Program Desa BRILian Dongkrak Ekonomi Desa Kukuh Sebagai “Desa Digital”
Tabanan, PancarPOS I Perkembangan ekonomi tak hanya terjadi di kota-kota besar saja. Masyarakat yang tinggal di pedesaan pun diharapkan dapat mengembangkan, bahkan membangkitkan kembali ekonomi yang tertinggal dari daerah lainnya. Hal inilah yang melatarbelakangi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., atau BRI membangun Desa BRILian sebagai program inkubasi desa yang bertujuan untuk menghasilkan role model dalam pengembangan desa. Sejak tahun 2020, program Desa BRILian telah melakukan pemberdayaan desa yang aktif berinisiatif serta berkomitmen maju melalui program-program yang telah direncanakan. Program Desa BRILian yang diinisiasi oleh BRI selaku Holding Ultra Mikro (UMi) telah mampu mendongkrak perekonomian desa. Peningkatan tersebut terbukti dari beberapa indikator aktivitas perbankan yang dicatat BRI. Di samping itu, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun dari program ini meningkat tajam. Tak hanya itu, masyarakat desa yang semula belum berani mengambil kredit, terutama KUR (Kredit Usaha Rakyat), juga mendapatkan pembinaan dalam program ini. Berkat adanya Desa BRILian ini, pelaku usaha yang ingin mengembangkan bisnisnya mulai sadar untuk merapikan administrasi dan mengembangkan kewirausahaan, agar layak mendapatkan kredit dari perbankan. Bahkan BRI juga turut mendukung transformasi digital di Desa BRILian dengan transaksi ekonomi melalui Agen BRILink. Seperti di Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Bali yang terpilih sebagai salah satu Desa BRIlian, karena telah melakukan inovasi digitalisasi guna memaksimalkan pelayanan di kantor desa. Pada Tahun 2023 lalu, Desa Kukuh juga ditetapkan sebagai 15 Desa Terbaik New Desa BRILian 2023 Bach 2. Atas capaian tersebut, Desa Kukuh berkesempatan mendapatkan apresiasi penghargaan dari BRI, sertifikat, serta pendampingan lapangan secara langsung dari Tim Universitas Padjadjaran. Selain itu, sebagai 15 desa terbaik, Desa Kukuh saat pendampingan akan mendapatkan kesempatan meraih apresiasi tambahan dari BRI.
Meskipun tergolong berada jauh di pinggiran kota, Desa Kukuh yang terletak sekitar 6,2 kilometer atau sekitar 12 menit perjalanan dari Kota Tabanan itu, ternyata sudah akrab dengan digitalisasi. Bahkan, desa ini mendapat julukan sebagai “Desa Digital”, lantaran memiliki sistem pelayanan yang semuanya digitalisasi. Oleh karena itu, seluruh masyarakat yang menggunakan smartphone atau komputer dan telah terkoneksi internet, dapat memanfaatkan fitur web sistem informasi Desa Kukuh yang dibangun dengan aplikasi OpenSID untuk melakukan layanan surat menyurat secara mandiri di https://sid.kukuh.desa.id. Sistem itu, juga diaplikasikan untuk mempercepat pelayanan dan menjamin akurasi data berbasis desa. Bahkan, Desa Kukuh sejak Tahun 2020 lalu, secara berkelanjutan melakukan inovasi untuk percepatan pelayanan kepada masyarakat dan pemutahiran data skala desa. Kendati cukup lama berproses, namun akhirnya sejak akhir tahun 2021, Pemerintah Desa Kukuh telah memiliki data kependudukan mutahir dan pelayanan administrasi kependudukan skala desa yang cepat dan akurat. Tentu tidak hanya itu saja, proses inovasi di Desa Kukuh dilakukan secara terpola dengan memberdayakan para stakeholder yang telah bekerja sama dengan desa yang hingga kini masih terus dilakukan. Kepala Desa atau Perbekel Desa Kukuh, I Nyoman Widhi Adnyana, S.Kom., M.Pd., mengatakan pemanfaatan digitalisasi layanan di kantor desa merupakan wujud penerapan sistem pemerintahan yang modern. Digitalisasi memudahkan warga desa mengakses layanan, seperti administrasi kependudukan. “Digitalisasi ini, memudahkan urusan persuratan perangkat desa. Awalnya digitalisasi di Desa Kukuh sudah dimulai sejak 2021 dan telah membantu warga kami yang berjumlah 2.445 jiwa. Dengan digitalisasi, kami dapat melakukan pelayanan yang cepat, akurat, dan valid,” ujar Man Widhi, sapaan akrabnya itu, saat ditemui di Kantor Desa Kukuh, pada Selasa (9/4/2024).
