Gubernur Koster Buktikan Bali Mandiri Energi Bersih Melalui Pembangunan Terminal LNG Sidakarya

Denpasar, PancarPOS | Gubernur Bali, Wayan Koster kembali menegaskan komitmen kuatnya untuk menjadikan Pulau Bali sebagai pulau mandiri dalam hal pemanfaatan energi bersih dan terbarukan. Salah satu langkah konkret dalam mewujudkan hal tersebut adalah pembangunan Terminal Liquefied Natural Gas (LNG) di wilayah Pantai Sidakarya, Denpasar, yang diproyeksikan menjadi sumber energi alternatif masa depan bagi masyarakat Bali.
Dalam sambutannya pada acara tatap muka dengan masyarakat serta peninjauan langsung lokasi Terminal LNG di Pantai Sidakarya, Selasa (27/5/2025), Gubernur Koster menyampaikan bahwa LNG memiliki potensi besar tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pembangkitan listrik di Bali melalui Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTGas), tetapi juga sebagai bahan bakar alternatif pengganti LPG untuk kebutuhan memasak rumah tangga.
“Terminal LNG ini adalah salah satu langkah strategis dalam mewujudkan Bali yang mandiri energi. Selain menghasilkan listrik, LNG juga dapat digunakan masyarakat untuk kebutuhan memasak, tentunya dengan harga yang lebih terjangkau,” ujar Koster di hadapan warga dan para undangan yang hadir.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup RI Hanif Faisol Nurofiq, Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Bali I Made Rentin, Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Bali IB Setiawan, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali IB Surja Manuaba, serta masyarakat adat dan stakeholder lainnya.
Proses Pembangunan Sudah Berjalan Tiga Tahun
Gubernur Koster menjelaskan bahwa proses dan mekanisme pembangunan Terminal LNG ini telah dimulai sejak tiga tahun lalu, dan saat ini sedang memasuki tahap penting berupa uji kelayakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Ia berharap dengan hadirnya Menteri Lingkungan Hidup secara langsung ke lokasi, proses uji kelayakan tersebut dapat dipercepat agar proyek ini segera terealisasi.
“Terminal LNG ini bukan sekadar infrastruktur energi, tapi menjadi simbol penting transformasi Bali menuju pulau yang ramah lingkungan. Kami berharap semua proses berjalan harmonis, tanpa kegaduhan, karena manfaatnya akan besar bagi masyarakat Bali, terutama Denpasar dan Badung,” imbuhnya.
Menteri LH Dukung Penuh, Minta Kajian Komprehensif
Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq menyambut baik pembangunan Terminal LNG ini. Ia menekankan bahwa pengembangan energi bersih seperti LNG sangat relevan untuk Bali sebagai destinasi wisata dunia. Namun demikian, Menteri Hanif menegaskan bahwa pembangunan Terminal LNG harus dilakukan secara hati-hati dan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk lingkungan, sosial, dan kesehatan.
“Terminal LNG ini harus melalui proses kajian menyeluruh. Kami akan mengevaluasi mulai dari jumlah populasi di sekitar lokasi, keberadaan habitat penting seperti terumbu karang dan penyu, hingga aspek sosial dan dampak kesehatan masyarakat,” jelas Hanif.
Ia juga menambahkan bahwa kajian kesehatan dalam AMDAL sangat krusial agar proyek ini tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar. Dengan pendekatan holistik, pembangunan Terminal LNG dapat menjadi contoh proyek strategis yang berpihak pada lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Dukungan Masyarakat Adat Sidakarya
Dalam sesi dialog, Jero Bendesa Desa Adat Sidakarya, Ketut Suka, menyampaikan bahwa masyarakat adat setempat mendukung penuh pembangunan Terminal LNG. Ia menyebutkan bahwa pada tahun 2022 telah dilangsungkan paruman desa yang secara resmi menyetujui pembangunan tersebut.
“Warga desa adat kami sudah menyepakati proyek ini karena melihat banyak manfaat yang akan dirasakan oleh masyarakat. Kami hanya berharap proyek ini berjalan cepat dan tetap memperhatikan penataan kawasan yang baik agar menciptakan kenyamanan dan kelestarian,” ungkapnya.
Bali Menuju Masa Depan Energi Bersih
Pembangunan Terminal LNG di Sidakarya menjadi bagian dari visi besar Gubernur Koster untuk mewujudkan Bali sebagai pelopor energi bersih di Indonesia. Selama ini, Bali telah menunjukkan komitmen kuat dalam pelestarian lingkungan melalui berbagai program seperti pembatasan plastik sekali pakai, penataan sampah berbasis sumber, dan pengembangan transportasi ramah lingkungan.
Terminal LNG nantinya tidak hanya menjadi pemasok energi yang andal, tetapi juga akan menekan ketergantungan terhadap energi fosil yang berisiko tinggi terhadap kerusakan lingkungan. Keberadaan infrastruktur ini diharapkan akan memperkuat daya saing Bali di tingkat global sebagai destinasi wisata berbasis alam, budaya, dan energi hijau.
“Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, serta masyarakat, saya yakin Bali bisa menjadi model peradaban hijau yang unggul dan berkelanjutan,” tutup Gubernur Koster. ama/ksm/*
