Mangkir Ikuti Rapid Test, Kesehatan 19 Anggota DPRD Bali Dipertanyakan
Denpasar, PancarPOS | Tidak semua Anggota DPRD Provinsi Bali melakukan rapid test untuk mendeteksi Virus Corona (Covid-19), pada Selasa (31/3/2020) lalu disayangkan banyak pihak. Sayangnya sebanyak 16 orang wakil rakyat memilih mangkir, sehingga tidak bisa memastikan dirinya bebas dari Covid-19 dan justru akan membuat masyarakat takut jika mereka turun ke tengah-tengah masyarakat. “Saya rasa Ketua DPRD Bali ingin memastikan anggotanya clean and clear dari Covid-19. Kalo ada anggotanya yang terpapar bisa langsung ditangani sebelum menularkannya kepada konsituennya atau masyarakat lainnya dan bahkan keluargabya sendiri,” ujar salah satu pengusaha di Denpasar Ida Bagus Gede Ari Widhiana, SE., Rabu (1/4/2020).
Diterangkan Ida Gus Ari, inisiatif yang telah dilakukan Ketua DPRD Nyoman Adi Wiryatama sangat beralasan. Karena diketahui sebelumnya tidak sedikit anggota dewan yang sempat melakukan kunjungan kerja ke luar daerah. Atau melaksanakam berbagai kegiatan yang banyak bertemu dengan masyarakat di berbagai level. “Sebagai masyarakat Bali non partai saya meyakini apa yang dikatakan Ketua DPRD pasti berdasarkan data valid. Saya sangat setuju Ketua DPRD Bali berinisiatif melakukan rapid tes kepada seluruh anggota DPRD Bali. Karena berdasarkan informasi yang saya dapatkan seluruh anggota DPRD Bali baru saja balik dari Kunker keberbagai daerah,” ungkap pengusaha yang tinggal di Jl. Sutoyo Denpasar itu.
Ditegaskan Ida Bagus Ari, bahwa Covid-19 bisa menyerang siapa saja. Presiden, raja, menteri, suku, ras, agama dan lainnya semua bisa diserang. Untuk itu anggota dewan yang berkesempatan mendapatkan rapid test justru harus bangga diprioritaskan agar bisa menjalankan tugasnya hadir di masyarakat dengan memastikan dirinya bebas Covid-19. Untuk itu ia menyimpulkan Anggota DPRD Bali lainnya yang tidak ikut alias mangkir dari kegiatan rapid test justru kurang bijak karena bisa menjadi potensi sebagai kelompok beresiko. “Jadi saya rasa anggota DPRD jangan geer dulu kalo diberikan kesempatan lebih awal rapid test, tapi sebenarnya harus tau diri siapa tau ada yang terpapar. Karena sering Kunker melaksanakan tugas-tugas kedewanan. Jadi anggota yang tidak mau rapid testlah yang lebay dan kurang bijak. Semestinya semua pejabat di Bali menunjukkan persatuan agar rakyar merasa aman dan nyaman,” ungkapnya lanjut berharap semua pemimpin di Bali bersatu padu membendung penyebaran Covid-19.
Diberitakan sebelumnya, 39 Anggota DPRD Provinsi Bali melakukan rapid test untuk mendeteksi Covid-19, Selasa (31/3/2020). Hasilnya sungguh menyenangkan, seluruh wakil rakyat yang ikut rapid test hasilnya negatif. Namun sayangnya, dari 55 anggota parlemen tersebut, hanya 39 yang hadir karena seluruh anggota Fraksi Partai Golkar kompak memilih tidak ikut menjani test deteksi dini virus mematikan tersebut. Ketua DPRD Provinsi Bali, Nyoman Adi Wiryatama menegaskan, rapid test dilakukan bukan karena persoalan prioritas sebagai garda terdepan atau tidak. Namun memang sudah sangat mendesak dan wajib dilakukan oleh seluruh anggota DPRD Bali. Karena jika ada anggota dewan yang tidak sehat atau terpapar Covid-19 justru akan menjadi masalah saat turun membantu masyarakat memerangi Covid-19.
“Sebelum turun ke masyarakat saya ingin meyakinkan mereka (Anggota DPRD Bali, red) sehat dulu. Untuk itu saya menyarankan rapid test bagi anggota dewan yang juga selaku anggota masyarakat. Bukan prioritas-prioritasan,” tegas Adi Wiryatama. eja/ama/jmg