Weda “Jagir” Sosok Raja Billboard di Bali Bersyukur Ada KUR BRI
Denpasar, PancarPOS | Masa kampanye Pemilu 2024 menjadi berkah dan ladang rezeki 5 tahunan bagi pengusaha percetakan dan baliho atau penyewaan papan billboard. Para pengusaha advertising ini, bahkan sampai kebanjiran order. Tak terkecuali bagi Jagir Printing and Advertising yang banyak menerima pesanan untuk kartu nama, kalender atau baliho serta pemasangan papan reklame pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden, termasuk orderan paling banyak berasal dari para Caleg (calon legislatif), baik tingkat daerah maupun nasional. Apalagi, jika menyebut kata billboard atau papan reklame, tidak akan lengkap rasanya bila tidak mengingat nama Weda “Jagir”sebagai sosok Raja Billboard di Bali. Pasalnya, promosi iklan di luar ruangan berbentuk papan reklame atau billboard berukuran jumbo yang berada di tiap sudut jalan di Bali dikuasi oleh perusahaan yang dirintis oleh I Gede Agus Weda Wiguna alias Weda Jagir.
Jadi tidak heran pengusaha berusia 46 tahun asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali ini, akhirnya diberikan julukan Raja Billboard di Bali. Ia mengatakan, pemesanan pemasangan baliho dan penyewaan billboard sudah mulai banyak sejak pertengahan tahun 2023 lalu. Weda Jagir mengaku orderan yang melimpah seperti ini datangnya musiman, seperti saat menjelang Pemilu dan Pilkada. Meski begitu, keuntungan yang didapat cukup meningkat drastis, saat musim kampanye. Bahkan persentase peningkatannya bisa lebih dari 50% dibandingkan hari biasa. “Kesempatan seperti ini datangnya musiman, saat Pemilu dan ini kami juga sambut dengan baik,” ujarnya, saat ditemui di Kantor Jagir Printing and Advertising yang berlokasi di Jalan Tukad Balian, Gang Jagir, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali, pada Senin (4/3/2024), seraya menuturkan kisahnya hingga dikenal sebagai Raja Billboard di Bali.
Pria bertato penghoby otomotif tersebut, mengaku kesuksesan yang diraihnya selama ini tidak instant. Di awali terlebih dahulu dengan bekerja pada event organizer di suatu bengkel production, agar bisa memahami dan menekuni ilmu sebagai dasar untuk membuka bisnis advertising. Setelah berbekal pengalaman yang cukup, ia akhirnya memilih ke luar dari perusahaan itu untuk mendirikan usaha sendiri dari dari nol. Awal tahun 2006, usaha yang dirintisnya ini, bernama CV Jaya Giri Advertising. Namun dalam perjalanan waktu nama itu dirasa terlalu panjang dalam penyebutannya. Lalu tahun 2008 diubah menjadi “Jagir” Advertising yang merupakan kependekan dari Jaya Giri. Perusahaannya ini menawarkan berbagai jasa reklame printing indoor, outdoor, interior dan eksterior kepada konsumen dengan konsep “One Stop Advertising”. Ternyata direspon positif oleh konsumen, bahkan mereka akhirnya menjadi konsumen loyal Jagir Printing and Advertising.
Alhasil, perusahaannya mampu menguasai hampir 80 persen pasar jasa papan reklame dan baliho yang terus menggurita di seluruh Bali. Hal inilah kemudian membuat dirinya dikenal berbagai kalangan, terutama pengusaha, politisi pemerintahan, dunia entertainment hingga masyarakat umum. Suami dari Dewi Eka Yanthi ini, mengakui musim ramai jasa usahanya pada saat jelang Pemilu, Pilkada, event besar, konser musik dan acara lainnya. Tamatan sarjana ekonomi Universitas Warmadewa selalu menawarkan ide kreatif yang berbeda pada karya digelutinya hingga selalu menarik perhatian masyarakat luas. Setelah hampir kurang lebih 16 tahun menggeluti bisnis advertising, pria tiga anak ini mengatakan pendapatan kotor diperolehnya mencapai ratusan juta Rupiah. Namun berbeda ketika musim hajatan politik seperti pemilu dan Pilkada, omsetnya dapat mencapai satu miliar Rupiah. Dia pun mengakui, seiring perkembangan zaman dan modernisasi pada dunia advertising, maka tidak akan selamanya bisa sendiri merajai bisnis ini. Mau tidak mau mulai bermunculan pesaing-pesaing yang tentunya harus siap dihadapinya dengan berbagai inovasi bisnis yang dimiliki pesaing tersebut.
