Program Makan Bergizi Gratis Dimulai Agustus 2025, APJI Bali Tancap Gas Siapkan 500 Dapur dan Sarjana Penggerak

Denpasar, PancarPOS | Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (DPD APJI) Provinsi Bali menggelar pelatihan Training of Trainers (ToT) Manajemen Katering dan Penjamah Makanan, Rabu, 14 Mei 2025 di Grand Mirsh Boutique Hotel, Denpasar. Kegiatan ini menjadi bagian strategis dalam menyambut Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden RI, Prabowo Subianto dan dikoordinasikan melalui pembentukan badan gizi nasional.
Ketua Umum DPD APJI Bali, IGA Inda Trimafo Yudha, mengungkapkan bahwa pelatihan ToT ini merupakan langkah awal dalam menyiapkan tenaga pelatih andal dari kalangan anggota APJI untuk mendukung pelaksanaan program MBG, khususnya dalam penguatan peran Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) di setiap dapur yang melayani makanan bergizi gratis di sekolah-sekolah. “APJI diberi mandat oleh pusat untuk mengaktifkan kembali peran pelaku food and beverage di Bali, termasuk pelaku UMKM kuliner, seperti saya yang bergerak di usaha cokelat,” jelas Ketua Umum Putri Bali itu.

Menurutnya, program MBG bukan sekadar proyek penyediaan makanan, tetapi melibatkan sistem pengawasan kualitas yang ketat, termasuk keharusan adanya SPPI di setiap dapur MBG. “Di setiap dapur wajib ada satu SPPI yang ditugaskan melakukan kontrol kualitas. Karena itu, APJI Bali mempersiapkan para trainer terlebih dahulu, yang akan dilatih langsung oleh pemerintah pusat, agar dapat melatih 1.300 SPPI yang dibutuhkan di Bali,” terang mantan Ketua Umum HIPMI Bali ini.
Gek Inda sapaan akrabnya itu, juga menegaskan bahwa APJI Bali siap menyediakan infrastruktur dapur yang dimiliki oleh anggota-anggotanya sebagai bagian dari kolaborasi nasional. Ia menekankan bahwa program ini bukan berorientasi pada keuntungan, melainkan pada penguatan peran lokal dalam menyediakan makanan sehat dan layak bagi anak-anak sekolah. “Kami pastikan program MBG di Bali tidak hanya berjalan, tetapi berkualitas dan melibatkan masyarakat lokal,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Badan Sertifikasi APJI, Fitri Kusumowardani, merinci bahwa Bali secara spesifik membutuhkan 500 SPPI untuk mengelola 500 dapur MBG yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Namun saat ini, baru sekitar 100 dapur yang telah memenuhi persyaratan dan berhasil diverifikasi oleh pemerintah pusat. “Yang sudah mendaftar sekitar 300 dapur, tapi hanya sepertiganya yang disetujui. Kami terus dorong peningkatan kesiapan agar sisanya bisa segera masuk dan diverifikasi,” ujarnya.

Fitri juga menjelaskan bahwa pelatihan yang dilaksanakan kali ini merupakan bagian dari batch ketiga. Batch pertama sudah digelar sebelum pelantikan Presiden Prabowo pada Juni 2024, dan batch kedua dilaksanakan menyusul beberapa bulan setelahnya. “Target nasionalnya ada sekitar 30 ribu SPPI sesuai jumlah dapur MBG di seluruh Indonesia. Di Bali, batch pertama dan kedua sudah jalan, dan batch ketiga ini menjadi penutup untuk capai target penuh. Harapannya, Agustus 2025 program MBG bisa dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia,” jelasnya.
APJI Bali tak hanya fokus pada pelatihan dan penyediaan dapur, tapi juga sedang menyiapkan pengukuhan kepengurusan baru yang akan berafiliasi dengan KADIN dan organisasi mitra lainnya. Hal ini sebagai bentuk penguatan sinergi dan legitimasi APJI dalam mendukung program nasional secara berkelanjutan.
“APJI Bali siap menjadi motor penggerak utama. Kami tidak hanya ingin menjadi pelaksana, tapi juga mitra strategis pemerintah dalam memastikan keberhasilan program MBG dari hulu ke hilir. Mulai dari penguatan SDM, penyediaan dapur, distribusi bahan baku, hingga pelibatan UMKM dan komunitas lokal,” pungkas Gek Inda. ama/ksm
