“Sing Ada Rumus” di Lontar Jaya-Wibawa Kalah
Denpasar, PancarPOS | Menjelang Pilwali Kota Denpasar dipastikan pertarungan politik makin menguat. Seperti halnya tim kampanye pasangan calon (Paslon) Jaya-Wibawa (I Gusti Ngurah Jayanegara dan Kadek Agus Arya Wibawa) yang diusung PDI Perjuangan (22 kursi/162.635 suara), Partai Hanura (2 kursi/14.814 suara), Partai Gerindra (4 kursi/29.214 suara), dan Partai Solidaritas Indonesia (2 suara/16.581 suara) akan bersaing ketat dengan rivalnya.
https://jarrakpos.com/ikuti-polling-pilwali-denpasar-pada-tanggal-9-desember-2020/
Adu ide maupun gagasan dan visi misi dari paket yang terbaik yang akan paling tepat dipilih. Seperti diungkapkan Wakil Ketua Bidang Hukum DPD Partai Hanura Bali, Ida Bagus Kiana, paket Jaya-Wibawa menawarkan gagasan menjadikan Kota Denpasar yang terbaik serta mampu menggenjot PAD lebih maksimal.
Anggota DPRD Kota Denpasar yang akrab disapa Gus Kiana ini menjelaskan, sangat tepat memilih Paslon Jaya-Wibawa memimpin Kota Denpasar. Pasalnya, pasangan tersebut paham betul akan tata kelola pemerintahan, bahkan Jaya-Wibawa juga mengerti betul tentang potensi daerah yang bisa dimaksimalkan untuk meningkatkan PAD. “Untuk meningkat PAD Kota Denpasar ada Gung Jaya Negara yang sudah tidak diragukan lagi sepak terjangnya di kancah pemerintahan. Sedangkan untuk masalah anggaran sudah pasti ada Kadek Agus Arya Wibawa, yang notabane adalah Ketua Badan Anggaran DPRD Kota Denpasar dimana secara hitung-hitungan matematika politik sangat meyakinkan,” jelas Gus Kiana saat dihubungi, Rabu (30/9/2020).
Selain itu, Gus Kiana juga sangat optimis Paslon Jaya-Wibawa mampu memenangkan Pilwali 2020, hal ini dilihat dari para anggota dewan dari Fraksi PDIP DPRD Kota Denpasar merupakan petarung sejati, loyal penuh percaya diri dan bersemangat. Selain itu, dalam perhitungan Gus Kiana, pemilih sah di Kota Denpasar tidak jauh berbeda sekitar 400 ribu suara. Bahkan bisa kurang, karena di Pileg 2019 suara PDIP sekitar 162 ribu suara, lalu suara pemilih sah 400 ribu dibagi masing-masing dua calon akan minimal membutuhkan suara 200 ribu plus satu. “Untuk menang Jaya-Wibawa cukup butuh lagi 38 ribu plus satu. Ini sangat mudah, belum lagi suara partai pendukung jadi sing ade rumus dilontare Jaya-Wibawa kalah,” paparnya. tra/ama