Made Urip Turun Gunung Menangkan Dana-Dipa, Siap Prioritaskan Pembangunan Pertanian di Karangasem
Karangasem, PancarPOS | Masyarakat Desa Tumbu yang berada di Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, secara spontanitas menggemakan dukungan untuk memenangkan pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Karangasem dari Nomor Urut 1, I Gede Dana dan I Wayan Artha Dipa atau paket Dana-Dipa, Sabtu (7/11/2020). Krama Desa Tumbu tersebut memberikan dukungan penuh kepada Dana-Dipa, yang dibuktikan oleh para pengurus STT (Sekehe Teruna Teruni) mewakali warga desa setempat dengan langsung membacakan deklarasi dukungan Dana-Dipa dihadapan Ketua DPP PDI Perjuangan, Drs. I Made Urip, M.Si yang ikut turun gunung memenangkan Dana-Dipa. Saat kampanye tatap muka Dana-Dipa di Banjar Adat Kebon, Desa Tumbu, Karangasem itu, juga hadir Anggota DPRD Provinsi Bali dari Fraksi PDI Perjuangan, Kadek Darmini, bersama para tokoh masyarakat, kelompok tani, krama subak beserta anggota ibu PKK dan STT.
Ketua DPP yang akrab disapa MU ini, menyebutkan bersama Dana-Dipa akan siap memprioritaskan pembangunan di sektor pertanian dalam arti luas, pariwisata, pendidikan, kesehatan dan pembangunan infrastruktur. Apalagi hanya Dana-Dipa yang bisa melakukan pembangunan ‘Satu Jalur’ di Kabupaten Karangasem dengan mensinergikan kabupaten, provinsi hingga pusat. Di sisi lain, Gede Dana dinilai sudah sangat berpengalaman dan sempat menduduki Ketua DPRD Karangasem, sehingga disebutkan adalah figur yang paling tepat memimpin Karangasem. “Cabup Gede Dana adalah figur yang paling tepat pimpin Karangasem ke depan. Karena selain punya pengalaman di legislatif, juga tampil sangat sederhana, merakyat, yang selalu santun, terbuka dan konsisten bersama masyarakat Karangasem,” ungkap Anggota Komisi IV DPR RI yang terpilih lima periode tersebut.
Selain itu, menurut Ketua DPP PDI Perjuangan tiga periode yang kali ini membidangi Pertanian dan Lingkungan Hidup ini, Dana-Dipa juga punya program prioritas untuk kedaulatan pangan dan memperkuat UMKM di Karangasem. Apalagi segala potensi sebenarnya ada di Kabupaten Karangasem, namun sayangnya masih belum bisa terurus dengan optimal. Seperti halnya di sektor pertanian atau perkebunan, Karangasem memiliki komoditi salak yang sangat terkenal namanya, namun hasilnya tidak dioptimalkan. Kemudian nasib para petani arak di Karangasem juga disebutnya sudah bertahun-tahun tidak diperjuangkan. Untungnya, berkat inisiatif Gubernur Bali Wayan Koster yang langsung mencetuskan Pergub Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali langsung menaikan gairah dan kesejahteraan petani arak di Karangasem. “Sekarang petani arak ini bisa bentuk UMKM dan produk arak juga bisa untuk menyembuhkan Covid-19,” paparnya.
Politisi senior asal Desa Tua, Marga, Tabanan itu, menegaskan Karangasem juga memiliki potensi besar di sektor peternakan, khususnya Sapi Bali. Hal itu berdasarkan survei, populasi Sapi Bali di Provinsi Bali paling banyak terdapat di Kabupaten Karangasem. Apalagi ditambah dengan pengembangan klaster Sapi Bali yang akan diprioritaskan oleh Dana-Dipa dilakukan dari hulu hingga hilir, mulai dari teknik budidaya hingga pemasaran untuk menjaga kelestarian maupun keaslian dan kemurnian plasma nutfah Sapi Bali. “Pola pengembangan klaster Sapi Bali ini bisa dilakukan. Apalagi kita juga siap bantu untuk bantuan aspirasi bibit Sapi Bali betina indukan produktif siap kawin. Sebelumnya kemarin (Senin, 2 November 2020, red) sempat kita bagikan bantuan bibit Sapi Bali betina indukan produktif di Kabupaten Badung. Nanti bisa diusulkan untuk Kabupaten Karangasem. Karena itu, mari kita menangkan Dana-Dipa untuk perubahan dan kebangkitan Kabupaten Karangasem dengan mencoblos No.1 pada tanggal 9 Desember 2020,” tegas MU yang juga Ketua Tim Pemenangan Jaya-Wira di Pilkada Tabanan tahun 2020.
Seperti diketahui, Cabup Gede Dana mencalonkan diri sebagai Bupati Karangasem dengan menggunakan gagasan dan ide serta jaringan untuk mewujudkan kebangkitan di Kabupaten Karangasem. Untuk itu, Gede Dana tidak mau mendidik masyarakat pragmatis, karena dampaknya tidak dirasakan oleh masyarakat selama 5 tahun pemerintahan di Kabupaten Karangasem. ama/ksm