BI Optimisme Konsumen Bali Masih Terjaga, Didukung Momentum Hari Keagamaan dan Stabilitas Harga

Denpasar, PancarPOS | Optimisme konsumen di Provinsi Bali pada Mei 2025 tercatat masih berada pada level positif, meskipun sedikit mengalami perlambatan. Hal ini tercermin dari hasil Survei Konsumen yang dilakukan Bank Indonesia Provinsi Bali, yang menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat sebesar 126,3, tetap berada pada zona optimis (indeks >100).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menjelaskan bahwa survei ini secara rutin dilakukan setiap bulan untuk memantau tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi mereka ke depan.
“Survei Konsumen merupakan salah satu alat penting untuk membaca persepsi dan harapan masyarakat terhadap perekonomian. Meskipun terjadi sedikit perlambatan, kepercayaan konsumen Bali terhadap kondisi ekonomi masih cukup kuat,” ujar Erwin di Denpasar.
Penurunan IKK terutama disebabkan oleh turunnya dua komponen utama, yakni Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dari 121,3 menjadi 116,8 (turun 3,7% mtm) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dari 138,2 menjadi 135,8 (turun 1,7% mtm). Hal ini dipengaruhi oleh persepsi masyarakat terkait semakin ketatnya persaingan usaha, terutama di sektor akomodasi dan makan minum, khususnya di unit usaha seperti kafe.
Selain itu, konsumsi masyarakat juga mengalami pergeseran. Mereka lebih memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan primer seperti makanan, minuman, serta perlengkapan upacara keagamaan dalam rangka perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Waisak dan Kenaikan Yesus Kristus, dibandingkan pembelian barang tahan lama.
Namun demikian, baik IEK maupun IKE masih berada pada level optimis (>100), mencerminkan bahwa ekspektasi masyarakat terhadap prospek ekonomi tetap terjaga.
Dari sisi positif, optimisme konsumen turut ditopang oleh meningkatnya Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja yang naik 0,4% (mtm) menjadi 122,5, khususnya di sektor konstruksi. Peningkatan ini dipicu oleh bertambahnya proyek pembangunan yang mendorong permintaan tenaga kerja, terutama buruh bangunan.
Selaras dengan perlambatan IKK, inflasi Provinsi Bali pada Mei 2025 tercatat sebesar -0,47% (mtm), turun dari 0,73% pada April 2025. Berdasarkan data PT Angkasa Pura, jumlah wisatawan yang datang ke Bali pada Mei 2025 mengalami penurunan sebesar -1,9% (mtm), atau setara dengan 1,02 juta orang. Hal ini turut menurunkan permintaan barang dan jasa, sehingga ikut menekan inflasi.
Dalam rangka menjaga konsumsi dan daya beli masyarakat, Bank Indonesia bersama pemerintah daerah terus memperkuat upaya stabilisasi harga dan pasokan, termasuk melalui operasi pasar murah dan pemantauan harga pangan strategis.
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia juga telah mengimplementasikan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) sejak 1 April 2025. Kebijakan ini bertujuan mendorong penyaluran kredit/pembiayaan dari sektor perbankan ke sektor-sektor prioritas yang berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.
“Sinergi antara Bank Indonesia, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sangat krusial dalam menjaga stabilitas harga serta daya beli masyarakat. Inflasi yang terkendali akan memperkuat konsumsi rumah tangga, mendorong investasi, dan menopang aktivitas ekonomi Bali secara keseluruhan,” tutup Erwin. mas/ama
