Golkar Goyang Pilkada 2020, Wandhira Siap Maju Pilwali Denpasar

Denpasar, PancarPOS | Menguatkan desakan dari internal agar Partai Golkar mengusung kader sendiri dalam Pilkada Denpasar 2020 semakin menguat. Desakan ini sekaligus disinyalir karena ada potensi Partai Golkar tidak bisa membangun koalisi dengan PDI Perjuangan. Sehingga melalui penjaringan yang telah dilakukan Partai Golkar akan mempersiapkan kandidat yang siap diadu untuk memenangkan Pilkada 2020. Saat dikonfirmasi, Ketua DPD II Partai Golkar Denpasar, I Wayan Mariyana Wandhira saat dihubungi, Rabu (8/1/2020) malam mengatakan, tidak menampik ada desakan dari internal partai dan masyarakat secara luas (simpatisan), agar Partai Golkar mengusung calon sendiri dalam Pilkada Denpasar 2020. Pihaknya menegaskan tetap serius menyiapkan pasangan calon sepanjang masyarakat mau membeli program dengan suara. "Kalau ingin mendapatkan perubahan ayo kita maju bersama Golkar. Masyarakat harus berani membeli program kerja pemerintah dengan satu suara yang mereka miliki dan Golkar tidak mau membeli suara untuk sebuah program. Karena implementasinya akan berbeda," tegas Wandhira. Baca selanjutnya: Ditanya apakah ia siap maju? Dijawab tetap akan melihat situasi pemilih. Sepanjang dorongan itu menginginkan ada perubahan pembangunan yang lebih baik di Kota Denpasar akan siap maju. Dukungan itu juga dinilai tidak salah karena masyarakat telah melihat sejak pemilihan langsung tahun 2005 sosok pemimpin sangat menoton dan itu-itu saja (dilihat dari asal partai pengusung). Tidak salah harapan untuk melek politik disuarakan Partai Golkar. Baca juga : AMD Gelar Konsolidasi Meja Bundar, Jalin Silaturahmi Penglingsir Puri "Arah angin maju, tergantung situasi pemilih. Yang jelas kita menginginkan ada perubahan di Kota Denpasar. Kita ingin masyarakat kota Denpasar melek lah. Sudah berapa lama kita dipimpin, apa sudah ada perubahan di Kota Denpasar, apa yang bisa kita banggakan ya kan. Nah kita meminta kepada masyarakat untuk menganalisa apakah mau seperti ini terus apakah ingin perubahan," bebernya. Sebagai Partai yang terbuka Wandhira juga menegaskan siapa saja bisa menjadi calon untuk diusung sepanjang masyarakat menghendaki. Tidak ada istilah bagi Partai Golkar Denpasar membeli suara untuk sebuah program. Syarat-syarat untuk menjadikan seorang pemimpin dilakukan sesuai dengan mekanisme penjaringan di internal partai. Masyarakat Kota Denpasar juga dinilai sudah jenuh melihat calon pemimpin hanya dari sisi popularitas dan akan melakukan gaya kepemimpinan yang sama. Diakui hingga saat ini Partai Golkar masih menunggu kepastian siapa pasangan calon yang akan diusung PDI Perjuangan. Sejalan dengan itu pendaftaran calon juga dilakukan Partai Golkar untuk diajukan ke DPD Partai Golkar di tingkat provinsi hingga DPP. Sejauh ini terbangunnya pintu koalisi masih diharapkan, sehingga ada tiga pilihan termasuk PDI Perjuangan bersiap melawan kotak kosong atau melawan pasangan calon yang diusung Partai Golkar yang dipastikan mampu memenangkan Pilkada Denpasar 2020. "Kalau di Kota Denpasar Golkar sudah membuka pendaftaran, menunggu yang berminat sekaligus menunggu siapa yang direkomendasikan PDI-P. Partai terbuka siapa saja boleh mendaftar dan memakai Golkar agar bisa memenuhi persyaratan tadi. Baca selanjutnya: Mampu membuat program secara teknis, terukur dan mempunyai tolak ukur keberhasilannya itu harus jelas. Tidak hanya berdasarkan rasa kalau pemerintah membuat program berdasarkan rasa tidak akan membawa kemajuan di Kota Denpasar," tegas pria yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar itu. Baca juga | Paket Jaya-Wira Didukung Maju Pilkada Tabanan 2020 Tetap tidak menutup kemungkinan dan memberi peluang terjalinnya koalisi dengan partai manapun termasuk dengan PDI Perjuangan. Atau sebaliknya mempersiapkan calon sendiri untuk head to head menunggu rekomendasi dari DPP Partai Golkar. Tentunya calon yang akan disiapkan akan melalui survey dan memastikan calon yang diusung nantinya mampu mengimbangi atau mengungguli. "Setelah penjaringan selesai kita serahkan ke provinsi dan ditindak lanjuti di DPP. Digodok melalui survey ketika menemukan calon kandidat mendekati atau bahkan mengungguli calon lawan pasti akan turun rekomendasi. Ketika ketimpangan jauh di bawah atau misalnya selisih 20 persen saja, saya yakin tidak ada rekomendasi. Kita bertarung ingin menang kalau memang tidak ada yang mendekati buat apa bertarung kalau kita kalah," tutupnya. eja/jmg