Nasional

Pelabuhan Benoa Gelar Simulasi Hadapi Sabotase dan Penyelundupan, Perkuat Keamanan Maritim di Tengah Lonjakan Kapal Pesiar


Denpasar, PancarPOS | Ancaman keamanan di pelabuhan, baik berupa sabotase fasilitas maupun penyelundupan terorganisir, terus menjadi perhatian serius pemerintah. Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan dan ketahanan pelabuhan secara nasional, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Benoa bersama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Cabang Benoa dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, menggelar latihan keamanan bertajuk Exercise ISPS Code Tahun 2025 di Pelabuhan Benoa, Denpasar, pada Kamis (15/5/2025).

Live exercise ISPS Code gabungan 2025 ini, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) bermitra dengan Recognized Security Organization (RSO) PT Kaneta Efka Jaya dalam pelaksanaan prosesnya. Latihan ini bukan sekadar seremonial, melainkan simulasi penuh skenario penanganan ancaman nyata, seperti upaya penyelundupan oleh sindikat terorganisir yang disertai tindakan sabotase terhadap infrastruktur pelabuhan. Ancaman juga mencakup serangan siber yang dapat melumpuhkan sistem pengawasan dan kontrol pelabuhan, sebagaimana dipaparkan oleh Kepala Subdirektorat Pengamanan Direktorat Pengawasan Laut dan Pelayaran.

“Simulasi ini dirancang untuk menguji kesiapan personel dan sistem keamanan kami dalam menghadapi serangan siber dan fisik secara simultan. Saat ini terdapat 404 pelabuhan di seluruh Indonesia yang harus berada dalam satu sistem keamanan terpadu. Karena itu, exercise ini menjadi langkah strategis memperkuat perlindungan maritim nasional,” tegasnya.

Exercise ISPS Code merupakan kewajiban internasional yang harus dilaksanakan minimal setiap dua tahun sebagai syarat perpanjangan sertifikasi keamanan pelabuhan, khususnya bagi pelabuhan yang melayani kapal internasional. Di Pelabuhan Benoa, sistem ini telah diterapkan sejak tahun 2002, menyusul tragedi Bom Bali, dan menjadi standar tetap dalam pengamanan pelabuhan hingga hari ini.

General Manager Pelabuhan Benoa, Anak Agung Gede Agung Mataram, menyampaikan bahwa peningkatan standar keamanan bukan hanya untuk memenuhi regulasi, tetapi juga untuk menjamin kenyamanan operator kapal pesiar dan wisatawan mancanegara yang terus meningkat jumlahnya.

“Hingga pertengahan tahun 2025, tercatat sudah 72 kapal pesiar berlabuh di Benoa, membawa sekitar 50 ribu wisatawan asing. Ini luar biasa, karena angka tersebut biasanya baru tercapai di penghujung tahun. Salah satu penyebab utamanya adalah kemampuan Pelabuhan Benoa saat ini untuk melayani kapal jumbo, termasuk kapal pesiar terbesar di Asia,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa tahun 2020 pernah menjadi rekor kunjungan tertinggi dengan sekitar 100 kunjungan kapal pesiar, namun kemudian turun drastis akibat pandemi COVID-19. Kini, dengan penataan ulang fasilitas dan peningkatan kapasitas sandar, Pelabuhan Benoa kembali bangkit dan menjadi simpul penting pariwisata laut Indonesia.

“Dengan sistem keamanan yang semakin canggih dan SDM yang terlatih, kami ingin menunjukkan bahwa Benoa bukan hanya pelabuhan yang aman, tetapi juga siap menjadi gerbang utama kunjungan wisatawan dunia ke Bali,” tandas Agung Mataram. Latihan ini sekaligus menunjukkan sinergi antara pemerintah, operator pelabuhan, dan otoritas keamanan dalam menjawab tantangan global di sektor maritim. Pelabuhan yang aman adalah fondasi utama bagi ekonomi biru yang berkelanjutan. ama/ksm



MinungNews.ID

Saluran Google News PancarPOS.com

Baca Juga :



Back to top button