PAD Bali “Nyungsep”, Realisasi Minus Rp556 Miliar
Denpasar, PancarPOS | Dampak pandemi virus Corona atau Covid-19 kembali akan dituduh menjadi biang keladi turunnya sejumlah pendapatan daerah. Salah satunya, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Bali yang sudah “nyungsep” alias terjun bebas dari realisasi target. Wajar saja Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Bali, I Made Santha, SE., M.Si., mengaku sudah bekerja optimal untuk memenuhi target PAD Provinsi Bali sekira Rp3,4 triliun.
Menurut Santha, dari target yang ditetapkan dalam perubahan tersebut, realisasi hingga 15 Desember 2020, sebesar Rp 2,877 miliar atau 83,97 persen. Artinya, lanjut dia, masih mengalami minus Rp556 miliar. Pihaknya pun akan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kekurangan tersebut. Bahkan, dirinya mengaku telah tangkil ke Pura Rambut Sedana di Penebel Tabanan untuk memohon agar banyak wajib pajak datang sebelum berakhirnya pemutihan.
“Saya bersama tim, samsat kabupaten/kota, istilahnya sebelum matahari terbenam, kami tidak akan lempar handuk. Jadi ini komitmen kami bersama teman-teman. Jadi apapun upaya akan kami lakukan, kendatipun tidak bisa dipungkuri situasi dan kondisi Covid-19 ini yang menyebabkan perekonomian anjlok,” ungkap Santha saat jumpa pers sejumlah media di Denpasar, Rabu (16/12/2020).
Santha juga tidak mau mengelak, karena Bali mengalami kontraksi yang paling signifikan dibandingkan dengan provinsi lainnya. Bali kontraksi diangka 12 persen. Mengingat, kata dia, Bali perekonomian mengandalkan sektor pariwisata. “Seperti kita ketahui bersama, jangankan internasional, domestik pun masih susah untuk meningkatkan pariwisata. Walaupun pada 9 Juli lalu kita sudah membuka new normal dengan harapan domestik bisa mengimbangi,” tandasnya. tim/ama