Digitalisasi Kawasan Desa Wisata, QRIS Bank BPD Bali Tembus Bumi Makepung

Jembrana, PancarPOS | Penerapan tatanan kehidupan era baru dan digitalisasi di Desa Wisata Blimbingsari, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana berbasis QRIS yang dilaksanakan, Kamis (23/7/2020) memantapkan langkah Bank BPD Bali dalam mendampingi pengembangan potensi masyarakat di Kabupaten Jembrana. Kegiatan yang semakin masif dilakukan itu mencatat penggunaan QRIS Bank BPD Bali menembus Bumi Mekepung sudah mencapai 350 merchant. “Penerapan tata kelola untuk digitalisasi pariwisata berbasisi QRIS merupakan rangkaian kegiatan Pemprov Bali bersama Bank Indonesia dan perbankan yang telah berjalan sejak 9 juli 2020. Rangkaian acara hari ini akan berlanjut ke destinasi wisata lainnya dalam mengenalkan transaksi non tunai, digitalisasi khususnya QRIS,” terang Sudharma.

Dihadapan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) dan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho, Dirut Sudharma menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Jembrana telah mendukung penerapan transaksi secara non tunai hingga ke tingkat desa. Penggunaan QRIS di pasar, desa wisata serta okjek wisata lainnya untuk mendukung penerapan protokol kesehatan pada tatanan kehidupan Bali era baru. “Pemerintah Kabupaten Jembrana merupakan satu-satunya juga dalam rangka penerapan non tunai sampai di desa dalam melakukan transaksi. Seluruh desa telah menggunakan Internet Banking dalam bertransaksi. Ini menjadi nilai tambah dalam menerapkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik. Selanjutnya selamat Kabupaten Jembrana mendapatkan WTP untuk tahun 2029. Karena dukungan transaksi non tunai yang dimaksud diterapkan sampai di desa,” ujar Sudharma.
Disampaikan saat ini ada 350 merchant telah menggunakan QRIS di Kabupaten Jembrana, dan untuk se-Bali sudah hampir mencapai 5.000. Ditargetkan akhir tahun 2020 bisa mengleuarkan QRIS Bank BPD Bali hingga 10 ribu. “Kita mengarahkam penggunaan QRIS nanti bisa dilihat dari kualitas transaksinya, karena kita tidak hanya harus melihat dari jumlah merchantnya saja,” jelasnya lanjut mengatakan di Desa Wisata Blimbingsari pihaknya juga meyerahkan Bantuan TJSL (Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan) Bank BPD serta bantuan tiga ton pupuk organik untuk petani kakao di Subak Dana Amrtha Sari. “Ada program tanggung jawab sosial sebagai desa wisata binaan, memberikan kontribusi bagi masyarakat khususnya desa wisata untuk ekonomi berkelanjutan yang berkualitas didukung potensi agrowisata. Kami juga serahkan tiga ton pupuk organik padat dari Bank BPD Bali, mendukung agar pertanian dan perkebunan seperti kakao di Jembrana kembali ke organik,” paparnya.

Dikatakan banker kelahiran Desa Ungasan, Kuta Selatan itu, pertanian organik ini untuk enciptakan ekonomi berkelanjutan utamanya untuk pertanian berkualitas. “Komoditi ekspor kalau tidak organik tidak mau diterima seperti ke negara Perancis, Inggris dan Belgia. Kita juga dukung dari sisi pembiayaan petani termasuk transaksi non tunai,” terangnya. Di sisi lain, Kepala KPwBI Provinsi Bali, Trisno Nugroho dalam kesempatan sama mengatakan, akan terus mendorong disiplin yang ketat di masing masing daerah dalam penerapan tatanan era baru. Tidak saja mengedepankan pada protokol kesehatan tapi juga menyangkut kegiatan transaksi secara non tunai berbasis digital yaitu QRIS. Penggunaan non tunai sebagai salah satu syarat dibukanya perekonomian dan kepariwisataan Bali, saat ini BI menbatat hingga bulan Juni 2020 ada 105 ribu merchant telah memakai QRIS. Diharapkan pada akhir tahun 2020 bisa mencapai target hingga 200 ribu QRIS di Bali.
“Kita bangga juga BBD Bali nomer dua yang punya izin QRIS di Indonesia. Tantangan buat Pak Dirut, Kepala Cabang Bank BPD Bali di Jembrana masih banyak saya kira UMKM di QRIS-kan. Saya yakin setelah digitalisasi Desa Wisata Blimbingsari ini akan semakin mendorong percepatan dan perluasan QRIS di Jembrana,” terangnya didampingi Anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Rai Wirajaya. eja/jmg
