KUR BRI Jadi Obat Usaha Bingkai Kayu di Desa Petulu Tetap Bertahan
Gianyar, PancarPOS | Desa Petulu merupakan sebuah desa kecil di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali yang berjarak sekitar 5 kilometer dari pusat wisata Ubud, dan menjadi salah satu barometer pariwisata Bali. Tampak deretan penjual bingkai kayu di sepanjang Jalan Raya Petulu tetap setia menunggu orderan pelanggan. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berbasis kerajinan tangan ini, menjadi salah satu tulang punggung perekonomian yang sangat penting dan strategis di desa ini. Apalagi, salah satu UMKM yang paling banyak menggeliat, karena faktor kunjungan wisatawan asing yang datang ke Bali tentunya yang bergerak di bidang produksi kerajinan kayu. Pemberdayaan usaha ini, menjadi langkah strategis untuk meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan masyarakat di kawasan Ubud, khususnya di Desa Petulu untuk penyediaan lapangan kerja, sekaligus untuk mengurangi kesenjangan dan tingkat kemiskinan. Sayangnya, perkembangan UMKM yang terus meningkat dari segi kuantitas, namun belum diimbangi oleh meratanya peningkatan kualitas. Hal itu, disadari oleh salah satu pengrajin bingkai kayu, I Nyoman Kaler yang sudah malang melintang terjun berbisnis memproduksi kerajinan atau souvenir berbahan baku kayu untuk wisatawan yang berkunjung ke Bali, khususnya daerah Ubud. Bahkan, sebagian besar barang kerajinan tersebut, juga dipesan untuk tujuan ekspor ke luar negeri. Saat ini, Kaler sapaan akrabnya itu, sudah mendirikan perusahaan perorangan yang masih tergolong UMKM. Ia terlihat sedang mengukir dan membentuk bingkai kayu dengan ukuran yang cukup besar sambil kerap bercanda dengan pekerjanya. Disadari selama ini, meskipun masih bisa tersenyum, namun sebenarnya Kaler bukannya tak semangat berdagang, tapi memang jarang ada pembeli atau orderan sejak Bali dilanda dampak pandemi Covid-19.
Hampir semua pengusaha bingkai kayu untuk kaca dan lukisan di Desa Petulu mengeluhkan hal yang sama, dengan omset mereka kini turun, karena jarang ada pembeli. Padahal bingkai yang mereka jual itu, ternyata lebih murah dibandingkan yang ada di pasaran. Seperti dituturkan Kaler, sejak puluhan tahun lalu, membangun usaha produksi bingkai kayu sendiri, namun dirasakan makin lama omsetnya semakin turun. “Bahkan kalau benar-benar sepi, saya ngak pernah dapat uang. Pernah saat masa Covid-19 kemarin, saya tidak dapat jualan sama sekali,” terang Kaler, saat ditemui pada Sabtu (6/4/2024) sambil sesekali mengelap keringatnya. Ia mengisahkan perjalanan usahanya, ketika tahun 2021 menjadi tahun yang begitu pahit bagi kehidupannya, karena juga berimbas terhadap ekonomi keluarga. Usaha yang dijalani selama ini, sempat menurun drastis akibat saat itu, Pemerintah memberlakukan kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat di masa pandemi Covid-19. Kini, ketika perekonomian Bali belum sepenuhnya pulih, namun modal usahanya malah tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan pesanan bingkai kayu yang beransur-ansur membaik. Kaler mengaku sempat dibuat makin pusing, karena belum dapat pinjaman untuk menambah modal usahanya, sampai akhirnya ditawarkan mengambil pinjaman kredit usaha rakyat (KUR) di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., atau BRI dalam jumlah besar, agar bisa menjadi obat untuk usahanya bisa tetap bertahan. Untuk tahap awal, ia hanya bisa mengambil KUR BRI dengan nilai Rp100 juta untuk masa tenor 4 tahun. Bahkan, BRI juga memberikan keringanan yang membuatnya semakin lega dengan kebijakan penundaan pembayaran angsuran pokok selama 3 bulan. “Perasaan saya bener-bener bersyukur dapat pinjam KUR BRI, sehingga usaha bingkai ini bisa bertahan,” kenangnya.
