Kinerja Industri Jasa Keuangan Bali Tumbuh Positif dan Stabil

Denpasar, PancarPOS | Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat kinerja Industri Jasa Keuangan (IJK) di Bali hingga April 2025 tetap solid dan stabil. Kondisi ini ditopang oleh permodalan yang kuat, likuiditas memadai, serta profil risiko yang terjaga.
Dari sektor perbankan (Bank Umum dan BPR), penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) terus menunjukkan tren positif. Total penyaluran kredit tercatat sebesar Rp113,72 triliun atau tumbuh 6,93 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (6,65 persen yoy), meski sedikit melandai dari Maret 2025 (7,25 persen yoy).
Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan kredit masih ditopang oleh peningkatan kredit investasi yang mencapai Rp5,14 triliun atau tumbuh 16,49 persen yoy. Hal ini mencerminkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap prospek ekonomi Bali. Sementara itu, kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mendominasi 51,83 persen total kredit, tumbuh 4,28 persen yoy—lebih tinggi dari porsi kredit UMKM nasional yang berada di angka 19,50 persen dengan pertumbuhan 2,65 persen yoy.
Dari sisi sektor usaha, penyaluran kredit terbesar mengalir ke sektor Bukan Lapangan Usaha (konsumtif) sebesar 33,87 persen, disusul Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 28,34 persen. Pertumbuhan kredit juga ditopang oleh sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum yang naik Rp2,31 triliun (20,50 persen yoy) dan sektor konsumtif sebesar Rp2,16 triliun (5,96 persen yoy).
Kualitas kredit perbankan di Bali tetap terjaga dengan rasio Non-Performing Loan (NPL) gross di angka 3,21 persen, sedikit turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu (3,25 persen), meski naik tipis dari bulan sebelumnya (Maret 2025: 3,10 persen). Rasio NPL net tercatat 2,23 persen, naik tipis dari April 2024 yang sebesar 2,10 persen. Sementara itu, rasio Loan at Risk (LaR) menurun signifikan menjadi 11,48 persen dari posisi April 2024 yang sebesar 16,01 persen. OJK menegaskan akan terus mendukung perbankan agar tetap tumbuh berkelanjutan dengan manajemen risiko yang prudent.
Dari sisi penghimpunan dana, DPK mencapai Rp194,63 triliun, tumbuh 10,22 persen yoy—jauh di atas pertumbuhan DPK nasional sebesar 4,55 persen yoy. Kenaikan DPK terutama ditopang oleh pertumbuhan nominal tabungan yang naik Rp10,35 triliun.
Fungsi intermediasi perbankan masih positif dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) di posisi 58,43 persen. Kecukupan modal juga terjaga dengan Cash Ratio (CR) BPR sebesar 14,01 persen dan Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan di level 34,64 persen, jauh di atas threshold. Tingginya permodalan ini diyakini mampu menyerap potensi risiko yang ada.
OJK Provinsi Bali akan terus mendorong kinerja sektor perbankan melalui kebijakan yang mendukung pertumbuhan kredit secara berkelanjutan, sejalan dengan penguatan manajemen risiko dan likuiditas. tim/ama
