Perluas Akses Pasar di Masa Pandemi, Aktifitas Ekonomi Digital di Indonesia Tembus USD2,4 Miliar

Denpasar, PancarPOS | Pergeseran teknologi pertumbuhannya sangat cepat di era digitalisasi, khususnya di pandemi Covid-19 atau Corona. Apalagi di masa ekonomi digital ini, muncul fenomena dari digitalisasi data, seperti aplikasi platform aplikasi online, termasuk menjamurnya beragam markeplace, mobile phone atau online platform yang dilakukan secara digital. Tanpa disadari ekonomi digital ini, telah merubah aktifitas transaksi secara online dari masyarakat yang semakin meningkat drastis. Seperti diungkapkan Ekonom senior yang juga Tim Review dan Rekomendasi Kebijakan Sistem Pembayaran Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP) Bank Indonesia, Himawan Kusprianto menegaskan tendensi tren digital ini dimulai dengan adanya teknologi terbaru, sehingga memunculkan solusi inovatif untuk memunculkan pemain baru.

“Perkembangan teknologi terbaru ini akan semakin cepat, seperti solusi kreatif tanpa tatap muka dan banyak sekali pemain baru yang menjadi tren ekonomi digital ini. Banyak juga memunculkan berbagai inovatif aplikasi digital yang dibutuhkan masyarakat. Ini ciri khas era digital,” ungkapnya saat Pelatihan Wartawan Ekonomi Bank Indonesia dan PWI Bali di Sanur, Denpasar, Kamis (15/10/2020), dengan topik Akselerasi Ekonomi dan Keuangan Digital. Dijelaskan berbeda dengan ekonomi konvensional sistem penjualannya masih dilakukan kepada pengecer-pengecer hingga sampai ke pasar. “Kalau sekarang dengan fenomena ecommerce bisa langsung masuk aplikasi, seperti tokopedia dan lainnya secara online. Fenomena ini terjadi sekitar 3 sampai 4 tahunan, apalagi di masa Covid-19 ini. Jadi dengan model digitalisasi tetap akitifitas ekonomi akses market atau pasarnya semakin luas,” bebernya.
Ke depan menurutnya, potensi digital tersebut harus dimanfaatkan secara optimal sehingga mampu menopang aktifitas ekonomi secara lebih efisien. Apalagi perkembangan ekonomi digital terus meningkat, terutama ecommerce dan digital banking maupun transaksi eletronik yang pertumbuhannya sangat tinggi dibandingkan dengan uang yang disiapkan bank. Di sisi lain, perbankan juga terus mendorong transaksi digital, misalnya ATM tanpa kartu, m-banking dan pinjaman bank, seperti fintech karena tanpa melakukan pertemuan tatap muka atau face to face. “Ini perkembangan yang terjadi terutama di masa Covid-19. Bahkan trend m-banking berada diposisi teratas dibandingkan dengan transaksi menggunaan ATM,” paparnya, seraya mengakui bisnis sekarang semuanya telah beradaftasi di era digital, di antaranya Bluebird dengan sistem pemesanan online melalui mybluebird. Bahkan, saat ini perekonomian dunia semuanya sudah dipengaruhi transaksi digital ini. “Kita harus terus mencari inovasi untuk mensupport aktifitas ekonomi digital ini, seperti di Bali dengan sektor pariwisata saat masa pandemi sangat terdampak,” jelasnya.
Dikatakan, transaksi digital ini juga mendorong penjualan secara online terus meningkat, bahkan di Indonesia tercatat hingga tembus USD2,4 miliar. Sementara itu, untuk transaksi harian juga naik hingga USD4,8 juta, seperti penggunaan transaksi retail dengan aplikasi QRIS terus meningkat. “QRIS ini semakin banyak digunakan khususnya UMKM untuk mengurangi kontak fisik nantinya, sekaligus mendorong ekonomi nasional di masa pandemi ini,” tutupnya. ama/ksm
