KUR BRI Tumbuhkan Usaha Nusa Penida Travelling Berburu Dolar di Masa Pandemi
Klungkung, PancarPOS | Nusa Penida merupakan kepulauan yang terletak di Kabupaten Klungkung, Bali. Nusa Penida berlokasi di selatan Bali yang berbatasan dengan Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan. Secara administratif Nusa Penida terletak di satu kecamatan, yaitu Kecamatan Nusa Penida yang terkenal sebagai salah satu destinasi wisata di Bali. Satu-satunya cara ke Nusa Penida hanya dengan menggunakan kapal atau fast boat dari daratan Pulau Bali. Cara paling umum adalah dengan fast boat dari Pelabuhan Pantai Sanur, Denpasar ke Nusa Penida, karena di area ini ada banyak pilihan fast boat dari berbagai perusahaan dengan beberapa kali jam keberangkatan. Namun sebenarnya Pelabuhan Pantai Sanur bukan satu-satunya cara, agar bisa naik fast boat ke Nusa Penida, seperti melalui Pelabuhan Kusamba, Klungkung. Untuk jadwal perjalanan dari Pelabuhan Pantai Sanur ke Nusa Penida, juga berbeda-beda untuk setiap perusahaan kapal, tetapi umumnya ada kapal cepat yang berangkat pada pagi, siang, dan sore hari. Meskipun begitu, jadwal perjalanan dari Nusa Penida kembali ke Pelabuhan Pantai Sanur, juga bisa menemukan kapal cepat yang berangkat pagi, siang, dan sore hari. Dengan menempuh waktu perjalanan sekitar 45 menit sampai 1 jam, karena dipengaruhi oleh teriknya kondisi cuaca saat itu, maka setelah tiba di Nusa Penida, pada Senin, 8 April 2024 bisa menemukan banyak warga lokal menawarkan penyewaan sepeda motor untuk digunakan keliling Nusa Penida. Tarif sewa sepeda motor untuk satu hari, juga berkisar antara Rp80 ribu sampai Rp200 ribu tergantung dari jenis sepeda motor dan kemampuan tawar menawar. Kalau lagi malas tawar menawar, juga bisa memesan sepeda motor secara online. Selain lebih praktis, juga akan mendapatkan kepastian harga untuk memesan sewa sepeda motor untuk berkeliling di Nusa Penida. Namun, ternyata lebih banyak traveler ke Nusa Penida yang malas ribet dengan mengikuti opsi terbaik menggunakan jasa biro perjalanan atau tour dan travel agent, sehingga bisa dijemput langsung di hotel tempat menginap di Bali, lalu diantar ke kapal yang akan membawanya menyeberang hingga diajak keliling Nusa Penida dengan mobil yang sudah disediakan.
Perlu diketahui, Nusa Penida memiliki panjang garis pantai sekitar 77,5 kilometer yang didominasi pantai bertebing mencapai 56,9 kilometer yang tersebar di bagian timur, selatan, dan barat pulau. Sisanya sebanyak 20,6 kilometer atau 26,6 persen merupakan pantai landai berpasir putih yang terdapat di bagian utara pulau. Karena itulah, hingga kini Nusa Penida menjadi daerah tujuan pariwisata dunia, selain adanya Pura Dalem Ped sebagai tempat beristananya Penguasa Sakti, Ratu Gede Nusa atau Ratu Gede Mas Mecaling berlokasi di Jalan Utama Sampalan-Toya Pakeh yang menjadi tujuan wisata spiritual, khususnya bagi umat Hindu dari seluruh Nusantara. Apalagi, juga ada begitu banyak keunggulan wisata di Nusa Penida yang menjadikannya sebagai pilihan tepat untuk dikunjungi. Potensi perjalanan wisata inilah yang sangat diminati oleh warga sekitar dengan membuka