Ekonomi dan Bisnis

Bahan Upakara dari Luar Bali Laris Manis, Nyuh Daksina Tembus Rp20 Ribu per Biji


Denpasar, PancarPOS | Menjelang Hari Raya Galungan pada 23 April 2025, permintaan bahan upakara di Bali melonjak drastis. Salah satu bahan yang mengalami kenaikan harga signifikan adalah nyuh daksina atau kelapa upacara, yang kini tembus dijual dengan harga antara Rp15.000 hingga Rp20.000 per biji. Sebelumnya, harga kelapa upacara hanya berkisar Rp7.000 hingga Rp10.000.

Kenaikan ini disebabkan meningkatnya kebutuhan bahan upakara yang sebagian besar dipasok dari luar Bali, seperti Jawa Timur, Lombok, dan Sulawesi. Komoditas seperti janur, buah, dan daun-daunan suci juga didatangkan dari luar karena stok lokal tidak mencukupi, terutama menjelang hari besar keagamaan seperti Galungan dan Kuningan.

1th#ik-006.16/02/2025

Nyuh daksina merupakan salah satu elemen penting dalam upacara keagamaan umat Hindu Bali. Kelapa ini digunakan dalam banten daksina sebagai simbol persembahan kepada Sang Hyang Widhi. Tidak heran, permintaannya terus meningkat menjelang hari raya besar.

Ni Made Ari, pedagang di Pasar Kreneng, mengaku penjualan kelapa daksina meningkat tajam meski harga naik. “Harga dari pengepul sudah naik, saya jual Rp18 ribu satu biji. Tapi tetap laku karena semua orang butuh untuk upacara,” ujarnya.

Sementara itu, Nengah Samreg, seorang pembeli asal Tabanan, mengeluhkan mahalnya harga. “Biasanya saya beli lima biji cukup Rp35 ribu, sekarang bisa Rp90 ribu. Tapi bagaimana lagi, upacara tetap harus jalan,” katanya.

Tak hanya kelapa, harga janur juga ikut naik dari Rp25 ribu menjadi Rp35 ribu per ikat. Para pedagang berharap pasokan dari luar Bali tetap lancar, agar bahan upakara tetap tersedia dan harga tidak semakin melambung.

1th#ik-030.1/8/2024

Beberapa komunitas adat di Bali mulai menggalakkan penanaman kelapa lokal untuk upakara sebagai solusi jangka panjang. Edukasi juga terus dilakukan agar masyarakat bisa mandiri secara bahan upacara dan tidak bergantung sepenuhnya pada pasokan luar pulau.

Masyarakat Bali berharap ada langkah konkret dari pemerintah untuk mengontrol distribusi dan harga bahan upakara, demi menjaga kelancaran pelaksanaan tradisi keagamaan yang menjadi identitas budaya Pulau Dewata. ama/ksm



MinungNews.ID

Saluran Google News PancarPOS.com

Baca Juga :



Back to top button