Danantara: Sovereign Wealth Fund Terbaru Indonesia

Denpasar, PancarPOS | Pada 24 Februari 2025, Presiden Prabowo Subianto meresmikan Danantara Indonesia, sebuah Sovereign Wealth Fund (SWF) yang dirancang untuk mengelola aset negara dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional. Danantara, yang merupakan singkatan dari Daya Anagata Nusantara, diharapkan dapat mengelola aset lebih dari US$900 miliar, menjadikannya salah satu SWF terbesar di dunia.
Pengertian Sovereign Wealth Fund (SWF)
SWF adalah dana investasi yang dimiliki oleh negara, dibentuk untuk mengelola surplus keuangan pemerintah dengan tujuan mencapai keuntungan jangka panjang. Dana ini biasanya berasal dari pendapatan ekspor sumber daya alam, surplus neraca pembayaran, atau hasil privatisasi. Tujuan utama SWF adalah untuk menstabilkan ekonomi, mendiversifikasi sumber pendapatan, dan memastikan kesejahteraan finansial bagi generasi mendatang.
SWF Terbesar di Dunia
Berdasarkan data terbaru, berikut adalah beberapa SWF terbesar di dunia:
1. Norway Government Pension Fund Global (Norwegia): Mengelola aset sekitar US$1,38 triliun, dana ini berasal dari pendapatan minyak dan gas, dengan investasi tersebar di berbagai sektor global.
2. China Investment Corporation (Tiongkok): Memiliki aset sebesar US$1,35 triliun, SWF ini berfokus pada investasi di berbagai sektor untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Tiongkok.
3. SAFE Investment Company (Tiongkok): Mengelola sekitar US$1,03 triliun, dana ini berperan dalam mengelola cadangan devisa Tiongkok.
4. Abu Dhabi Investment Authority (Uni Emirat Arab): Dengan aset sebesar US$993 miliar, SWF ini menginvestasikan pendapatan minyak dalam berbagai aset global.
5. Kuwait Investment Authority (Kuwait): Mengelola aset sekitar US$801 miliar, dana ini bertujuan untuk menginvestasikan surplus minyak negara.
Dengan aset yang dikelola melebihi US$900 miliar, Danantara Indonesia diproyeksikan akan menempati posisi keempat dalam daftar SWF terbesar di dunia, tepat di bawah Abu Dhabi Investment Authority dan di atas Kuwait Investment Authority.
Sovereign Wealth Fund (SWF) di Kawasan ASEAN
Selain Indonesia dengan Danantara Indonesia dan Indonesia Investment Authority (INA), beberapa negara ASEAN lainnya juga memiliki Sovereign Wealth Fund (SWF) yang berperan penting dalam pengelolaan aset negara dan investasi strategis. Berikut adalah ulasan mengenai SWF di beberapa negara ASEAN:
1. Singapura
• Temasek Holdings: Didirikan pada tahun 1974, Temasek Holdings adalah entitas investasi milik pemerintah Singapura yang mengelola portofolio aset di berbagai sektor, termasuk keuangan, telekomunikasi, transportasi, dan lainnya. Temasek dikenal karena pendekatannya yang proaktif dalam investasi global dan memiliki reputasi transparansi yang tinggi.
• GIC Private Limited: Dibentuk pada tahun 1981, GIC berfungsi untuk mengelola cadangan devisa Singapura dengan tujuan mencapai pengembalian jangka panjang. Investasinya mencakup berbagai kelas aset, seperti ekuitas publik, real estat, dan instrumen pendapatan tetap, yang tersebar di berbagai negara.
2. Malaysia
• Khazanah Nasional Berhad: Didirikan pada tahun 1993, Khazanah adalah SWF milik pemerintah Malaysia yang berfokus pada investasi strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara. Portofolionya mencakup sektor-sektor seperti kesehatan, telekomunikasi, energi, dan keuangan. Khazanah juga berperan dalam restrukturisasi dan pengembangan perusahaan milik negara.
