Target Tahun 2020 Rp43 Miliar, RSBM Bisa Tembus Sumbang PAD Rp72 Miliar
Denpasar, PancarPOS | Mampu memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pasien menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara (RSBM) semakin dicintai masyarakat, bahkan menjadi rujukan RS terbaik untuk kawasan Bali dan Nusa Tenggara. Tidak hanya dari sisi pelayanan yang mendapatkan apresiasi, namun RS plat merah di bawah tangan dingin dr. Gede Bagus Darmayasa, M. Repro., selaku Direktur RSBM ini, sudah berhasil menjadi Unit Pelaksanan Teknis Daerah (UPTD) yang mampu menyetorkan keuntungan fantastis untuk kas daerah atau PAD terbesar kedua setelah UPTD Samsat. Peningkatan pelayanan juga akan semakin dipacu dengan akan beroperasinya Pusat Pelayanan Kanker Terpadu yang ditargetkan sudah melayani pasien pada bulan Juli 2020.
Ditemui, Senin (24/2/2020) pejabat rumah sakit yang akrab disapa dr. Bagus ini mengatakan pihaknya terus meningkatkan pelayanan melalui motonya yakni CAKRA (cepat, aman, komunikatif, ramah dan akuntabel). Sehingga RSBM yang sudah menyandang gelar paripurna (memenuhi standar akreditasi) sudah melayani rata-rata pasien baru 300 hingga 400 orang per hari. Bahkan istimewanya di RS tipe B ini tidak terdengar selentingan adanya pembedaan antara pasien umum atau pasien dengan tanggungan BPJS. “Masih menjadi rujukan tapi ketika emergency bisa lewat IGD, tentu tidak pakai rujukan. Karena kami RS plat merah, semua regulasi diatur dan tidak pernah membedakan pasien umum dan BPJS,” jelas dr. Bagus yang memiliki prinsip melayani setulus hati dan selalu senang membantu orang.
Diketahui RSBM yang beroperasi sejak tanggal 28 Oktober 2017 ini di tahun pertama (2018) dipatok menghasilkan PAD sebesar Rp18 miliar dan mampu direalisasikan sebesar Rp36,8 miliar. Di tahun ke dua (2019) target meningkat dua kali lipat lebih menjadi Rp40 miliar dan kembali menyetorkan peningkatan keuntungan ke kas daerah sebesar Rp55,6 miliar. Jumlah ini dijelaskannya sesungguhnya belum total karena masih ada tunggakan piutang BPJS yang belum dibayarkan selama dua bulan. “Per Desember 2019 setoran kita ke kas daerah sebagai PAD terealisasi Rp 55.694.715.658, masih ada tunggakan bulan November dan Desember untuk piutang BPJS Rp 7.183.073.786. Niki belum terbayar sehingga raihan realisasi kita keseluruhan hampir mencapai Rp63 miliar,” ungkap mantan Direktur RS Indra yang kini bernama RS Mata Bali Mandara.
Di Tahun 2020 dr. Bagus kembali menegaskan bahwa pihaknya kembali diberikan peningkatan target menjadi Rp43 miliar. Diyakini dengan Bed Occupancy Ratio (BOR) atau persentase penggunaan tempat tidur di unit rawat inap hingga 51 persen termasuk bed anak-anak dan UGD yang jumlahnya mencapai 250 buah, target tersebut optimis akan bisa dipenuhi. Diakuinya BOR untuk nasional yakni 70 persen, namun ditegaskannya membuat masyarakat cepat sehat atau sembuh merupakan wujud pelayanan prima yang diberkkan RSBM. Pada bulan Januari 2020 target sudah direalisasikan sekitar Rp7 miliar sehingga ia optimis di akhir tahun bisa merealisasikan diatas target yang ditetapkan Pemprov Bali. “Tahun 2020 ditarget Rp43 miliar. Januari sudah Rp7 miliar, kalau saja tercapai rata-rata Rp6 miliar per bulan maka minimal kita bisa capai Rp72 miliar,” ujar Bendesa Pura Sad Kahyangan Goa Lawah yang juga seniman lukis itu.
Ditambahkan, RSBM pada bulan Juli 2020 telah menargetkan beroperasinya fasilitas pelayanan kanker terpadu sehingga mampu meringankan beban RS Sanglah yang selama ini banyak merujuk pasiennya untuk di rawat di Jakarta maupun Surabaya. Pusat Pelayanan Kanker Terpadu RSBM ini juga akan memotivasi masyarakat lokal (WNI) untuk mendeteksi dan mengobati penyakitnya di dalam negeri ketimbang harus mengeluarkan dana yang lebih besar untuk berobat ke luar negeri. Terlebih pengembangan segmen kepariwisataan Bali yakni Health Tourism yang menjadi salah satu fokus pelayanan kesehatan bagi wisatawan yang akan datang ke Bali. Untuk itu dr. Bagus didampingi Kabid Keperawatan, Iman Darmawan berharap agar pemerintah memberikan perhatian khusus bagi RSBM agar benar-benar mampu memberikan pelayanan dan fasilitas kesehatan berstandar internasional. eja/ama/jmg
One Comment