untuk dikenang, tetapi untuk diwujudkan dalam tindakan nyata. Oleh karena itu, sudah saatnya bagi seluruh elemen bangsa Indonesia untuk bersama-sama menjaga dan menanamkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Hanya dengan cara ini, Indonesia akan tetap menjadi bangsa yang besar, berdaulat, dan bersatu. ama/ksm/ke



MinungNews.ID

Saluran Google News PancarPOS.com

Baca Juga :



Back to top button