Kepala SMP PGRI 8 Denpasar Raih Gelar Doktor di UHN IGB Sugriwa, Angkat Pendidikan Multikultural Berbasis Ajaran Tri Hita Karana
Ngurah Aryawan dan Pemilik JFC Hadir Langsung Beri Semangat dan Dukungan

Denpasar, PancarPOS | Dalam ujian terbuka promosi doktor yang khidmat dan penuh kebanggaan, I Ketut Gede Adi Trisna Sugara, S.T., M.Pd., secara resmi meraih gelar doktor dalam bidang Ilmu Agama melalui ujian terbuka promosi doktor yang digelar oleh Program Pascasarjana Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar. Kegiatan tersebut menjadi momen bersejarah bagi dunia pendidikan di Kota Denpasar, khususnya di lingkungan SMP PGRI 8 Denpasar, di mana Adi Trisna Sugara menjabat sebagai kepala sekolah.
Disertasinya yang berjudul “Pendidikan Multikultural Berbasis Ajaran Tri Hita Karana dalam Membangun Karakter Siswa di SMP PGRI 8 Denpasar” merupakan sebuah sumbangsih pemikiran dan praktik pendidikan yang mengakar pada nilai-nilai budaya Bali sekaligus menjawab tantangan keberagaman di dunia pendidikan modern. Melalui pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini bertujuan untuk menggali secara mendalam karakteristik ajaran Tri Hita Karana, proses penerapan nilai-nilai multikultural di lingkungan sekolah, serta dampaknya terhadap pembentukan karakter siswa.
Tri Hita Karana, sebagai konsep filosofis khas Bali, menekankan pentingnya keharmonisan antara manusia dengan Tuhan (Parhyangan), sesama manusia (Pawongan), dan alam lingkungan (Palemahan). Adi Trisna Sugara menemukan bahwa konsep ini tidak hanya bersifat filosofis tetapi juga aplikatif dalam pendidikan karakter. Tri Hita Karana dinilai sebagai ajaran yang holistik, populer di kalangan masyarakat Bali, mudah dipahami oleh siswa dari berbagai jenjang usia, dan relevan untuk diintegrasikan dengan semangat multikulturalisme. Sekolah tempat ia memimpin, SMP PGRI 8 Denpasar, menjadi lokasi penelitian yang representatif karena memiliki 580 siswa dari berbagai latar belakang agama dan suku, menjadikannya laboratorium sosial yang ideal untuk penerapan gagasan pendidikan multikultural berbasis lokal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendidikan multikultural di sekolah ini dilakukan melalui berbagai pendekatan. Di antaranya, pendekatan pendidikan berbasis nilai, integrasi budaya lokal dalam kurikulum, penanaman nilai toleransi, pelaksanaan kegiatan kolaboratif lintas budaya, hingga pembentukan pusat kegiatan multikultur. Implikasi yang muncul sangat signifikan, di antaranya terbangunnya karakter siswa yang religius, bertanggung jawab, dan memiliki sikap toleran tinggi; terciptanya lingkungan sekolah yang harmonis; pembelajaran yang berlangsung lebih efektif dan menyenangkan; serta keberhasilan refleksi nilai-nilai ajaran luhur dalam kehidupan sehari-hari siswa. Selain itu, kurikulum sekolah turut diperkaya dengan muatan lokal yang berakar pada ajaran Tri Hita Karana, menjadikan proses pendidikan semakin kontekstual dan bermakna.
Ujian terbuka ini sendiri merupakan kelanjutan dari ujian tertutup yang telah digelar sebelumnya dan dinyatakan lulus berdasarkan Surat Keputusan Rektor UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar Nomor 1105 Tahun 2024. Ujian tersebut berlangsung pada 21 November 2024, dan Adi Trisna Sugara berhasil melewati seluruh tahapan dengan nilai yang memuaskan. Sidang dipimpin oleh promotor Prof. Dr. I Made Suastika, S.U., dan kopromotor Prof. Dr. I Nyoman Sueca, S.Ag., M.Pd., serta didampingi dewan penguji yang terdiri dari para guru besar dan akademisi senior di bidang pendidikan dan agama, yakni: Prof. Dr. Dra. Relin D.E., M.Ag., Prof. Dr. Drs. Ketut Sumadi, M.Par., Prof. Dr. Ni Putu Winanti, S.Ag., M.Pd., Prof. Dr. Dra. Ni Ketut Srie Kusuma Wardhani, M.Pd., Dr. I Nyoman Alit Putrawan, S.Ag., M.Fil.H., Dr. Drs. I Wayan Sukabawa, S.Ag., M.Ag., dan Dr. Drs. I Made Girinata, M.Ag.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting dari berbagai sektor. Ketua PGRI Provinsi Bali yang juga menjabat sebagai Kepala Bapenda Kota Denpasar, Dr. I Gusti Ngurah Eddy Mulya, S.E., M.Si., hadir memberikan dukungan dan apresiasi. Apresiasi serupa juga datang dari Anggota Komisi I DPRD Kota Denpasar dari Fraksi Partai Gerindra, Ketut Ngurah Aryawan, SH., menyampaikan bahwa keberhasilan Adi Trisna Sugara tidak hanya menjadi prestasi pribadi tetapi juga menunjukkan komitmen tinggi dari insan pendidikan dalam membangun generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berkarakter. Menurutnya, gelar doktor ini adalah buah dari ketekunan, kerja keras, dan tanggung jawab moral seorang pendidik dalam memberikan yang terbaik kepada anak-anak bangsa.
