BKS LPD Bali Gelar Dharma Wacana Perkuat Spirit Pengelolaan LPD Sambut Nyepi

Gianyar, PancarPOS | Sebagai pilar ekonomi berbasis adat di Bali, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) memiliki peran krusial dalam menjaga kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi dan HUT ke-40 LPD, BKS LPD Provinsi Bali menggelar dharma wacana bertema “Makna Nyepi dan Pengamalan Catur Purusa Arta Mengelola LPD Bali” pada Sabtu, 1 Maret 2025, di Kantor BKS LPD Kabupaten Gianyar. Acara yang dihadiri perwakilan BKS LPD dari seluruh Bali ini menghadirkan pembicara utama, Ida Pandita Mpu Jaya Dhaksa Samyoga dari Griya Sudha Giri Madana, Kerobokan. Melalui dharma wacana ini, para pengelola LPD diberikan pencerahan tentang filosofi mendalam Nyepi serta bagaimana prinsip Catur Purusa Arta—Wareg, Waras, Wastra, Wisma, dan Waskita—dapat dijadikan pedoman dalam mengelola lembaga keuangan adat ini.
Dalam sambutannya, Kepala BKS LPD Provinsi Bali, I Nyoman Cendikiawan, menegaskan bahwa pengelolaan dana LPD harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab, berlandaskan nilai-nilai adat dan spiritualitas Bali. “Dharma wacana ini bukan hanya sekadar ceramah, tetapi pencerahan yang membawa pemahaman lebih dalam tentang bagaimana LPD dapat dikelola secara sekala dan niskala. Dengan memahami filosofi panyepian dan catur purusa arta, kita bisa memastikan bahwa LPD tetap ajeg dan menjadi fondasi ekonomi Bali di tengah perubahan zaman,” ujar Cendikiawan. Menurutnya, sering kali dalam kehidupan sehari-hari, banyak pemahaman yang keliru diteruskan dari generasi ke generasi hingga dianggap benar. Oleh karena itu, acara ini diharapkan dapat meluruskan pemahaman dan memberikan wawasan baru bagi pengelola LPD dalam menerapkan prinsip-prinsip keuangan berbasis adat yang berkelanjutan.
Selain membahas filosofi panyepian, acara ini juga menyoroti pentingnya Peraturan Daerah (Perda) tentang LPD agar bisa diterapkan secara optimal. Dengan regulasi yang kuat, diharapkan tata kelola LPD semakin transparan dan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat adat. “Kami berharap Perda ini dapat berjalan dengan baik, sehingga sistem penyetoran dana dan pemanfaatannya benar-benar dapat mendukung pengembangan LPD ke depan,” tambah Cendikiawan. Keyakinan akan keberlanjutan LPD juga semakin diperkuat dengan pendekatan spiritual. Dalam konteks sekala dan niskala, dharma wacana ini diyakini mampu memberikan kesadaran kolektif bahwa mengelola keuangan adat tidak hanya soal hitungan angka, tetapi juga tentang kejujuran, keseimbangan, dan keberkahan.
Sebagai bentuk rasa hormat dan penghargaan, dalam kesempatan tersebut, I Nyoman Cendikiawan mewakili LPD se-Bali menyerahkan punia kepada Ida Pandita Mpu Jaya Dhaksa Samyoga. Momen ini turut disaksikan oleh Kepala Bank BPD Bali Cabang Gianyar, Ketut Andayana Kusuma Yasa, SE., MM., serta Kepala Bank BPD Bali Cabang Ubud, Anak Agung Bagus Dharma Putra, SE., MM. Penyerahan punia ini menjadi simbol bahwa pengelolaan LPD tidak hanya tentang finansial, tetapi juga tentang rasa hormat terhadap nilai-nilai spiritual yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Bali. Dengan semakin eratnya keterkaitan antara LPD dan nilai-nilai adat, diharapkan ke depannya, LPD mampu terus berkembang dengan fondasi yang lebih kuat. Pengelolaan yang transparan, berlandaskan Catur Purusa Arta, serta didukung regulasi yang jelas, akan menjadikan LPD sebagai institusi adat yang mampu bertahan dan terus memberikan manfaat bagi masyarakat Bali.
“Melalui pemahaman yang benar tentang Nyepi dan filosofi pengelolaan keuangan adat, kita bisa memastikan bahwa LPD tidak hanya bertahan, tetapi semakin maju, kuat, dan tetap ajeg sebagai benteng ekonomi Bali,” pungkas Ida Pandita Mpu Jaya Dhaksa Samyoga. Dengan semangat Nyepi yang menitikberatkan pada introspeksi dan keseimbangan, dharma wacana ini menjadi momentum penting bagi pengelola LPD untuk melangkah ke depan dengan lebih bijaksana, memastikan bahwa LPD tetap menjadi tumpuan ekonomi yang kokoh bagi masyarakat adat Bali. ama/ksm
