Sudirta Sudah Salurkan 13,586 Ton Beras di Masa Pandemi Covid-19
Denpasar, PancarPOS | Setelah membagikan beras total 13,586 ton lebih untuk warga di Kabupaten Jembrana, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Badung dan Tabanan, Kabupaten Bangli dan sebagian Kota Denpasar, Anggota DPR RI Wayan Sudirta, mencanangkan program khusus, bingkisan beras dan dana taliasih untuk warga yang mengalami cacat permanen. Dari tanggal 18-20 September 2020, dalam suasana Galungan dan Kuningan, Sudirta berbagi untuk krama disabilitas di Desa Bebandem, Desa Buanagiri dan Desa Buanagiri Kecamatan Bebandem, disalurkan langsung oleh para Relawan, dibantu Kepala Dusun, Pengurus Ranting PDI Perjuangan Kecamatan Bebandem.
Sebelumnya sudah turun 2 tahap di Kecamatan Bebandem dam sebelumnya juga berbagi dengan belasan warga disabilitas di Desa Gunaksa Kab Klungkung. Sambil membagi logistik untuk kegiatan lainnya, Sudirta mencanangkan untuk turun juga di Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Gianyar, seperti halnya kabupaten-kabupaten lainnya. Sudirta juga menyumbang ribuan masker melalui beberapa Posko Gotong Royong Satgas Covid di desa adat, masker dan bantuan lain untuk Posko Satgas Covid RS Amlapura. Namun, karena keterbatasan kemampuan, bantuan dilakukan bertahap dan disesuaikan dengan kondisi.
Pada kegiatan 18-20 September 2020, bingkisan diserahkan langsung secara ‘’door to door’’ ke beberapa warga yang mengalami cacat permanen. Antara lain, Nyoman Seranta (70) di Desa Kastala, yang mengalami struk berat dan sudah 10 tahun lebih terbaring di tempat tidur; Nyoman Yasa (60), yang mengalami pincang dan dirawat oleh ponakan-ponakannya yang juga serba terbatas. Seranta sudah tidak mampu bergerak dan berbicara, sehingga harus dilayani penuh sembari dirawat oleh istri dan anak-anaknya, yang secara finansial cukup mampu.
Kondisi Nyoman Yasa memang sedikit berbeda. Sebelah kakinya tidak normal, ia hidup membujang bersama keponakannya yang bekerja sebagai pegawai swasta di perantuan. Dengan kondisi keuangan yang terbatas, Yasa kadang memaksakan diri untuk bekerja. ‘’Walaupun kondisi saya seperti ini, tidak enak juga hanya diam di rumah. Kadang ikut bantu menurunkan pasir dari truk, dan mendapat upah Rp 30.000, karena saya hanya mampu bekerja beberapa jam saja,’’ kata Yasa, di Desa Buanagiri. Kondisi warga disabilitas yang sempat dijenguk, utamanya yang keluarganya juga kekurangan, sangat memerihatinkan. Para Relawan bertemu warga cacat yang keluarganya hidup serba kekurangan dan menjadi sangat sulit di masa pandemi Corona ini.
‘’Kita berharap Pemerintah memberikan atensi khusus untuk warga yang disabilitas ini, lebih-lebih yang keluarganya dimana mereka ditampung dan dibantu, juga serba kekurangan secara ekonomi,’’ kata Wayan Sudirta yang sempat dua periode duduk di DPD RI, bersama organisasi KORdEM yang didirikan tahun 2003, bersama Relawannya memperjuangkan warga miskin dan cacat permanen untuk mendapat pengobatan gratis di rumah sakit. Diantara mereka ada yang menderita sakit kulit bersisik, lumpuh layu, struk permanen karena jatuh dari pohon kelapa, dan lainnya. Warga miskin itu mendapat pembebasan beaya rumah sakit setelah diperjuangkannya Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) pada masa Sudirta menjadi Anggota DPD RI, serta mendesak Menteri Kesehatan RI, memberi atensi khusus untuk Bali yang berkontribusi besar dalam menghasilkan devisa negara melalui pariwisata. tim/ama