Politik dan Sosial Budaya

Buka Bimtek SVLK, Made Urip Serahkan Bantuan Senilai Rp1,4 Miliar


Gianyar, PancarPOS | Kerja keras dan komitmen Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Drs. I Made Urip, M.Si., terus ditunjukan meskipun sudah menjelang akhir jabatannya. Kali ini, Wakil Rakyat Sejuta Traktor yang akrab disapa M-U tersebut, kembali membuka bimbingan teknis (Bimtek), sekaligus sosialisasi Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian (SVKL) Kayu di Sari Timbul, Banjar Bayad, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, pada Selasa (23/7/2024). Made Urip yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan membidangi Koperasi dan UMKM itu, bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Bimtek yang dihadiri para pelaku usaha perhutanan sosial serta kelompok wanita tani (KWT) di sekitar kawasan hutan dari tiga kabupaten di Bali.

Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Drs. I Made Urip, M.Si., saat menyerahkan secara simbolis bantuan program KBR masing-masing senilai Rp100 juta kepada 11 kelompok usaha perhutanan. (foto: ama)

Saat itu, politisi senior dari Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan ini, juga sempat menyerahkan secara simbolis bantuan senilai total Rp1,4 miliar, berupa program Kebun Bibit Rakyat atau KBR masing-masing sebesar Rp100 juta kepada 11 kelompok usaha perhutanan di Kabupaten Gianyar, Bangli dan Karangasem. Di samping itu, juga dibagikan bantuan program Pengembangan Perhutanan Sosial Nusantara atau Bang Pesona masing-masing sebanyak Rp50 juta kepada 6 KWT maupun kelompok perhutanan sosial dari tiga Kabupaten yang sama. Salah satu penerima bantuan, Ketua KWT Putri Mandiri Ni Wayan Murdani menyampaikan ucapan terima kasih kepada Made Urip. Ia berharap bisa memanfaatkan bantuan ini dengan baik untuk meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok. “Saya juga berhadap agar bisa bermanfaat bagi kehidupan di lingkungan kami,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, mewakili jajaran KLHK, Arif Hidayat, S.Hut., M.Ec., Dev., selaku Analis Hasil Hutan pada BPHL Wilayah VII menyampaikan Bimtek SVLK ini sepenuhnya didukung oleh Made Urip yang selama ini sangat rajin membantu dan memperhatikan para petani dan pelaku usaha perhutanan. Pihaknya berhadap melalui Bimtek tersebut, bisa meningkatkan daya saing para pelaku usaha perhutanan di Bali, khususnya di Gianyar, Bangli dan Karangasem. Apalagi Bimtek kali ini, juga diikuti oleh seluruh stake holder kehutanan untuk meningkatkan sinergitas dan kinerja para petani, khususnya pelaku usaha perhutanan. Untuk itu, diharapkan agenda Bimtek ini bisa menjadi memomtum untuk mengangkat derajat ekonomi masyarakat, khususnya usaha perkayuan di Bali. “Kami saya berterima kasih atas support bapak Made Urip selama ini yang ikut memajukan usaha perhutanan di Bali,” ujarnya.

Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Drs. I Made Urip, M.Si., saat membagikan bantuan program Bang Pesona masing-masing senilai Rp50 juta kepada 6 KWT maupun kelompok perhutanan sosial. (foto: ama)

Di sisi lain, Kepala Bidang Pengembangan, Pemanfaatan, Penggunaan, Perlindungan Hutan dan KSDAE, Hesti Sagiri, S.Hut., menyebut Made Urip sangat konsisten selalu hadir sekaligus setia mendukung dari sektor pertanian sampai perhutanan di seluruh Bali. Seperti Bimtek SVLK yang selalu disupport untuk memajukan perhutanan sosial di Bali. Hal ini menjadi modal untuk mensejahterakan masyarakat di sekitar hutan yang tetap menjaga hutannya dengan baik. Oleh karena itu, kawasan hutan yang rusak akan mengalami pemulihan dari usaha perhutanan ini yang wajib menjadi sumber daya di kawasan hutan dari sisi ekonomi terutama sumber mata air yang harus dijaga. Selain itu, selama ini juga telah menyelesaikan konflik di kawasan hutan dengan baik dan cepat. “Untuk itu kami sangat berterima kasih kepada pak Made Urip yang selama 25 tahun terus mengawal dan mendampingi kami selama ini,” bebernya.

Di sela-sela membuka Bimtek, Made Urip menegaskan bersama KLHK kembali mengggelar agenda Bimtek untuk menjaga hutan agar tetap lestari sesuai konsep Tri Hita Karana dengan menjaga hubungan antara manusia dengan alam, terutama menjaga ketersedian air di hulu, agar hutan tidak rusak dan lestari. Apalagi sudah ada aturan minimal 30 persen lahan hutan di Bali masih belum bisa tercapai, sehingga perlu terus digencarkan gerakan menanam untuk menjaga kawasan hutan ke depan. Oleh karena itu, perlu kembali memberikan Bimtek untuk mewujudkan alam dan lingkungan, agar terjaga dengan baik. “Karena tidak ada pohon tidak ada air. Tidak ada air tidak ada kehidupan, dan tidak ada kehidupan tidak kesejahteraan. Karena itu, jaga lahan dan hutan dengan baik dengan gerakan menaman secara terus menerus. Seperti di Karangsem yang awalnya kering mulai hijau kembali, karena sudah dilakukan gerakan menanam ini,” tegas M-U.

1th#ik-072.21/8/2023

Anggota DPR RI terpilih selama 5 periode dengan 255.130 suara terbanyak Dapil Bali dan rangking ke-7 nasional ini, mengaku menyadari saat ini, Pulau Bali sudah lama menjadi incaran investor, terutama lahan yang beralih fungsi di luar sektor pertanian. Apalagi ada UU Omnibus Law yang begitu mudahnya memberikan izin pembangunan, karena semuanya ditentukan dari pusat, sehingga lahan kelas satu bisa tergerus untuk kepentingan di luar sektor pertanian. “Jika terjadi terus menerus, maka kita sebagai orang Bali akan terpinggirkan, seperti Si Doel Anak Betawi,” sentilnya, seraya menjelaskan konsep Tri Hita Karana yang diwariskan oleh leluhur harus menjadi kunci untuk menjaga alam dan kawasan hutan agar tidak beralihfungsi untuk kepentingan lain.

“Jadi harus dibedakan mana hutan lindung, mana hutan adat atau mana hutan sosial, kita harus dijaga dengan baik, sehingga bisa memberi dampak ekonomi bagi masyarakat di sekitar kawasan hutan. Oleh karena itu, saya berharap agar bisa diikuti Bimtek ini dengan tekun dan disiplin untuk menambah wawasan kita mengolah ekosistem dan hutan dengan baik secara kongkrit di lapangan, agar betul-betul terjaga dengan baik,” tandas M-U. ama/ksm



MinungNews.ID

Saluran Google News PancarPOS.com

Baca Juga :



Back to top button