BRI Dukung Plaga Farm Jadi Produsen Bahan Makanan dan Unggulan di Bali
Dorong Pelaku Usaha Sektor Pertanian
Badung, PancarPOS | BRI terus mendukung sektor pertanian menjadi salah satu sektor unggulan dalam mendukung perekonomian masyarakat. Hal itu diwujudkan dalam bentuk prioritas penyaluran kredit usaha serta berbagai program pemberdayaan untuk mendukung pertumbuhan usaha. Dukungan tersebut salah satunya melalui kunjungan Direktur Commercial, Small dan Medium Business BRI, Amam Sukriyanto ke Plaga Farm yang mengembangkan pertanian hidroponik, pada Jumat (8/11/2024) di Plaga, Badung, Bali.
Regional CEO BRI Denpasar Hery Noercahya mengatakan, Bali dikenal sebagai wilayah yang banyak didukung oleh sektor usaha pariwisata, sehingga banyak pelaku usaha bergerak di bidang perhotelan dan berbagai sarana pendukung pariwisata. Namun, BRI tidak hanya mendukung sektor usaha tersebut. “Hari ini kami melaksanakan kunjungan kerja ke salah satu lokasi usaha nasabah BRI Regional Denpasar yakni Plaga Farm. Hal ini merupakan bukti nyata bagaimana BRI mendukung para pelaku usaha pertanian pada segmen small dan medium,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penanaman Pohon Pulai di Plaga Farm. Pohon Pulai merupakan pohon yang memiliki banyak manfaat seperti untuk pengobatan tradisional, pendukung acara adat dan budaya, peneduh lingkungan, konservasi dan pencegah erosi serta manfaat untuk ekonomi dan industri. Ia berharap dengan penanaman pohon ini, BRI dapat menjadi bagian dari Plaga Farm untuk terus mengembangkan bisnisnya sebagai leader dalam industri pertanian hidroponik. Selain itu ia berharap dapat memberikan manfaat kepada lingkungan sekitar baik dalam bidang budaya maupun perkenomian masyarakat sekitar.
Pemilik Plaga Farm I Gede Bingin Mustika menerangkan, Plaga Farm adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian modern. Plaga Farm berfokus pada produksi sayuran hidroponik berkualitas tinggi, seperti selada, tomat, dan lebih dari 50 ragam produk fresh. Produk – produknya sebagian besar dipasok ke Hotel, Restoran, dan Katering (Horeka) dan retail di pulau Bali dan Jawa. “Visi kami adalah menjadi perusahaan pertanian multinasional terkemuka di Indonesia, dengan orientasi pada kesejahteraan sosial, lingkungan, dan ekonomi, serta berbasis pada pembangunan berkelanjutan,” ungkapnya.
Untuk itu, ia ingin berperan aktif dalam mengupayakan pertanian ramah lingkungan, mendorong gaya hidup sehat, dan mewujudkan masa depan berkelanjutan di Indonesia. Oleh karena itu, ia menanam tanaman melalui sistem hidroponik di rumah kaca. “Sistem ini merupakan keunggulan kami dalam sektor pertanian berkelanjutan,” ujarnya. Kini, Plaga Farm juga fokus pada diversifikasi bisnis sebagai langkah penerapan bisnis agriculture dari hulu ke hilir. Ia berusaha untuk menerapkan pengelolaan limbah produksi dengan bijak bersama dengan lokal komunitas Plaga dengan mengubahnya menjadi kompos yang digunakan kembali untuk menyuburkan tanah.
“Kami berkomitmen untuk meminimalkan jejak karbon dan mengelola air secara berkelanjutan. Kami juga mengembangkan produk baru untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang, terutama setelah masa pandemi. Semua usaha ini berlandaskan pada prinsip keberlanjutan yang kami anut,” ujarnya. Meski Plaga Farm kini terbilang cukup sukses, namun menurutnya pengembangan usaha di bidang pertanian memiliki tantangan tersendiri karena banyak faktor yang ada dalam bisnis tersebut. “Namun, kami melihat ini sebagai kesempatan untuk terus berinovasi dan memimpin dalam sektor pertanian yang ramah lingkungan,” ungkapnya.
Dengan manajemen yang baik, tim yang berkapasitas dan inovasi dalam teknologi pertanian, ia dapat menghadapi setiap tantangan yang ada. Salah satu tantangan terbesar menurutnya adalah menerapkan teknologi rumah kaca hidroponik yang efisien dalam penggunaan air, serta mengelola limbah produksi yang dihasilkan. “Namun kami berhasil menghadapinya dengan memanfaatkan teknologi yang memungkinkan kami untuk mengurangi jejak karbon dan memastikan produk yang dihasilkan berkualitas tinggi tanpa penggunaan pestisida. Kuncinya adalah ketekunan dan adaptasi terhadap perubahan pasar,” tandasnya.
Ke depan, agar bisnis pertanian dapat terus maju, Bingin mengatakan, teknologi berkelanjutan adalah kunci utama. Di Plaga Farm, ia mengutamakan teknologi hidroponik yang diterapkan di rumah kaca, yang memungkinkan untuk menanam dengan penggunaan air yang lebih efisien hingga 90% dibandingkan dengan metode konvensional. Selain itu, pengelolaan limbah yang tepat dan keberlanjutan dalam pengelolaan air juga sangat penting. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan juga diperlukan. Program-program CSR seperti yang dijalankan juga berfokus pada pemberdayaan masyarakat untuk mendukung pertanian yang lebih ramah lingkungan. Selain itu, penting juga adanya akses pasar yang lebih luas dan pemasaran yang lebih efisien.
Plaga Farm telah beroperasi selama lebih dari 20 tahun. Kunci untuk bertahan dan berkembang dalam jangka panjang menurutnya adalah dengan terus berinovasi dan memastikan semua operasional berjalan sesuai dengan prinsip keberlanjutan. “Kami juga membangun kemitraan yang kuat dengan berbagai pihak dan memberdayakan masyarakat lokal melalui pelatihan dan program edukasi. Dengan mengelola sumber daya alam secara efisien dan menjaga hubungan baik dengan mitra, kami dapat terus maju dan bertahan di pasar yang kompetitif ini,” ujarnya.
Selain itu dukungan berbagai pihak seperti perbankan sangat penting dalam diversifikasi bisnis. “Bank BRI telah menjadi mitra yang sangat mendukung dalam perjalanan Plaga Farm, terutama dalam hal pendanaan untuk ekspansi usaha,” ungkapnya. Proses pengajuan kredit bagi sektor pertanian memang memiliki tantangannya, namun BRI telah memberikan kemudahan akses dan bimbingan yang sangat berguna bagi kami dalam menjalankan usaha pertanian yang berkelanjutan. Keberadaan BRI sangat penting dalam mendukung sektor pertanian melalui berbagai program yang ditawarkan. ita/ama/ksm