usaha sendiri untuk berburu Dolar. Pesatnya perkembangan pariwisata di Pulau Nusa Penida membuat masyarakat lokal tidak tinggal diam. Maraknya bisnis pariwisata ini, sangat terlihat secara kasat mata, terutama dalam bidang perakomodasian. Pertumbuhannya kini sangat signifikan dengan rumah makan dan penginapan mulai bermunculan. Kian hari, jumlahnya terus bertambah. Tidak hanya di daerah pesisir, termasuk sepanjang jalan utama, perbukitan, lahan pertanian atau ladang-ladang, bahkan di daerah pemukiman penduduk. Mereka juga berlomba-lomba membangun peluang usaha pariwisata mulai dari jasa sewa kendaraan, travel agent, jasa snorkeling, hingga bisnis akomodasi, seperti rumah makan dan penginapan. Respon ini merupakan langkah konkret masyarakat lokal di Nusa Penida untuk berpartisipasi secara aktif menjadi pelaku pariwisata, bukan sebagai penonton. Mereka tampak begitu semangat, sumringah, dan bangga dengan daerahnya yang kini diserbu oleh para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Salah satunya, Agus Gede Koriana sebagai warga lokal yang terus berbenah membangun bisnis akomodasi perjalanan wisata atau travel agen dengan berbagai cara. Awalnya sekitar tahun 2021, ia memilih pulang kampung menjadi sopir freelance, karena tuntutan orang tua yang sudah menua, sehingga harus menggantikan ngayah (kegiatan ritual keagamaan) di Sanggah Gede (tempat pemujaan keluarga besar umat Hindu di Bali). Karena itulah, ia harus bisa membangun bisnis sendiri dengan modal nekat, setelah mengundurkan diri bekerja sebagai desain grafis di Mirah Property Development yang berkantor di Desa Kerobokan, Badung. Bermodal awal hanya dengan 1 unit mobil Toyota Rush milik sendiri sebelum terjun ke dunia bisnis perjalanan wisata, Agus sapaan akrabnya itu mulai ikut bersaing berburu Dolar. Sayangnya, untuk membangun usaha di bidang pariwisata itu tidak mudah, termasuk bisnis tour dan travel dari nol agar bisa bertahan saat pandemi. Apalagi sebagai kalangan yang memang kurang mampu, Agus tidak memiliki aset yang memadai untuk dijual, ataupun dikontrakan sebagai modal usahanya. Berbeda dengan rekannya yang lain sebagai sesama sopir freelance, juga ada dari modal menjual atau mengontrakan aset tanah yang kemudian uangnya diolah untuk membangun penginapan atau usaha akomodasi pariwisata lainnya. Untungnya saat itu, meskipun masih dalam suasana masa pandemi Covid-19, namun ada saja tamu yang datang, khususnya warga Bali yang ingin bersembahyang bersama di Pura Dalem Ped sambil berwisata dan bermalam di Nusa Penida menggunakan jasa transport dan travel agent yang mulai dirintisnya diberi nama Nusa Penida Travelling. Seiring berjalannya waktu, Agus berkeinginan mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan tawaran dari pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., atau BRI sebesar Rp75 juta pada tahun 2022 yang digunakan untuk menambah armada dengan membeli mobil Suzuki APV bekas. Berkat tambahan modal KUR dari BRI KCP Unit Batununggul yang terletak di Jl. Mentigi Banjar Sampalan Klod, Kecamatan Nusa Penida itu, juga bisa mendongkrak pendapatan bisnisnya melonjak drastis.