Sosok pejuang kemanusian dan pemerhati pendidikan di Kota Denpasar ini, secara khusus hadir memberikan dukungan moral. Ia menyebut bahwa sebagai wakil rakyat, dirinya memiliki tanggung jawab moral untuk mendukung setiap langkah positif dunia pendidikan, terlebih ketika seorang kepala sekolah berhasil menorehkan prestasi akademik yang luar biasa. Ia menyatakan bahwa kepala SMP PGRI 8 Denpasar telah menunjukkan kualitas dan dedikasi luar biasa dalam memajukan pendidikan serta mampu melahirkan generasi muda yang siap bersaing secara akademik maupun sosial. “Ini bukan hanya pencapaian pribadi, tetapi juga menjadi motivasi kolektif bagi para guru lainnya untuk terus meningkatkan kompetensinya,” tegasnya.
Menambah semarak suasana, hadir pula pengusaha muda sukses dan pemilik JFC (Jaya Fried Chicken), I Made Agus Putra Jaya, yang memberikan ucapan selamat sekaligus harapan besar agar pencapaian ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas. Ia menegaskan bahwa dunia usaha memiliki peran penting dalam mendukung sektor pendidikan, dan melalui dukungan moral seperti ini, ia berharap semangat membangun dunia pendidikan bisa menjadi gerakan bersama. “Saya sangat mengapresiasi pencapaian luar biasa ini. Semoga semangat Pak Adi dalam membangun karakter generasi muda melalui pendekatan yang mengedepankan nilai-nilai lokal bisa menjadi contoh baik, tidak hanya di Denpasar tapi juga secara nasional,” ujar pengusaha muda asal Gerokgak, Buleleng itu.
Di sisi lain,.Bandesa Adat Banjar Pikah, I Made Sila Adnyana, mengakui hadir dan merasa bangga memiliki krama desa Blakiuh, Abiansemal, Badung tersebut, serta bahagia ada warga yang berhasil meraih gelar doktor. Ia menekankan bahwa penelitian yang dilakukan sangat bermanfaat karena berkaitan dengan konsep Tri Hita Karana di lingkungan sekolah dan anak-anak siswa, yang diharapkan mampu diterapkan lebih baik ke depan. “Diharapkan setelah meraih gelar doktor, bisa lebih sukses dan hasil penelitiannya bisa diterapkan serta diimplementasikan di sekolah-sekolah,” ujarnya.
Dalam pidato akhir usai dinyatakan lulus, Adi Trisna Sugara menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukungnya, baik dari kalangan akademisi, keluarga besar SMP PGRI 8 Denpasar, rekan-rekan pendidik, tokoh masyarakat, hingga dunia usaha. Ia menegaskan bahwa gelar doktor yang kini disandangnya adalah simbol tanggung jawab yang lebih besar untuk terus membangun pendidikan yang berbasis nilai, budaya, dan spiritualitas. Ia berharap hasil penelitiannya dapat menjadi referensi kebijakan pendidikan, serta menjadi inspirasi bagi para pendidik lainnya dalam menghadapi tantangan zaman tanpa meninggalkan akar budaya dan kearifan lokal.
Dengan keberhasilannya meraih gelar doktor dan mengangkat tema yang sangat relevan dengan kondisi sosial budaya di Bali, Adi Trisna Sugara telah membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya soal transfer ilmu, tetapi juga proses pembentukan karakter melalui harmoni nilai-nilai lokal dan semangat kebangsaan. Pendidikan multikultural berbasis ajaran Tri Hita Karana yang ia tawarkan menjadi satu jawaban atas kebutuhan zaman, sekaligus penegasan bahwa dari sekolah-sekolah di daerah, lahir pemikiran besar untuk kemajuan bangsa. ama/ksm
