Made Urip Gelar Bimtek Petani dan Penyuluh di Tabanan, Angkat Potensi Pengolahan Bawang Merah Agar Tidak Tergantung Impor

Tabanan, PancarPOS | Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Drs. I Made Urip, M.Si., kembali membuka secara resmi Pelatihan dan Bimbingan Teknis (Bimtek) peningkatan kapasitas petani dan penyuluh angkatan II di Kabupaten Tabanan sebagai Wilayah Koodinasi Balai Besar Pelatihan Ketidan yang berlangsung di Apple Resort Villa, Desa Bedha, Tabanan, Jumat (5/3/2021). Sebelumnya, Anggota DPR RI terpilih lima periode itu, sempat menggelar Pelatihan Bimtek Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh Angkatan I di Kabupaten Karangasem, pada Jumat, 26 Februari 2021. Pelatihan ini digelar bersama Kementerian Pertanian Badan Penyuluh dan Pengembangan SDM Pertanian Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan dikuti oleh 45 petani dan 15 penyuluh sehingga total 60 peserta dengan protokol kesehatan yang ketat. Pada kesempatan itu, juga hadir Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Ir. Sumardi Noor, M.Si., Kadis Pertanian Tabanan, Ir. I Nyoman Budana, MM., dengan narasumber dari BPTP Denpasar, Dr. NI Wayan Trinawati.

Pada kesempatan itu, Kepala BBPP Ketindan Sumardi Noor mengakui Bimtek ini berkat MoU Komisi IV DPR RI dengan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan kapasitas petani dan penyuluh di lapangan. Untuk Kabupaten Tabanan sengaja mengangkat potensi pengolahan bawang merah, sehingga setelah mengikuti Bimtek bisa diaplikasikan oleh petani di Bumi Lumbung Padi ini. Ditegaskan Bimtek ini bisa berlangsung, juga berkat dukungan Made Urip untuk memberikan pelatihan pengolahan bawang merah, agar bisa menjadikan petani di Tabanan sebagai usahawan atau wirausaha baru yang membawa nama baik Tabanan. “Kita ingin nantinya menjadi sesuatu yang produktif dan inovatif di masa Corona, karena hanya pertanian yang selalu bisa eksis, sehingga pertanian harus maju mandiri dan modern,” tandasnya seraya meminta setelah Bimtek ini, ada pembinaan, pengawalan dan pendampingan petani secara terus menerus, termasuk kemitraan dengan UMKM dari hulu hingga hilir. “Kami juga meminta dukungan Pak Made Urip agar ke depan Bimtek ini, bisa terus berlanjut dan dilaksanakan di seluruh daerah,” harapnya.
Di sisi lain, Kadis Pertanian Tabanan Nyoman Budana mengakui Made Urip sangat memperhatikan sektor pertanian di Tabanan. Salah satunya dengan menggelar pelatihan dan Bimtek khususnya terkait pengolahan bawang merah. Apalagi pengembangan bawang merah di Tabanan sangat luar biasa, disamping potensinya pengembangan bawang merah cukup besar. “Tahun 2020 lalu, kita sudah difaslitasi oleh Pak Made Urip untuk pengembangan bawang merah, termasuk bantuan pengolahan. Untuk itu, kami mengucapkan terimakasih atas perhatian dan bantuan Pak Made Urip selama ini,” jelasnya. Sementara itu, Made Urip mengungkapkan Bimtek ini untuk memperkuat sumber daya manusia di Kementerian Pertanian, yang kali ini menyasar para petani dan penyuluh lapangan di Tabanan yang sebelumnya dilaksanakan di Karangasem dan akan dilanjutkan di Gianyar, Badung dan Buleleng. Apalagi di saat pandemi Covid-19 selama setahun lebih ini, telah memberi dampak luar biasa bagi ekonomi Bali khususnya di sektor pariwisata yang sudah mengalami titik nadir. Bahkan, pertumbuhan ekonomi Bali minum 11 persen, akibat pariwisata anjlok, namun patut disyukuri sektor pertanian malah memberi kontribusi positif yang diperkuat dengan subak basah dan abian di Bali.

“Karena itulah, kita berikan Bimtek untuk Petani dan PPL (petugas penyuluh lapangan, red) ini, karena sebagai pelaku sektor pertanian yang sudah menjaga peradaban dan budaya pertanian di Bali,” ungkap politisi asal Desa Tua, Marga, Tabanan yang akrab dijuluki sebagai Wakil Rakyat Sejuta Traktor itu, seraya mengaku sudah lima periode sebagai Anggota DPR RI, karena dipilih oleh petani, khususnya di Tabanan sebagai basis pertanian. “Terimakasih atas dukungannya, karena petani juga harus punya perwakilan di DPR untuk memperjuangkan aspirasi di tingkat pusat,” jelas Ketua DPP PDI Perjuangan tiga periode yang kali ini khusus membidangi Pertanian, Ketahanan Pangan, Kehutanan dan Lingkungan Hidup itu. Apalagi dikatakan, pemasukan daerah lewat pajak hotel dan restoran (PHR) nyaris tidak ada, sehingga sektor pertanian harus mampu mengakses langsung program dan bantuan dari tingkat pusat. Terbukti sekarang pertumbuhan di semua sektor, juga mengalami minus, kecuali sektor pertanian yang bisa tumbuh sekitar 1,75 persen.
“Meskipun sektor pertanian juga mengalami refokusing sebesar Rp76 triliun untuk membantu penanganan Covid-19, sehingga banyak anggaran terpotong, akibat kondisi keuangan negara semakin sulit dan pendapatan menurun, tapi kita akan terus membantu para petani dan krama subak di Bali,” tegas Anggota Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI tersebut. Terkait Bimtek pengelolaan bawang merah ini, berkaitan dengan holtikultura untuk membudidayakan kembali bawang merah termasuk bawang putih. Dikatakan pihak BBPT akan memberikan solusi bagaimana mengolah bawah merah dengan baik dan pangsa pasarnya. Apalagi bawang merah juga masih impor, sehingga produktifitasnya harus terus ditingkatkan agar tidak tergantung lagi terhadap impor. “Kita harus menjaga kedaulatan pangan kita salah satunya mengendalikan alih fungsi lahan, karena 70 hektar pertahun lahan produktif kita pasti habis. Padahal lahan kualitas ini tidak ada gantinya. Ini tantangan padahal sudah ada UU Pangan Berkelanjutan. Ini menjadi tantangan buat kita semuanya. Termasuk regenerasi petani yang usianya sudah tua bagaimana mendorong kaum milenial terjun di sektor pertanian. Jadi jangan malu jadi petani saat sektor pariwisata sedang terpuruk,” tutupnya. ama/ksm