3. Brunei Darussalam
• Brunei Investment Agency (BIA): Dibentuk pada tahun 1983, BIA mengelola cadangan devisa dan surplus pendapatan minyak dan gas Brunei. Investasinya tersebar di berbagai kelas aset dan wilayah geografis, dengan tujuan memastikan keberlanjutan ekonomi jangka panjang bagi negara tersebut.
4. Vietnam
• State Capital Investment Corporation (SCIC): Didirikan pada tahun 2005, SCIC berfungsi untuk mengelola dan mengoptimalkan investasi pemerintah di berbagai perusahaan. SCIC bertujuan meningkatkan efisiensi penggunaan modal negara dan mendukung restrukturisasi perusahaan milik negara.
5. Filipina
• Maharlika Investment Fund: Diluncurkan pada tahun 2025, Maharlika adalah SWF pertama Filipina yang bertujuan untuk mengelola aset negara dan menarik investasi asing. Meskipun menghadapi berbagai tantangan dalam pembentukannya, Maharlika diharapkan dapat berkontribusi pada pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi Filipina.
Dampak Positif dan Negatif SWF Berdasarkan Penelitian
Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi berbagai dampak positif dan negatif dari keberadaan SWF:
Dampak Positif:
• Diversifikasi Pendapatan Nasional: SWF membantu negara mengurangi ketergantungan pada sumber pendapatan tunggal, seperti minyak atau gas, dengan menginvestasikan surplus ke sektor-sektor lain yang menguntungkan.
• Stabilisasi Ekonomi: Dengan mengelola surplus keuangan, SWF dapat digunakan sebagai alat untuk menstabilkan ekonomi nasional, terutama selama periode ketidakpastian ekonomi global.
• Peningkatan Investasi Infrastruktur: Dana yang dikelola oleh SWF sering dialokasikan untuk proyek infrastruktur domestik, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dampak Negatif:
• Risiko Investasi: Seperti halnya investasi lainnya, SWF menghadapi risiko kerugian finansial akibat fluktuasi pasar atau keputusan investasi yang kurang tepat.
• Potensi Intervensi Politik: Ada kekhawatiran bahwa pengelolaan SWF dapat dipengaruhi oleh kepentingan politik, yang dapat mengarah pada keputusan investasi yang tidak optimal atau korupsi.
• Kurangnya Transparansi: Beberapa SWF dikritik karena kurangnya transparansi dalam operasional dan keputusan investasi mereka, yang dapat menimbulkan ketidakpercayaan dari publik dan investor internasional.
Dalam konteks Indonesia, keberadaan Danantara diharapkan dapat membawa manfaat signifikan bagi perekonomian nasional. Namun, penting untuk memastikan bahwa pengelolaan dana ini dilakukan dengan transparan, profesional, dan bebas dari intervensi politik guna memaksimalkan manfaat dan meminimalkan potensi risiko yang ada.***
Oleh: Cokorda Krisna Yudha, SE., SH., M.Si., Ak., BKP., ACPA (Akademisi FEB Universitas Warmadewa)
Referensi:
• Profolus. (n.d.). Sovereign wealth fund: Advantages and disadvantages. Retrieved from https://www.profolus.com/topics/sovereign-wealth-fund-advantages-and-disadvantages
• Syukur, M. F. (n.d.). Pelaksanaan pengaturan sovereign wealth funds (SWF) dan konsekuensi yuridis pada anggaran dasar perseroan terbatas. Universitas Diponegoro. Retrieved from https://eprints2.undip.ac.id/id/eprint/9474/
• Nurzaman, M. I. (2020). Sovereign wealth fund dalam hubungan internasional. Universitas Indonesia. Retrieved from https://lib.ui.ac.id/detail?id=20506004&lokasi=lokal
• Fadhil, M. (n.d.). Analisis komparatif konsep dan implementasi sovereign wealth fund: Studi kasus Indonesia Investment Authority (INA), Temasek Holdings, dan Government Pension Fund Global. Universitas Gadjah Mada. Retrieved from https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/243828
• Fadhil, M. (n.d.). Sovereign wealth fund development in Indonesia: Lessons learned from Singapore and Norway. Yustisia Journal, Universitas Sebelas Maret. Retrieved from https://jurnal.uns.ac.id/yustisia/article/download/80717/45402