Disinggung terkait usaha yang dijalankannya pada masa pandemi Covid-19, sangat berpengaruh terhadap penjualan dari produk jasanya, dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) omset yang diperolehnya sempat menurun drastis sampai 70 persen, akibat efektivitas dari kegiatan promosi berkurang. Untungnya ia bersyukur ada kucuran bantuan kredit perbankan, salah satunya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau KUR BRI yang digunakan untuk mempertahankan operasional usahanya. Untuk menangani kondisi tersebut, Weda Jagir juga sempat berinisiatif untuk membuat akun Youtube yang bekerja sama dengan band ternama di Bali dinamai “Jagir Channel” dengan konten andalannya yaitu NGELINK.
“Dampak pandemi Covid -19 ini sangat berat bagi pengusaha seperti kami ini, termasuk untuk semua pelaku usaha karena seluruh omzet menurun. Namun saya berinisiatif untuk membuat konten di Youtube, serta mencari alternatif lain yang bisa membuat bisnis saya minimal masih bisa mampu bertahan dengan bantuan modal KUR dari Bank BRI,” papar pemilik Jeger House itu, seraya mengatakan saat itu mendapatkan pinjaman KUR dari BRI hingga Rp500 juta. Weda Jagir mengaku sangat senang mendapatkan pinjaman modal usaha dari BRI, karena bisa kembali menopang bisnisnya selama masa sulit. Bukan hanya bantuan pembiayaan berupa KUR, namun BRI juga turut menawarkan pinjaman lainnya untuk mengembangkan usaha properti yang sedang dirintisnya beberapa waktu lalu. Namun dirinya meyakini bisnis reklame yang dijalankannya adalah bisnis kreatif yang membutuhkan pemikiran cerdas yang dipadukan dengan nilai seni.
“Saya tetap bertahan di bisnis yang saya rintis dari nol ini. Saya yakin meski semua berpeluang untuk mempunyai usaha yang sama, namun yang namanya selera apalagi nilai seni pasti masing-masing punya nilai tersendiri di mata konsumen. Intinya tetap menjaga kualitas dan profesional pasti orang tetap akan pakai jasa kami,” ucapnya. Lebih lanjut diungkapkan Weda Jagir, terkait keinginannya ke depan bagi bisnis yang ditekuninya saat ini, akan mengembangkan lagi kreatifitas di bidang advertising, seperti menggunakan LED billboard yang secara tidak langsung mendukung kebijakan pemerintah untuk mengurangi penggunaan plastik. Tidak hanya ingin menekuni usaha dalam bidang advertising, Weda Jagir pun mengembangkan usahanya di bidang kuliner dengan membuat café yang menyediakan live music performance bernama “Jeger House” yang telah dibuka pada Senin, 1 November 2021.
Mencapai kesuksesan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena akan butuh proses dan kerja kerasa dalam menggapainya. Apalagi bagi mereka yang menjalankan bisnis, kerugian menjadi salah satu hal biasa di dalam berbisnis. Terus bagaimana menghadapi jatuh bangun bisnis billboard? Seperti yang diungkapkan oleh Koming, sapaan akrab salah satu rekan kerja Weda Jagir selama ini, mempertanyakan siapa yang tidak memerlukan jasa periklanan, saat ingin memasarkan produknya? Tidak ada, bukan? Alasan itulah yang menguatkan argumen mengapa bisnis ini tidak akan pernah mati. Selain membutuhkan cukup modal yang salah satunya bisa dibantu melalui KUR BRI, juga banyak perusahaan yang saat ini masih bisa bertahan karena iklan yang mereka buat. Dengan iklan, masyarakat jadi mengetahui tentang produk apa yang mereka jual. Dengan begitu, konsumen akan tertarik untuk mencoba dan membeli produk dari mereka.