Ia baru menyadari selama ini, sangat membutuhkan dorongan dan dukung perbankan, terutama dari BRI sebagai salah satu bank berplat merah yang ditunjuk untuk menyalurkan KUR. Apalagi diketahui sampai saat ini, hanya BRI sebagai bank yang paling banyak menyalurkan KUR kepada para pelaku usaha di Nusa Penida. Bahkan, selain menyalurkan KUR, pihak BRI juga melakukan pembinaan kepada para nasabahnya. Melalui pembinaan yang dilakukan oleh BRI, telah membuktikan usaha Nusa Penida Travelling bisa mampu tumbuh lebih maju dan berkembang hingga pada tahun 2023, kembali tertarik mengajukan pinjaman KUR sebesar Rp100 juta. Hebatnya suntikan modal KUR dari BRI tersebut tidak digunakan membeli armada bekas, namun kali ini berupa 1 unit Daihatsu Terios terbaru, agar bisa lebih memanjakan dan menambah kenyamanan para tamu asing maupun domestik sebagai pelanggan yang setia menggunakan jasa biro perjalanan wisatanya. Di samping itu, Agus mengakui persyaratan pengajuan KUR dari BRI sangat mudah dan tidak berbelit-belit, sehingga dapat segera menggunakan modal dana tersebut untuk mengembangkan usahanya dan memenuhi permintaan pasar yang mulai mengenal dan merasa sangat puas dengan pelayanan Nusa Penida Travelling selama berwisata di Nusa Penida. Keberuntungan juga terus berpihak kepada pria asal Banjar Sebunibus, Desa Sakti, Nusa Penida tersebut, karena selama ini dibantu istrinya, sebagai bagian reservasi secara online dengan penuh semangat berupaya keras mengembangkan usahanya yang semakin berkembang, sehingga mampu mempekerjakan 2 sopir freelance ditambah dengan 1 pekerja di Pelabuhan Pantai Sanur, serta dibantu team pick up dan drop off tamu di Denpasar. “Dengan berkembangnya usaha saya, juga harus menambah tenaga kerja dan kendaraan operasionalnya untuk melayani tamu yang ingin berwisata ke Nusa Penida,” ujar pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang masih berusia 34 tahun tersebut, saat dijumpai pada Senin (8/4/2024).
Jika ditelusuri kalangan pebisnis di Nusa Penida, seperti Agus ini ternyata SDM lokal yang cukup andal. Kebanyakan berasal dari pelaku pariwisata yang pernah mengenyam asam garam pariwisata, seperti guide, karyawan swasta atau staf hotel, restoran, vila, maupun bungalow, baik bekerja di Bali, nasional, hingga internasional, sebagai TKI di kapal pesiar. Untuk itulah, sepak terjangnya dalam dunia pariwisata cukup mumpuni, serta tidak kalah dijadikan modal dalam membangun usaha akomodasi dan perjalanan wisata di Nusa Penida. Kondisi tersebut menguntungkan para wisatawan, khususnya turis mancanegara yang ingin berwisata ke Nusa Penida tidak lagi terkendala dengan bahasa asing, ketika hanya berkunjung dengan waktu setengah hari (half day trip) atau sehari (one day trip). Sistem dengan paket half/one day trip ini, akan meringankan biaya para wisatawan, karena tidak perlu menginap di Nusa Penida, sehingga tidak memikirkan biaya akomodasi penginapan. Biasanya paket half dan one day trip hitungannya sudah termasuk tiket fast boat untuk pulang-pergi (PP). Namun harganya bervariasi antara travel agent satu dengan yang lainnya. Pedoman harganya tergantung dari jumlah lokasi, jumlah rombongan, fasilitas yang didapat wisatawan dan lain sebagainya. Namun harga yang dipatok oleh Nusa Penida Travelling sedikit berbeda, karena alasan lebih mengutamakan mutu layanan dibandingkan dengan travel agent pesaingnya. “Di sini ada juga persaingan dengan harga murah sih. Tapi saya jual paket lebih mahal dari yang lain, karena kami mengutamakan service, sehingga harganya akan beda,” jelas Ni Wayan Luh Widiari yang juga istri dari Agus, seraya membeberkan menjual berbagai paket perjalanan wisata dengan harga yang bervariasi dari yang termurah sekitar Rp450 ribu per orang sampai Rp2,995 juta per orang yang dibandrol tergantung dari jumlah participan atau tamu yang ikut dalam satu paket perjalanan wisata. “Rata-rata sekarang omzet bisa lebih dari Rp25 juta per bulan. Terbanyak yang laku paket daytrip atau tour, paket menginap dan paket tirtayatra,” beber ibu muda dengan tiga anak ini.
