Gung Widiada Bantah Rumor Sengaja Gantikan Posisi Ketua NasDem Denpasar

Denpasar, PancarPOS | Mundurnya Ketua DPD NasDem Denpasar, Dewa Nyoman Budiasa yang juga Bacaleg DPR RI Dapil Bali kembali mengguncang dinamika politik di kubu Partai NasDem Bali. Hal ini jelas sangat merugikan DPW Partai NasDem Bali yang jelas-jelas telah hampir final menyusun posisi Calegnya di semua tingkatan. Apalagi banyaknya rumor yang beredar tentang adanya pemicu perebutan kursi Ketua DPD NasDem Denpasar. Terkait hal itu, Anak Agung Ngurah Gede Widiada yang baru menerima mandat langsung menjadi Ketua DPD Partai Nasdem Denpasar menggantikan Dewa Nyoman Budiasa langsung meluruskan rumor tersebut. Kata Anggota DPRD Denpasar Dapil Denpasar Utara yang sebelumnya sempat menjabat sebagai Ketua Bapilu DPW NasDem Bali ini meluruskan isu-isu miring, seperti Dewa Nyoman Budiasa yang sengaja digantikan dengan dirinya. “Hal itu tidak benar sama sekali. Saya saat ini menjadi Ketua DPD Partai NasDem (Denpasar, red) atas penugasan langsung dari DPP dan sudah ada SKnya,” tegas Penglingsir Puri Peguyangan ini, kepada awak media di Strawberryku Resto and Coffee yang berlokasi di Jalan Suradipa, Peguyangan, Denpasar Utara, Denpasar, pada Jumat malam (12/5/2023).

Gung Widiada sapaannya itu menjelaskan, sejatinya dirinya pernah berkomunikasi dan bertemu langsung dengan Dewa Nyoman Budiasa seminggu sebelum hengkang dari Partai NasDem, juga sempat membahas terkait penyerahan berkas adminitrasi dirinya di Kantor DPD NasDem Denpasar. Saat itu, ia membicarakan kesiapan Kader yang akan maju untuk pendaftaran di KPU Denpasar, dan Dewa Nyoman Budiasa mengatakan sebenarnya banyak sekali yang tertarik ingin masuk ke Partai NasDem. “Saya dapat bertemu dengan Dewa Nyoman Budiasa agar saya bisa mempertahankan suara di Denpasar Utara yang tidak ingin suara NasDem di Denpasar Utara hilang. Kalau saya dicalonkan menjadi Anggota DPRD Tingkat I kursi Kota bisa hilang, maka dari itu saya dicalonkan kembali di Tingkat II, itu yang beliau pertimbangkan kepada saya. Selain itu juga, kan Dewa Nyoman Budiasa mendapatkan apresiasi atas kelengkapan proses beliau menjadi Calon DPR RI,” ujarnya.
Dilanjutkan dalam pertemuan dengan Dewa Nyoman Budiasa pihaknya juga harus mengajukan ijin dari kegiatan politik di Partai NasDem, karena ada kegiatan karya atau upacara besar keagamaan dengan tingkat utama yang momennya hanya ada setiap 30 tahun sekali di Desa Adat Peguyangan yang dimulai dari 23 April sampai 2 Juli 2023. Karena itu, selaku Penglingsir Puri Peguyangan harus mengikuti setiap tahapan prosesi upacara keagamaan tersebut. Sebab dirinya yang merupakan sebagai tokoh Puri Peguyangan dan Pratima Ratu Gede ada di Puri Peguyangan harus fokus mengikuti kegiatan upacara dengan puncak karya pada 21 Mei 2023 tersebut. “Karena ingin fokus dan harus hadir di acara upacara keagamaan, saya harus menghetikan sementara aktivitas politik, maka dari itu saya ijin dengan Pak Dewa Nyoman Budiasa dan izin saya langsung diberikan dengan berkata silahkan itu harus ngayah. Selain itu juga saya lapor dengan Sekretaris DPW NasDem Bali, Pak Nyoman Winatha dan dijawab juga oke. Setelah saya mengajukan izin tersebut saya tidak ada lagi kontak dengan beliau-beliau tersebut,” ujarnya.

