Keras dan Tegas, Gubernur Bali Terpilih Wayan Koster Janjikan Perubahan Besar di Periode Kedua

Denpasar, PancarPOS | Gubernur Bali terpilih, Wayan Koster, berkomitmen untuk memimpin Bali dengan keras dan tegas di periode kedua kepemimpinannya yang dimulai pada tahun 2025. Dalam sebuah pernyataan yang penuh keyakinan dan semangat, Koster mengungkapkan berbagai program ambisius yang telah dipersiapkan untuk membawa Bali menuju perubahan besar, serta mengatasi sejumlah masalah yang selama ini mengganggu kenyamanan dan keberlanjutan pulau dewata ini.
Menurut Koster, saat ini telah ada tim yang bekerja dengan intens untuk mengeksekusi kebijakan-kebijakan yang akan segera diluncurkan setelah dirinya dilantik. Fokus utama dari periode kedua ini adalah menata Bali secara menyeluruh dan mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Koster menegaskan bahwa ia tidak ingin Bali hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga tempat yang nyaman dan maju untuk semua kalangan.
Mengatasi Masalah Wisatawan dan Infrastruktur
Salah satu masalah besar yang ingin diselesaikan Koster adalah keberadaan wisatawan yang berperilaku tidak sesuai dengan norma lokal, seperti turis yang menggunakan sepeda motor sembarangan. Koster dengan tegas menyatakan, “Saya tidak ingin ada turis naik motor sembarangan. Ini sudah menjadi masalah yang perlu segera diatasi karena merusak citra Bali sebagai destinasi wisata yang aman dan nyaman,” tegas Koster di Kantor DPD PDI Perjuangan, pada Jumat sore (24/1/2025).
Selain itu, masalah turis yang bekerja secara ilegal di Bali juga menjadi sorotan utama dalam kebijakan Koster. Ia berencana untuk memperketat pengawasan terhadap pekerja asing yang tidak memiliki izin kerja yang sah. “Bali harus lebih fokus pada pengelolaan yang lebih baik, baik itu dalam hal tenaga kerja, ataupun sektor pariwisata yang harus berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Gubernur Koster juga bertekad untuk menuntaskan masalah keberadaan vila dan hotel ilegal yang selama ini berkembang tanpa izin. Fenomena ini tidak hanya merugikan pendapatan daerah, tetapi juga merusak tata ruang dan merugikan para pengusaha yang telah beroperasi secara sah. “Kami akan menertibkan vila dan hotel ilegal yang selama ini merusak tatanan dan kenyamanan di Bali,” tegasnya.
Kemacetan dan Sampah Jadi Prioritas
Masalah kemacetan lalu lintas di Bali juga menjadi salah satu hal yang ingin segera diselesaikan oleh Koster. Menurutnya, kemacetan bukan hanya mengganggu kenyamanan warga dan wisatawan, tetapi juga memberikan dampak buruk terhadap perekonomian dan lingkungan. “Kami akan merancang kebijakan yang lebih baik untuk mengurangi kemacetan, baik itu dengan pembangunan infrastruktur yang lebih memadai maupun dengan sistem transportasi yang lebih teratur,” ujar Koster.
Selain kemacetan, masalah sampah juga menjadi perhatian utama dalam periode kedua kepemimpinan Koster. Ia menilai, pengelolaan sampah di Bali masih jauh dari harapan dan perlu perbaikan yang signifikan. “Sampah bukan hanya masalah lingkungan, tapi juga berdampak pada citra Bali sebagai destinasi wisata. Oleh karena itu, pengelolaan sampah akan menjadi prioritas utama dalam lima tahun ke depan,” jelasnya.
Visi untuk Bali 100 Tahun ke Depan
Koster tidak hanya berpikir untuk jangka pendek. Ia sudah merancang strategi jangka panjang untuk Bali, dengan fokus utama pada keberlanjutan dan pembangunan yang inklusif. “Kami sedang mempersiapkan strategi untuk Bali 100 tahun ke depan. Hal ini sangat penting karena kita harus memikirkan Bali dalam skala waktu yang lebih panjang, tidak hanya untuk 5 tahun ke depan,” ungkap Koster.
Dalam visi jangka panjangnya, Koster berharap Bali akan menjadi lebih mandiri, memiliki infrastruktur yang memadai, dan dapat mengelola sektor pariwisata serta ekonomi secara berkelanjutan tanpa merusak lingkungan. “Kami harus memikirkan masa depan Bali yang lebih baik, dan ini tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Lima tahun ini tidak cukup, saya akan bekerja keras untuk membawa Bali menuju arah yang lebih baik,” tegasnya.
Kerja Keras untuk Bali yang Lebih Baik
Meskipun tantangan besar menanti, Koster percaya bahwa ia dan timnya akan mampu menjalankan program-program tersebut dengan tegas dan cepat. Ia mengungkapkan bahwa meskipun banyak hal yang harus dilakukan dalam waktu singkat, ia yakin dengan kerja keras, Bali bisa mencapai kemajuan yang signifikan.
“Saya sudah menghitung bahwa lima tahun ini tidak akan cukup untuk menyelesaikan semua masalah, sehingga kami akan bekerja lebih cepat dan lebih keras lagi dari periode kedua ini. Kami ingin memastikan bahwa ketika saya selesai menjabat, pengganti saya tidak akan terlalu terbebani dengan masalah yang ada,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Permohonan Maaf dan Harapan di Periode Kedua
Pada kesempatan tersebut, Koster juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Bali jika selama periode pertama terdapat kekurangan dalam pelaksanaan kebijakan. Ia berharap, dengan berjalannya waktu dan adanya perbaikan yang lebih baik, masyarakat Bali dapat melihat perubahan nyata yang lebih positif.
“Saya memohon maaf jika ada kekurangan dalam periode pertama saya. Ke depan, saya akan lebih maksimal dalam menjalankan amanah ini. Saya harap semua masyarakat Bali dapat mendukung kebijakan-kebijakan yang akan kami jalankan,” ujar Koster.
Dengan komitmen yang keras dan tegas, serta visi jangka panjang yang ambisius, Wayan Koster siap membawa Bali menuju arah yang lebih baik. Namun, ia juga mengingatkan bahwa perubahan besar ini tidak akan mudah, dan akan memerlukan dukungan serta kerja sama dari seluruh elemen masyarakat Bali.
“Bali harus maju, dan untuk itu, saya harus bekerja keras. Sangat sulit mencari gubernur seperti saya ini, dan saya akan berusaha menanamkan dasar yang kuat agar Bali tidak mengalami kemunduran di masa depan,” tandasnya.
Koster menutup sambutannya dengan optimisme bahwa dalam periode kedua ini, Bali akan menjadi lebih baik, lebih tertata, dan lebih siap untuk menghadapi tantangan masa depan. ama/ksm