Perjalanan panjang Pemerintah Desa Kukuh dalam hal inovasi sebagai Desa Digital, akhirnya membuahkan hasil. Tepat di puncak HUT ke-529 Kota Tabanan, pada Selasa (29/11/2022), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Tabanan mengumumkan dan menetapkan Desa Kukuh, sebagai Desa Terbaik dalam Inovasi Pelayanan Pemerintahan Desa se-Kabupaten Tabanan Tahun 2022. Atas capaian tersebut, Pemkab Tabanan memberikan apresiasi dan tanda penghargaan kepada Pemerintah Desa Kukuh. Tanda penghargaan diserahkan langsung oleh Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., dan diterima oleh Perbekel Desa Kukuh. I Nyoman Widhi Adnyana, S.Kom., M.Pd., di halaman depan Kantor Bupati Tabanan. Indikator Penilaian Desa Terbaik dalam Inovasi Pelayanan Pemerintahan Desa Se-Kabupaten Tabanan Tahun 2022, meliputi 9 Indikator, yakni Penggunaan Teknologi Tepat Guna, Desa Open Defecation Free (ODF), Kerja Sama Desa, Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, Batas Desa, Posyandu, BUMDes, Penyelenggaraan Pemerintahan Desa serta Inovasi Desa. Atas capaian dan penghargaan yang diterima tersebut, merupakan sebuah apresiasi dan motivasi bagi Pemerintah Desa Kukuh untuk tetap menjaga irama dalam berinovasi demi peningkatan kualitas pelayanan bagi masyarakat di Desa Kukuh. “Penghargaan itu, kami persembahkan kepada seluruh masyarakat Desa Kukuh, dan tentunya menjadi motivasi bagi kami untuk selalu berinovasi dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan di desa, sehingga pelayanan yang kita berikan kepada masyarakat menjadi semakin berkualitas, efektif dan tidak menyusahkan masyarakat. Bagi kami inovasi adalah suatu keharusan, karena tuntutan era ke depan semakin menantang kita untuk berinovasi atau akan punah. Kami mungkin belum seberapa saat ini, tapi kami akan berusaha selalu untuk menjadi lebih baik lagi,” tegasnya.
Salah satu pelayanan yang diunggulkan Desa Kukuh, adalah keterbukaan dalam informasi publik melalui aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) yang dapat diakses semua warga desa. Dalam SID, masyarakat dapat melihat kevalidan data penduduk dan potensi desa. Menurutnya, kevalidan data kependudukan merupakan intisari digitalisasi desa. Apalagi banyak desa tidak melakukan pencatatan kependudukan dengan baik, sehingga data warga desa jarang ada yang valid. “Di desa kami, penduduk yang lahir, datang, dan mati langsung kami update setiap hari,” terangnya. Aplikasi SID, juga dimanfaatkan untuk sarana promosi berbagai usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Desa Kukuh. Tidak hanya sebatas UMKM kuliner, juga ada jasa servis atau tambal ban miliki warga Desa Kukuh. Digitalisasi lain yang juga jadi keunggulan desa, adalah Sistem Informasi Kebencanaan Desa Kukuh atau Sikadek. Aplikasi ini akan memberikan notifikasi kepada warga desa, misalnya ketika ada gempa atau hujan angin. “Notifikasi ini semacam peringatan, agar warga dapat menghindari tempat yang dapat menimbulkan bencana itu,” beber mantan Dosen STIKI atau Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia Denpasar itu. Di sektor kesehatan, Pemerintah Desa Kukuh memperhatikan kesehatan warga lanjut usia atau lansia. Perangkat desa juga menyediakan ini yang dibuktikan dengan adanya layanan screening kesehatan dasar bagi lansia nonproduktif secara door to door. Warga desa yang berprofesi sebagai tenaga medis dan paramedis, lanjutnya juga diajak sebagai tim untuk melakukan pemeriksaan kesehatan lansia di Desa Kukuh. Inovasi di sektor pertanian dan kesehatan, juga tak luput dari perhatian Desa Kukuh. Sebagai potensi unggulan, Desa Kukuh menerapkan sistem pertanian terintegrasi. “Dalam sistem pertanian terintegrasi semua pihak yang ada di desa, seperti pemerintah desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), penyuluh pertanian lapangan (PPL), dan petani, berkontribusi dalam pengembangan pertanian di Desa Kukuh,” terangnya. Desa Kukuh memberikan kebijakan dan bantuan, berupa peralatan tani, seperti traktor tangan untuk penanaman dan mesin pemanen untuk membantu panen padi. Kemudian, petugas PPL mengambil peran untuk mendampingi petani agar dapat meningkatkan hasil panen. Petani sendiri bertugas untuk bertani dengan benar. “Nah, BUMDes bertugas untuk menyerap hasil pertanian. Jadi, BUMDes dapat membeli gabah, mengolahnya, dan menjual berasnya,” jelasnya.