Minimnya permintaan bingkai kayu saat itu, tidak lantas membuat semangat juang Kaler surut, dan malah semakin bangkit. Dia mengaku kewajiban pembayaran cicilan KUR sekira Rp2,2 juta per bulan justru menjadi penambah semangat usahanya memproduksi dan menjual berbagai jenis bingkai kayu dengan berbagai ukuran dan kegunaan. “Saya terus berusaha dan tetap bersabar. Syukurnya setelah jeda berapa bulan, hingga setelah masa Covid akhirnya usaha kerajinan tangan ini, bisa kembali berjalan. Apalagi pihak BRI juga ada toleransi pembayaran, dan ada kebijakan,” beber Kaler, seraya menegaskan seiring perjalan waktu setelah 2 tahun, meskipun pelan namun pasti mulai tumbuh kembali, sehingga Kaler mengaku bisa memperoleh omzet sebesar Rp30 juta hingga Rp50 juta per bulan dari usaha yang awalnya hanya coba-coba bersama sang istri. Oleh karena itu, meskipun cicilan KUR belum selesai dibayar lunas, namun pihak BRI kembali menawarkan top up KUR sebesar Rp150 juta, hingga akhir tahun lalu berniat mengajukan pinjaman usaha lagi untuk ketiga kalinya sebanyak Rp150 juta yang dipakai untuk menambah modal dan biaya operasional pembuatan bingkai berbahan kayu ini. Aneka bingkai yang dijual tersebut terbuat dari kayu lame, sampai jenis kayu jati yang harganya paling murah Rp300 ribu. Sedangkan yang paling mahal tidak bisa diperkirakan karena tergantung pemesan. “Tapi rata-rata yang mahal Rp1,5 juta sampai Rp3 jutaan,” ujarnya. Tak hanya bingkai kayu biasa saja, tapi juga ada bingkai kaca, lukisan dan foto dengan kayu berukiran Bali yang sudah siap dipajang pun tersedia di sana. “Biasanya yang paling laku itu, bingkai kaca dan lukisan, kalau bingkai foto agak jarang,” ungkapnya. Meski penjualan bingkai agak menurun, namun ia mengaku tidak ingin berpindah haluan untuk usaha lain, selain membuat bingkai. “Saya sudah jalannya di sini, jadi biar ini saja, kan rejeki sudah ada yang ngatur,” ujarnya.
Kaler menjelaskan, sebenarnya berbagai macam jenis bahan bisa digunakan untuk bingkai, karena setiap bahan tersebut dinilai memiliki kelebihan tersendiri. Namun ia menilai bingkai foto yang paling ideal adalah yang berbahan kayu. Selain itu, produksi frame berbahan baku kayu ini, merupakan bisnis yang menjanjikan, terutama di era digital di mana banyak orang mengambil foto dan membutuhkan tempat untuk menampilkannya. Jasa pembuatan bingkai foto kustom bisa menawarkan bingkai dengan berbagai ukuran, bahan, dan model sesuai permintaan pelanggan. Bahkan, kadang ia bisa menawarkan pilihan bahan berkualitas tinggi, seperti kayu atau logam, dan menambahkan sentuhan artistik, seperti seni ukiran Bali, pada setiap bingkai untuk menarik minat pelanggan. Apalagi, saat ini juga menyediakan jasa penjual bingkai foto kustom secara online melalui platform e-commerce atau media sosial. “Saya menawarkan berbagai macam bahan, ukuran, dan model bingkai untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Kalau pelanggan mau bisa ditambah sentuhan artistik bingkai untuk membuatnya lebih menarik dan unik. Pelanggan saya juga bisa memilih untuk membeli bingkai klasik atau antik. Karena, bingkai yang klasik atau antik bisa menjadi barang koleksi yang memiliki nilai yang tinggi bagi para kolektor atau pecinta seni,” bebernya, seraya mengaku selalu melakukan edukasi melalui even pameran foto atau lukisan dengan harapan konsumen sadar, bahwa bingkai kayu secara estetika dan ketahanan jauh lebih baik dari yang bahan baku lainnya. Terkait dengan proses promosi, dia mengakui tidak memiliki strategi khusus, selain memasarkan produknya melalui melalui platform e-commerce atau media sosial, dan mengikuti beberapa pameran kerajinan, terutama di Kabupaten Gianyar. Selain itu, juga selalu berusaha untuk terus berinovasi dengan mengeluarkan model-model baru, sehingga konsumen tidak akan merasa jenuh atau bosan. “Bahkan, saya juga memberikan garansi untuk bingkai yang sudah dibeli,” tegasnya.