Dikatakan Gung Widiada, dengan terus berjalan waktu dan fokus ngayah, tiba-tiba dirinya ditelepon oleh Winatha pada tanggal 9 Mei 2023 yang mengabarkan bahwa Dewa Nyoman Budiasa mundur, dan dirinya pun kaget, dan kenapa harus mundur? Sebab Winatha sendiri juga tidak menjelaskan alasan Dewa Nyoman Budiasa mundur. Tanggapan ini sudah dengan jelas bisa membantah banyaknya rumor terkait perebutan nomor urut 1, maupun adanya money politik. Apalagi diakui Gung Widiada suasana politik 2024 cukup berat, namun tetap optimis harus bisa membesarkan Partai NasDem di Bali. Pasalnya, dengan sistem pemilu yang berlaku saat ini, membuat para Bacaleg terpacu dan mengeluarkan segenap usahanya guna mendapat kursi anggota dewan. “Sangat ketat. Politik ini kan memang begitu dinamikanya. Sistem elektoral ini kan menimbulkan spirit para politisi untuk berkompetisi. Dan kami menyadari kekuatan kita tidak luar biasa, tetapi di dalam rekuitmen Caleg yang kami baca kita tidak boleh pesimis, harus optimis jalankan saja dulu baru berkomentar,” tegasnya.
Dijelaskan Gung Widiada, pada dasar perhelatan Pilkada serentak cukup berat. Pasalnya, kekuatan Partai NasDem di Bali tidak cukup kuat untuk merebut kursi yang masih gunjang ganjing. Seperti di wilayah Denpasar dalam peralihan suara masih mengandalkan dirinya yang memiliki suara militansi yang jelas. Untuk itu, pihaknya bersama para calon legislatif lainnya harus bisa optimis merebut kursi di Tingkat I, Tingkat II dan DPR RI. “Di mana sebelumnya untuk Caleg DPR RI Denpasar ada Dewa Nyoman Budiasa, Sudiara dan lainnya, namun dalam perjalanan pendaftaran sempat beberapa kali ada pemunduran jadwal yang awalnya pada tanggal 5 Mei diundur menjadi tanggal 10 dan diundur lagi menjadi tanggal 11 Mei 2023, tetapi tiba-tiba di tanggal 8 Pak Dewa Nyoman Budiasa mundur dari Caleg DPR RI dan Kader Partai NasDem,” sesalnya. Akhirnya pendaftaran diundur pada tanggal 10 Mei 2023 sampai dengan penyerahan SK Ketua DPD Partai NasDem Denpasar.

“Berdasarkan hasil komunikasi Pak Winatha dan Ibu Julie Laiskodat memilih saya untuk menjadi Ketua DPD Partai NasDem Denpasar, atas adanya kejadian tersebut SK Ketua DPD Partai NasDem merupakan SK yang tercepat yang dikeluarkan dari DPP pada tanggal 9 Mei 2023, akhirnya SK diserahkan ke saya pada tanggal 10 Mei dan esoknya pada tanggal 11 Mei kita akhirnya mendaftarkan para Caleg kita ke KPU Denpasar dengan calon-calon yang sudah berproses dari Dewa Nyoman Budiasa. Dan Dewa Nyoman Budiasa sendiri tetap kita daftarkan sebagai calon legislatif DPR RI,” ujarnya Gung Widiada yang menuturkan dengan adanya mandat menjadi Ketua DPD Partai NasDem Denpasar sebagai suatu kehormatan.
“Sebenarnya kami sangat merasa kehilangan Pak Dewa Nyoman Budiasa, dan keputusan beliau tetap kami hormati. Dan saya yang masih bergelut dengan upacara adat dengan penugasan partai tersebut saya terima dengan lapang dada. Setelah dengan adanya situasi ini, saya berharap kepada teman-teman yang masih setia dengan Partai NasDem mari kita jaga kondunsifitas partai ini. Dan siapapun yang akan mengikuti langkah Pak Dewa Nyoman Budiasa tetap akan kita hargai. Dan saya juga mengucapkan terimakasih banyak kepada Pak Dewa Nyoman Budiasa atas kebersamaannya pernah berjuang bersama kita di Partai NasDem, dan persahabatan dan pertemanan jangan sampai putus sampai disini,” paparnya seraya menegaskan Dewa Nyoman Budiasa datang ke NasDem atas kemauannya sendiri, begitu juga dengan dirinya yang tidak pernah dipaksakan harus masuk ke NasDem.

“Tentunya dalam dunia politik yang mengandung asas perubahan harus kita maknai dengan keakraban diatas perbedaan yang ada, apapun rumor yang terjadi sampai ada isu Dewa Nyoman Budiasa sengaja digantikan dengan saya, itu tidak benar. Sebab karakter politik saya tidak pernah menyerobot hak seseorang,” pungkasnya. tra/ama/ksm