BUMDes Sarining Winangun Kukuh yang berdiri sejak tahun 2020 di Desa Kukuh, juga telah lama memasarkan hasil pertanian melalui platform digital. Di antaranya Beras C4 milik Desa Kukuh, bahkan telah masuk ke e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah (LKPP) untuk pengadaan beras Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Bumdes Sarining Winangun Kukuh juga dibentuk untuk menampung hasil pertanian para petani, khususnya padi diproses menjadi beras dan didistribusikan secara langsung. Upaya yang dilakukan guna menjaga kestabilitasan harga termasuk membeli gabah petani dengan harga standar pemerintah, sehingga ada jaminan terhadap harga yang diterima petani. Untuk selanjutnya, beras yang sudah diolah oleh Bumdes tersebut, didistribusikan ke pasar-pasar umum yang terletak di seluruh penjuru Bali, termasuk Karangasem, Badung dan beberapa swalayan serta minimarket di Kota Denpasar. “Kami juga melakukan promosi melalui media sosial dan penjualan melalui marketplace B2B. Platform digital kami manfaatkan untuk promosi dan penjualan beras,” ungkap Direktur BUMDes Sarining Winangun Kukuh, I Ketut Sujaya, seraya menyampaikan BUMDes yang baru beroperasi 4 tahun tersebut, dikatakan telah berperan dan berkontribusi positif terhadap Desa. Hal tersebut didasari oleh karena sejak beroperasinya BUMDes setiap tahunnya selalu memberikan pengaruh positif terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. “Sejak tahun 2020 yang lalu, Modal BUMDes ini hanya Rp325 juta saja. Semenjak itu, Pemerintahan Desa Kukuh tidak lagi ada menambahkan penyertaan modal, namun kini kinerjanya positif dari sisi aset, omzet dan SHU,” beber Ketut Sujaya. Sementara itu, Drs. Anak Agung Rai Budi Utama, selaku Ketua BPD Desa Kukuh mengapresiasi jajaran BUMDes yang telah bekerja secara professional dan akuntabel serta telah memberikan kontribusi nyata bagi Desa. Selain itu pihaknya juga mengingatkan para pengelola BUMDes agar selalu berinovasi. “Kami berharap tetap bersemangat untuk mencapai hasil yang lebih baik dan meningkat lagi di tahun selanjutnya, serta mengajak semua pihak untuk bersama-sama ikut serta memajukan BUMDes,” katanya.
Dikatakan, meskipun telah melakukan sejumlah upaya dan digitalisasi, Pemerintah Desa Kukuh tidak mau berpuas diri, sehingga sangat mendukung mendaftarkan Desa Kukuh ke program Desa BRILian yang diselenggarakan BRI. Lewat program tersebut, anggota BUMDes Sarining Winangun Kukuh juga mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari BRI. “Dari tim BRI memberikan pendampingan dan turun langsung ke Desa Kukuh untuk memberikan pelajaran mengenai bisnis model kanvas,” terangnya. Setelah pendampingan tersebut, katanya, perencanaan bisnis BUMDes menjadi lebih matang. Selama ikut program Desa BRILian, anggota BUMDes juga diajarkan cara pembukuan yang sesuai dengan unsur-unsur akuntansi dan strategi mengembangkan potensi desa. “Peran serta BRI dalam Desa BRILian sangat bermanfaat bagi desa kami,” tambahnya. Bahkan tidak saja memaksimalkan program Desa BRILian, Desa Kukuh juga memaksimalkan produk layanan perbankan dari BRI untuk kelancaran transaksi warga. Agen BRILink dihadirkan untuk membantu warga yang ingin melakukan layanan perbankan tanpa perlu ke Kantor Cabang BRI. Di Agen BRILink, warga desa bisa mentransfer atau menerima uang serta membayar tagihan listrik dan air. Apalagi, banyak warga yang merantau dan mengirimkan uang untuk orangtuanya di desa melalui Agen BRILink. “Ada juga anak yang merantau di luar Bali mengirimkan Sembako ke orang tuanya melalui Agen BRILink. Mereka mengirim sejumlah uang lalu dibelanjakan Sembako oleh Agen BRILink. Kemudian, dibawakan sembako itu ke orang tuanya,” katanya. Sehubungan dengan sebutan Desa Digital, warga Desa Kukuh juga memanfaatkan layanan QRIS untuk berbelanja. Minimarket dan kedai kopi di Desa Kukuh, misalnya sudah menyediakan QRIS untuk transaksi. Mantri BRI juga turut membantu warga desa yang ingin memperoleh permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Mantri BRI selalu berkoordinasi dengan pemerintah desa. Kami juga kerap minta bantuan Mantri BRI untuk membantu warga yang ingin mengajukan modal KUR,” tuturnya.
