September 2020 Indeks NTP Bali Tercatat 93,16

Denpasar, PancarPOS | Perkembangan indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan September 2020 tercatat menunjukkan penurunan dibandingkan bulan Agustus 2020. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali yang sebelumnya tercatat 93,34, pada bulan September 2020 tercatat turun sedalam -0,20 persen mencapai 93,16. Kepala BPS Provinsi Bali, Adi Nugroho mengungkapkan penurunan ini dipengaruhi oleh indeks yang diterima petani (It) yang naik lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan indeks yang dibayar petani (Ib).

“It tercatat naik setiggi 0,14 persen, dari 97,64 pada Agustus 2020 menjadi 97,78 dan Ib tercatat naik lebih tiggi, yaitu 0,34 persen, dari 104,61 menjadi 104,97 pada bulan September 2020 Jika dilihat berdasarkan subsek tornya, NTP pada bulan September 2020 tercatat turun pada dua subsektor,” paparnya belum lama ini. Penurunan tercatat pada subsektor tanaman pangan yang turun -0,32 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat turun -1,75 persen. Sedangkan NTP subsektor yang tercatat mengalami kenaikan, yaitu subsektor hortikultura (naik 0,74 persen), subsektor peternakan (naik 0,36 persen) dan subsektor perikanan (naik 1,21 persen).
“Indeks NTP Provinsi Bali pada bulan Juni 2020 masih berada di bawah angka 100. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam tingkatan tertentu nilai tukar produk yang dihasilkan petani belum menjanjikan untuk mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga petani, yang terdiri atas dua hal pokok, yaitu konsumsi rumah tangga dan biaya produksi pertaniannya,” ujarnya. Indeks Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Provinsi Bali bulan September 2020 tercatat 93,20 naik setiggi 0,13 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat 93,08. Dilihat dari subsektornya, Indeks NTUP pada bulan September 2020 tercatat naik pada semua subsektor kecuali subsektor tanaman perkebunan rakyat (turun -1,38 persen).

NTUP subsektor yang tercatat naik paling tiggi, yaitu subsektor perikanan (naik 1,38 persen), disusul oleh subsektor hortikultura (naik 1,03 persen), subsektor peternakan (naik 0,63 persen) dan subsektor tanaman pangan (naik 0,04 persen). tim/ama