Anggarkan Rp150 Miliar, Ketua DPRD Gianyar Segera Wujudkan Pasar Tampaksiring
Gianyar, PancarPOS | Tangan dingin Ketua DPRD Gianyar, Drs. I Wayan Tagel Winarta akhirnya bisa segera mewujudkan pembangunan Pasar Tampaksiring, Gianyar. Sebelumnya rencana pembangunan Pasar Tampaksiring sempat menghadapi pesoalan klasik, karena tidak pernah mendapatkan bantuan akibat adanya permasalahan perebutan lahan dari dua puri, yakni Puri Kaleran dan Puri Danginan. Maka itu, untuk bisa membangun kembali Pasar Tampaksiring, agar nyaman dikunjungi dan tidak terkesan kumuh, selaku tokoh masyarakat setempat, Wayan Tagel sapaa akrabnya itu langsung membangun komunikasi dengan tokoh masyarakat untuk mencarikan solusi yang terbaik terkait pembangunan pasar.
Dijelaskan Wayan Tagel, solusi terbaik untuk pembangunan pasar Tampaksiring direlokasi ke sebelah barat pasar sebelumnya. Pasalnya, tempat tersebut cukup luas dan sangat strategis dan ada Pura Melanting dengan luas keselurahan hingga mencapai 25 are. Ia merancang pembangunan Pasar Tampaksiring bertingkat, dan pasar yang lama rencananya akan dijadikan tempat parkir. “Dengan akan dibangunnya Pasar Tampaksiring sudah jelas akan ada kenyamanan pengungjung, dan pastinya tidak akan lagi terlihat kumuh. Dibangun di atas tanah banjar yang nantinya akan dikerjasamakan dan mereka juga sudah siap,” ungkap Politisi asal Desa Sanding, Tampaksiring itu, saat ditemui pada Jumat (7/10/2022).
Disadari sejatinya seluruh stake holder sudah terjalin komunikasi dan koordinasi untuk pembangunan pasar baru di Tampaksiring. “Artinya Tampaksiring sudah siap dan ada solusi, dan kita mendorong di Tahun 2023 Pemkab Gianyar bisa menganggarkan Rp150 miliar. Hal itu menciptakan suasana lingkungan yang baik, agar adanya pembangunan pasar yang baru bisa mengimbangi tata kota pembangunan, sebab kan ada Istana Presiden, Tirta Empul penyumbang PAD tertinggi, kan malu ya kalau pasarnya masih kumuh,” tegasnya sambil berharap di 2023 atau 2024 pasar Tampaksiring yang baru sudah terwujud dengan wajah baru serta modern, tanpa mengurangi estetika budaya Bali. tra/ama/ksm
