Drama Utang Bibit Durian Golkar Bali Belum Runtuh, Sugawa Korry Dituding Putar Balikkan Fakta dengan Tuduhan Fitnah Internal

Klungkung, PancarPOS | Tokoh Golkar senior asal Klungkung, Dewa Widiasa Nida, menanggapi isu dari video yang beredar terkait tudingan fitnah internal dalam Partai Golkar Provinsi Bali. Dalam video yang viral, disebutkan bahwa ada pihak-pihak yang mencoba mencari panggung dengan menggoreng kasus utang bibit durian yang belum dibayar selama satu tahun. Dewa Nida menegaskan bahwa tudingan fitnah tersebut tidak beralasan dan hanya memutarbalikkan fakta.
Kasus ini bermula setelah rapat koordinasi internal yang diadakan pada 25 April 2025, yang membahas masalah utang partai kepada pengusaha bibit durian di Kabupaten Jembrana, I Gusti Kade Wiyasa dari UD. Bhakti Pertiwi. Dalam rapat tersebut, Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali, Nyoman Sugawa Korry, dituding memainkan politik “drama sinetron” dengan mengklaim bahwa dirinya menjadi korban fitnah internal terkait kasus tersebut.

Menurut Dewa Nida, jika tuduhan fitnah tersebut benar, mengapa sampai ada somasi yang dikeluarkan dua kali oleh pihak pengusaha? Somasi adalah langkah hukum yang diambil setelah pihak yang berutang berkali-kali melanggar perjanjian dan tidak ada niat untuk menyelesaikan utang tersebut. “Kalau utangnya tidak benar-benar ada, tidak mungkin ada somasi satu dan dua. Faktanya, utangnya tidak dibayar selama satu tahun, dan ini yang seharusnya menjadi perhatian utama, bukan malah menuding ada fitnah,” tegas Dewa Nida yang juga Wasekjen DPP Ormas MKGR itu, kepada awak media, Senin (28/4/2025).
Lebih lanjut, Sugawa Korry juga dituding berusaha tampil sebagai pahlawan dengan mengklaim akan membayar utang tersebut menggunakan dana pribadinya, seolah-olah ia menyelesaikan masalah partai dengan cara heroik. Padahal, menurut beberapa pihak, masalah utang ini timbul karena kelalaian dalam pengelolaan dana partai, yang seharusnya bisa dibiayai oleh dana bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi Bali.

Rapat koordinasi yang dipimpin oleh Sugawa Korry berlangsung tegang, dengan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Jembrana, I Made Suardana, menolak keras untuk ikut membantu membayar utang tersebut. Menurut Suardana, kewajiban pembayaran utang tersebut adalah tanggung jawab DPD Golkar Provinsi Bali, bukan DPD Kabupaten Jembrana, karena kegiatan pembagian bibit durian itu adalah program dari provinsi.
Sugawa Korry sendiri, setelah tekanan dari jajaran partai, akhirnya terpaksa mengklaim akan menyelesaikan utang itu menggunakan dana pribadi dengan cara mencicil. Namun, ini menimbulkan pertanyaan mengenai pengelolaan dana partai yang buruk dan ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah secara transparan.

Kasus ini semakin mempersulit citra Sugawa Korry sebagai ketua partai selama lima tahun terakhir. Sebelumnya, Golkar Bali juga pernah mengalami masalah terkait tunggakan utang sembako yang dibeli dari pengusaha kecil di Kabupaten Tabanan. Kasus-kasus seperti ini semakin menambah daftar masalah yang menodai kepemimpinan Sugawa Korry.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban moral, Dewa Nida mengingatkan Sugawa Korry untuk lebih jujur dan terbuka dalam menyelesaikan masalah tersebut, serta meminta maaf kepada seluruh masyarakat dan kader partai atas kegagalannya dalam memimpin organisasi dengan baik. “Jangan hanya pintar bermain politik, tetapi bertanggung jawab terhadap masalah yang diciptakan sendiri,” pungkas Dewa Nida yang sempat menjabat Ketua DPD II Partai Golkar Klungkung serta pengurus DPP Partai Golkar 2 periode ini.

Sementara itu, sebelumnya Nyoman Sugawa Korry, Ketua DPD I Golkar Bali, menyatakan bahwa pertemuan tersebut merupakan langkah penting untuk menyelesaikan masalah utang yang telah berlarut-larut. “Kami telah menyelesaikan masalah ini dengan baik dan terbuka. Tanggung jawab pembayaran utang ini saya ambil alih menggunakan dana pribadi, sebagai bentuk tanggung jawab saya selaku ketua. Saya berharap ini bisa menyelesaikan segala persoalan dan mencegah terjadinya hal serupa di masa depan,” ungkap Sugawa Korry.
Sugawa Korry juga menegaskan bahwa pihaknya telah mencapai kesepakatan yang memadai dengan pihak Kade Wiasa, dan semua pihak sepakat untuk menyelesaikan masalah ini secara damai. “Saya akan melaporkan hasil kesepakatan ini kepada DPP Golkar untuk informasi lebih lanjut dan memastikan bahwa ke depan, pengelolaan keuangan partai bisa lebih transparan dan profesional,” tambahnya.

Mengenai tudingan sebelumnya tentang somasi dan fitnah internal, Sugawa Korry menekankan bahwa tidak ada niat untuk menutupi masalah atau memanipulasi fakta. “Kami ingin masalah ini segera selesai, dan kami bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi dalam partai. Yang terpenting sekarang adalah menyelesaikan masalah ini dengan baik dan menjaga nama baik partai,” tutup Sugawa Korry. ama/ksm