Peluang usaha bingkai kayu ini, juga perlu ditunjang dengan memiliki keahlian di dunia pertukangan, agar mampu mendatangkan penghasilan. Dalam menjalankan bisnis ini harus bisa melihat kebutuhan pasar, agar produk yang dibuat nantinya mampu laku di pasaran dan banyak konsumen yang menjadi langganan. Namun terkadang, pada awalnya meskipun belum mampu membaca peluang pasar, tapi setelah produk bingkai kayu dibuat akan mendatangkan banyak pelanggan dengan sendirinya, karena pasar juga tergantung kebutuhan dari apa produk yang diproduksi dan dijual. Di samping itu, beberapa orang yang tinggal di sekitarnya, kerena biasanya hanya bekerja serabutan dan pengangguran juga ikut dipekerjakan. “Kebanyakan mereka yang serabutan, kan juga butuh kerjaan, apalagi harus membiayai keluarganya kan, ya intinya sama-sama kita membutuhkan,” tutur Kaler yang selalu memiliki prinsip yang terus dijalankan hingga kini, agar sebisa mungkin usahanya bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Dirinya juga terbuka kepada warga yang ingin belajar tentang usaha ini secara gratis, karena jika berbagi ilmu tidak mengurangi usahanya, namun justru semakin bermanfaat untuk mensejahterakan masyarakat. Seperti diungkapnya, salah satu rekan bisnisnya, I Wayan Sudira yang juga Ketua BUMDes Petulu mengakui jasa usaha pembuatan bingkai di Desa Petulu, saat ini mulai berjalan optimal dan sangat bermanfaat bagi peningkatan ekonomi warga. “Kalau usaha kerajinan bingkai kayu ini sangat bagus bagi masyarakat di sini, tapi yang kita harus pikirkan sekarang soal pasarnya ini, agar terus berjalan lancar,” ujarnya. Apalagi sebagai UMKM yang dulunya hanya mengandalkan kegiatan pemasaran dan operasional secara konvensional, mau tidak mau harus mengikuti perkembangan teknologi dengan mengubah konsepnya menjadi digitalisasi bisnis. “Digitalisasi ini berlaku bagi hampir seluruh bentuk UMKM, termasuk usaha produksi bingkai Pak Kaler ini,” tandasnya.
Di sisi lain, secara terpisah Pemimpin Cabang BRI Gianyar, Kadek Arik Sundra Dewi menegaskan BRI akan terus memberikan dukungan pinjaman KUR kepada pelaku usaha, seperti I Nyoman Kaler yang dibantu permodalan dari kredit yang diberikan, agar usahanya bisa terus bertahan. Oleh sebab itu, BRI juga memastikan para pelaku usaha tidak perlu ragu, ataupun sungkan untuk mengajukan pinjaman KUR hingga Rp500 juta. “Kami siap mendukung pelaku usaha di Gianyar melalui penawaran pinjaman KUR yang kami sediakan. Kami ingin memberikan kesempatan kepada UMKM untuk mengembangkan usaha dan meningkatkan hasil produksi kerajinan bingkai kayu mereka,” ujarnya. BRI sebagai salah satu bank terbesar berplat merah di Indonesia memahami pentingnya sektor usaha produktif dalam pembangunan ekonomi. Pinjaman KUR yang ditawarkan kepada pelaku usaha bertujuan untuk memberikan akses keuangan yang mudah dan terjangkau, sehingga dapat memperluas usaha dan meningkatkan produksi. “Kami juga berkomitmen terus mendukung pertumbuhan sektor usaha produktif dan memperkuat peran pelaku usaha sebagai penggerak utama ekonomi daerah. Pinjaman KUR ini merupakan upaya nyata kami untuk membantu pelaku UMKM dalam mencapai kemandirian ekonomi,” jelasnya. Selain itu, BRI Kantor Cabang Gianyar, juga akan memberikan bimbingan dan pendampingan kepada para pelaku usaha yang mengajukan pinjaman KUR. Melalui program ini, BRI berharap para pelaku usaha dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan manajemen usaha mereka. “Kami tidak hanya memberikan pinjaman kepada pelaku usaha, tetapi juga pendampingan dan bimbingan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan penggunaan pinjaman ini, sehingga bisa berhasil dalam bisnis mereka,” pungkasnya. ama/ksm