Pihaknya pun mengucapkan terima kasih kepada BRI yang telah memberikan berbagai layanan dan program. Ke depan, ia ingin menjadikan Desa Kukuh menjadi lebih baik lagi, sekaligus berharap semua warga desa dapat merasakan program-program desa secara utuh dan menyeluruh. Apalagi, sejak September 2022 lalu, Pemerintah Desa Kukuh telah berkolaborasi dengan Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI) melalui Program MBKM dengan membangun Perpustakaan Digital Sumber Terbuka, sebagai media literasi dan pengetahuan bagi masyarakat yang dapat diakses di mana dan kapan pun saja secara gratis melalui https://perpustakaan.kukuh.desa.id. “Kami juga berharap ada semakin banyak pihak eksternal untuk meningkatkan peran serta desa. Dalam artian, bisa menjadikan desa lebih kuat dan tangguh, seperti program BRILian. Semoga desa semakin eksis dengan mengikuti berbagai perkembangan teknologi saat ini,” pungkasnya. Seperti diketahui, Desa Brilian merupakan salah satu program pemberdayaan desa yang diinisiasi BRI sebagai bentuk komitmen BRI dalam mengembangkan desa. Sebagai bank yang memiliki fokus kepada segmen UMKM, peran BRI tidak terbatas sebagai Financial Intermediary. Tapi juga, memiliki fungsi pemberdayaan kepada individu pelaku usaha, maupun pemberdayaan lembaga desa. Program ini merupakan program inkubasi desa yang tujuannya adalah menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik-praktik kepemimpinan desa yang unggul, serta tentunya semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis sustainable development goals. Dalam upaya pemberdayaan desa, program Desa BRILian mengembangkan empat aspek utama. Pertama, BUMDes sebagai motor ekonomi desa. Kedua, digitalisasi sebagai implementasi produk dan aktivitas digital di desa. Ketiga, keberlanjutan yang mencerminkan ketangguhan desa dalam pembangunan berkelanjutan. Keempat, inovasi untuk menciptakan ide-ide kreatif yang baru.
Program Desa BRILian akan melibatkan elemen-elemen penting di desa, seperti perangkat desa, pengurus BUMDes, Badan Permusyawaratan Desa, UMKM di desa, perwakilan kelompok usaha (klaster), dan pegiat Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades). Selain itu, BRI juga memperkuat ekosistem ekonomi desa melalui pengembangan pasar yang terhubung dengan platform Pasar.id dan Localoka untuk menghubungkan pedagang pasar dan UMKM dengan pembeli online. Seperti diungkapkan, Pimpinan BRI Cabang Tabanan, Made Merta Abdi Negara kembali menegaskan, BRI turut hadir dalam mengembangkan desa melalui program Desa Brilian. “Program ini merupakan program inkubasi desa yang tujuannya adalah menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik-praktik kepemimpinan desa yang unggul, serta tentunya semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis sustainable development goals,” bebernya, seraya berharap adanya program Desa BRILian bisa menghasilkan desa-desa percontohan, seperti Desa Kukuh melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul dan juga berdaya saing. “Semoga Desa Brilian di Desa Kukuh yang kami dorong untuk terus maju dapat menjadi contoh serta inspirasi bagi desa-desa lainnya di Indonesia,” pungkasnya. ama/ksm