Dikatakan, billboard adalah papan reklame dengan ukuran besar yang menampilkan gambar atau tulisan beserta informasi, iklan, pengumuman, maupun promosi suatu produk. Gambar dan tulisan ada juga yang dibuat bergerak (digital) atau hanya dalam bentuk cetakan (konvensional). Umumnya, billboard dipasang atau di tempatkan pada posisi yang sangat tinggi dan berukuran besar. Ada juga yang memasang papan reklame pada bangunan gedung dengan konstruksi permanen. Dikatakan Koming, tujuan pemasangan billboard pada posisi tersebut, agar iklan yang pengiklan buat dapat dilihat oleh banyak orang, bahkan agar dapat menjadi pusat perhatian. Dilihat dari materialnya, billboard terbuat dari kayu, kain, plastik, logam, fiberglass, dan kaca. Nah, ketika ingin memutuskan untuk memasang iklan menggunakan papan reklame atau billboard harus menggunakan jasa sewa papan reklame dan pembuat iklannya, serta membayar pajak daerah setempat untuk pemasangan iklan tersebut.
“Semakin sering iklan mereka ditayangkan, semakin akrab masyarakat tentang iklan mereka, maka peluang untuk mengembangkan usaha akan semakin terbuka lebar,” ungkap Koming. Menurutnya untuk memulai bisnis advertising, hal utama yang perlu diperhatikan adalah ide. Karena ide yang dimiliki, bisa menjadi tumpuan sukses di bidang advertising. Semakin cemerlang ide yang ditemukan, semakin unik pula iklan yang akan dibuat, sehingga iklan yang akan terlihat bernilai di mata masyarakat. Selain menemukan ide, juga perlu memperhatikan pangsa pasar yang hendak dituju. Walaupun pangsa pasar bisnis advertising ini cukup luas, tidak ada salahnya untuk lebih memperhatikan kondisi pasar. “Semakin beragamnya produk advertising yang dibuat, maka akan semakin memberikan pilihan kepada marketing untuk bisa masuk ke dalam pasar,” jelas Koming.
Secara terpisah, Pemimpin Cabang BRI Singaraja, Panji Kurniawan menyadari bisnis advertising sebagai salah satu strategi pemasaran yang dilakukan dengan cara menarik perhatian pelanggan, juga membutuhkan sentuhan kredit, berupa KUR. Oleh karena itulah, BRI melalui canggihnya teknologi berupaya memberikan pelayanan maksimal, sehingga daya minat nasabah menabung maupun untuk menyalurkan kredit semakin tinggi. Jumlah 15 unit kantor yang tersebar di wilayah Kabupaten Buleleng, BRI Cabang Singaraja telah menerapkan program teknologi yang bisa menyentuh langsung para nasabahnya. Lebih lanjut dikatakan, selain pelayanan seperti itu, juga peningkatan kualitas UMKM yang dikembangkan oleh nasabah, agar terus ditingkatkan sehingga tidak sampai terkendala modal usaha. “BRI sebagai fungsi perbankan selain menghimpun dana, salah satu juga penyaluran kredit. Penyaluran kredit ini yang dilakukan masing-masing unit untuk memberikan bantuan pinjaman sehingga UMKM bisa menumbuhkan usahanya dan terus tumbuh bersama BRI, seperti slogan BRI Tumbuh Bersama,” terangnya.
Selain itu, juga ada aplikasi BRImo yang diberikan BRI melalui berbagai fitur layanan untuk mempemudah bertransaksi di era kecanggihan teknologi saat ini. Tujuannya, supaya nasabah yang gemar menabung nantinya dapat dibantu dan dipermudah oleh aplikasi BRImo, karena bisa melakukan transaksi keuangan baik dari rumah maupun dari mana saja berada, misalnya melakukan pembayaran kredit, seperti KUR, transaksi transfer, pembelian pulsa, beli token listrik dan pembayaran lainnya yang telah terkoneksi dalam aplikasi BRImo. “Jadi nasabah akan lebih efisien dan praktis dalam bertansaksi yang terkoneksi pada tabungan masing-masing nasabah,” tutupnya. ama/ksm