Disebutkan ada beberapa tempat wisata paling terkenal di Nusa Penida, yakni Crystal Bay, Angel’s Billabong dan Broken Beach, serta Kelingking Beach yang terletak di bagian barat Nusa Penida. Sementara itu, di bagian timur Nusa Penida bisa berkunjung ke Bukit Teletubbies, Thousand Island, Tree House, Diamond Beach, dan Pantai Atuh. Untuk area selatan Nusa Penida Bali, tempat wisata yang bisa dikunjungi adalah Tembeling Beach, Banah Cliff, Thousand Island, dan Kelingking Beach. Wisatawan yang datang biasanya tertarik untuk mengikuti paket tour yang bersifat open trip, maupun yang private trip. Ada juga paket tour untuk scuba diving di Nusa Penida, atau paket tour Nusa Penida plus fotografer pribadi. Sebenarnya, paket half/one day lebih menguntungkan bagi berbagai pihak di Nusa Penida, misalnya travel agent, sopir, guide, pemilik kendaraan, perusahaan kuliner dan guide lokal. Oleh karena itu, pemandangan paket half/one day trip ini, tampak hampir setiap hari mulai pukul 08.00 WITA, sehingga jalanan akan dipenuhi dengan barisan kendaraan yang hendak menjemput para wisatawan di titik-titik pelabuhan yang ada di Nusa Penida. Ketika jam-jam penjemputan itulah, jalanan seolah-olah menjadi milik para sopir pemburu Dolar tersebut. Para pengguna kendaraan yang lain dan pejalan kaki, mau tidak mau harus mengalah. Waktu adalah salah satu alasan bagi para sopir untuk menancap gas sekencang-kencangnya dan sering mengambil lebih bagian jalan, karena rata-rata pukul 15.30 WITA para sopir harus kembali ke titik pelabuhan. Di samping itu, paket half/one day trip ini, juga menguntungkan perusahaan fast boat, karena lalu lintas penyeberangan menjadi ramai dan intensitas penyeberangan tentu menjadi meningkat.
Di sisi lain, paket half/one day trip ini berdampak kurang baik bagi perusahaan akomodasi penginapan di Nusa Penida. Seperti dikatakan oleh I Wayan Darmawan, selaku pemilik yang mengelola Bungalow Full Moon mengakui, jika paket half/one day ini menjadi tren, tentu akan mengurangi jumlah wisatawan yang akan menginap di Pulau Nusa Penida. Hal ini dirasakan akan berdampak kurang baik bagi perusahaan akomodasi penginapan. “Jangan sampai tingkat kunjungan membludak, tetapi tingkat hunian penginapan di Nusa Penida malah sepi. Jadi lucu, kan?,” keluh Darmawan.
Dalam konteks inilah, penting adanya pertemuan dan diskusi antara pihak pengusaha fast boat, travel agent, pengusaha akomodasi penginapan, dan pihak-pihak terkait lainnya, termasuk BRI Cabang Klungkung yang siap diajak untuk duduk bersama mencari solusi, agar semua pihak dapat menikmati semua kue pariwisata secara proposional. Dihubungi secara terpesah, Pemimpin Cabang BRI Klungkung, Dicky Advia Rahim berharap agar sebisa mungkin tidak ada pihak yang terlalu dirugikan, sehingga semua pihak sepatutnya saling mendukung, dan saling bekerja sama dengan bergandengan tangan demi pariwisata Nusa Penida yang berkesinambungan. Apalagi Pemerintah, juga sudah mengenalkan skema baru KUR sejak akhir 2018, yakni KUR Pariwisata untuk mendukung sektor pariwisata agar semakin berkembang. “Ada 44 jenis usaha yang dapat dibiayai KUR, di mana dana yang digelontorkan mulai sebesar Rp25 juta dengan bunga 0,4% dan 7% dengan angka maksimal Rp500 juta,” paparnya.
Untuk itulah, ia juga mengundang para pelaku usaha pariwisata untuk mengakses KUR, agar bisa naik kelas dan skala usahanya kian membesar, seperti Nusa Penida Travelling. “Sudah banyak pelaku usaha pariwisata yang mengakses, karena selama ini muncul anggapan bunga bank sangat besar, namun melalui KUR dari BRI hal itu bisa terjawab, karena bunga KUR sangat terjangkau,” paparnya. Dijelaskan melalui KUR Pariwisata ini, juga diharapkan masyarakat bisa melakukan pengembangan usaha bidang pariwisata di Nusa Penida yang bersiap menghadapi era digitalisasi. “Masyarakat kian bisa berinovasi dalam mengenalkan jasa dan produknya, secara tidak langsung membawa banyak kemunculan para pelaku usaha pariwisata yang baru, sehingga warga lokal bisa terus hadir memberikan warna baru bagi kemajuan pariwisata di Nusa Penida,” tambahnya. ama/ksm