Jro Gede Pacung Pimpin Nunas Panglukatan di Beji Pura Gunung Kawi Sebatu, Samsat Badung Satukan Spiritualitas dan Inovasi Layanan Publik

Gianyar, PancarPOS | Dalam upaya menyucikan diri secara lahir dan batin serta menyelaraskan pelayanan publik dengan nilai-nilai spiritual, jajaran Samsat Badung menggelar tangkil dan nunas panglukatan di Beji Pura Gunung Kawi Sebatu, Tegallalang, Gianyar, pada Jumat, 18 April 2025. Prosesi ini dipimpin langsung oleh Jro Gede Pacung yang juga menjabat sebagai Kepala UPTD Pelayanan Pajak dan Retribusi Daerah (PPRD) Badung, I Ketut Sadar, S.Sos., M.H., dan diikuti oleh 200 personel lintas bagian dari lingkungan Samsat Badung.
Kegiatan ini dilangsungkan di salah satu sumber tirta paling sakral di Bali, yaitu Beji Pura Gunung Kawi, yang dikenal sebagai tempat berstana Ida Bhatara dan dipercaya mampu memberikan kerahayuan, pembersihan diri, kejernihan pikiran, serta sinar suci bagi siapa pun yang tulus memohon. Lokasinya yang berbatasan langsung dengan Kintamani, Bangli, memberi suasana magis yang memperkuat kekhusyukan upacara.

“Kami tidak hanya melayani administrasi perpajakan, tetapi juga ingin memastikan bahwa niat dan energi kami dalam bekerja benar-benar bersih dan jernih. Dengan pikiran yang terang dan hati yang tenang, kami berharap dapat terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” ujar I Ketut Sadar usai memimpin prosesi panglukatan.
Dalam balutan pakaian adat serba putih—kamben putih, baju putih, dan sendeng kuning—seluruh personel Samsat Badung mengikuti upacara dengan penuh khidmat. Prosesi dimulai dari sembahyang bersama, dilanjutkan dengan nunas tirta panglukatan dan doa memohon penungrahan wasung agar pelayanan publik yang dijalankan selalu mendapat restu dan sinar suci dari Ida Bhatara.
Kegiatan ini juga menjadi bentuk penyucian menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, momen sakral yang diyakini masyarakat Bali sebagai waktu yang tepat untuk melakukan introspeksi dan penyelarasan diri. I Ketut Sadar menegaskan, “Pelayanan kami harus seimbang antara sekala dan niskala. Kita tidak cukup hanya dengan teknologi dan sistem, tapi juga perlu membangun landasan batin yang kuat.”

Sejalan dengan pendekatan spiritual ini, Samsat Badung juga dikenal sebagai salah satu unit layanan terbaik di Bali. Hal ini dibuktikan melalui capaian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebesar 93,07, sebuah angka yang mencerminkan tingginya kepercayaan publik terhadap kualitas layanan yang diberikan. Inovasi pelayanan seperti sistem antrean digital, layanan jemput bola, hingga edukasi sadar pajak berbasis komunitas terus dilakukan sebagai bentuk konkret komitmen pelayanan.
Namun menurut I Ketut Sadar, keberhasilan tersebut tidak membuat jajaran Samsat Badung berpuas diri. “IKM 93,07 adalah hasil kerja keras seluruh tim. Tapi untuk mempertahankannya, kita butuh lebih dari sekadar sistem. Kita butuh kejernihan pikiran, semangat bhakti, dan keyakinan bahwa tugas melayani adalah tugas suci,” tegasnya.
Kegiatan penglukatan ini menjadi simbol kuat bahwa transformasi pelayanan publik tak hanya diukur lewat capaian angka dan indikator kinerja, melainkan juga melalui kualitas niat dan ketulusan dalam melayani. Dengan menyelaraskan kekuatan sekala (nyata) dan niskala (tak kasat mata), jajaran Samsat Badung ingin menghadirkan layanan yang tidak hanya cepat dan tepat, tetapi juga memberi rasa tenteram dan kepercayaan kepada masyarakat.

Doa-doa yang dihaturkan di pelinggih utama Pura Gunung Kawi Sebatu menjadi penutup kegiatan. Di tengah embun pagi dan gemericik tirta, terpancar harapan baru, agar Samsat Badung tetap menjadi garda terdepan dalam pelayanan publik yang berpijak pada profesionalisme, spiritualitas, dan nilai-nilai luhur budaya Bali. ama/ksm
