Ekonomi dan Bisnis

Fenomena Tahun Baru 2025, Jasa Transportasi di Bali “Menangis”


Denpasar, PancarPOS | Menjelang liburan Natal dan Tahun Baru (NATARU), Pulau Bali selalu dipenuhi wisatawan domestik maupun mancanegara. Namun, di balik kemeriahan dan ramainya kedatangan wisatawan, sebuah fenomena mengejutkan terjadi dalam industri jasa transportasi di Bali. Banyak perusahaan transportasi, terutama yang bergerak dalam layanan wisata dan tour, justru mengalami penurunan permintaan. Salah satu yang turut merasakan dampaknya adalah PT Mandiri Jaya Mesari (MJ-Trans Bali), yang selama ini dikenal sebagai salah satu penyedia jasa transportasi terpercaya di Bali.

I Putu Edi Santika Darma, selaku Direktur Utama MJ-Trans Bali, mengungkapkan bahwa meskipun Bali selalu dipadati wisatawan selama musim liburan, bisnis transportasi malah sepi job tour. Edi mengakui, meskipun jumlah wisatawan semakin meningkat dan kemacetan semakin terasa di beberapa titik di Bali, perusahaan transportasi justru kesulitan mendapatkan pekerjaan. Bahkan, pada tahun baru 2025, banyak pengusaha transportasi yang merasa terpinggirkan dan terabaikan.

I Putu Edi Santika Darma yang namanya semakin santer di dunia usaha jasa angkutan, hingga di kancah nasional. (foto: ist/dok)

Salah satunya, praktik pengiriman sopir terlebih dahulu oleh beberapa agen perjalanan wisata ke Bali telah menambah tantangan bagi perusahaan transportasi lokal. Menurut Edi, salah satu pelaku usaha transportasi, kebijakan ini menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi kinerja perusahaan transportasi lokal. Banyak agen perjalanan wisata besar, seperti Wisdom, memilih untuk mengirimkan sopir mereka lebih dulu ke Bali dan menunggu untuk menjemput tamu mereka di Bandara Ngurah Rai. Akibatnya, kendaraan yang digunakan untuk mengangkut wisatawan yang datang langsung telah lebih dulu terpakai, mengurangi peluang bagi perusahaan transportasi lokal, seperti MJ-Trans Bali, untuk mendapatkan pelanggan tambahan.

Edi menambahkan bahwa meskipun saat ini perusahaannya masih ada memiliki unit kendaraan yang non DK, namun tetap mendukung kebijakan pemerintah yang berkomitmen untuk menertibkan angkutan non DK di Bali. “Kami sangat mendukung dan siap sepenuhnya mengikuti kebijakan pemerintah jika benar-benar tegas dalam melarang operasi angkutan sewa non DK di Bali. Kami percaya, dengan kebijakan yang serius, masa depan transportasi di Bali akan semakin teratur dan lebih baik,” ungkap Edi, seraya berharap kebijakan tersebut dapat menciptakan kesetaraan dan peluang yang lebih baik bagi perusahaan transportasi lokal di Bali, serta mendukung upaya penataan sektor transportasi di Pulau Dewata ini.

Fenomena lainnya yang turut berkontribusi pada menurunnya permintaan jasa transportasi adalah preferensi sebagian besar wisatawan yang lebih memilih sepeda motor sebagai alat transportasi selama mereka berlibur di Bali. Edi mengamati, banyak wisatawan yang merasa lebih nyaman dan fleksibel dengan sepeda motor. Mereka menikmati kebebasan untuk berkeliling pulau tanpa tergantung pada angkutan umum atau mobil wisata. Namun, penggunaan sepeda motor ini seringkali tidak mematuhi aturan, seperti tidak menggunakan helm atau bahkan menggunakan plat nomor yang tidak sesuai. Hal ini menciptakan tantangan tersendiri bagi pengusaha transportasi yang menyediakan layanan kendaraan berlisensi dan mengutamakan keselamatan penumpang.

Insert foto: Dirut PT Mandiri Jaya Mesari (MJ-Trans Bali), I Putu Edi Santika Darma. (Ist)

Lebih lanjut, Edi menyatakan bahwa fenomena ini sangat mempengaruhi arus pendapatan perusahaan transportasi, terutama yang menyediakan kendaraan berstandar tinggi dan terjamin keamanannya. Keputusan sebagian besar wisatawan untuk memilih transportasi yang lebih praktis dan tidak terikat pada regulasi tentu berdampak pada penghasilan pengusaha transportasi lokal. Meskipun Bali terus berkembang sebagai destinasi wisata utama di Indonesia, dampak dari kebijakan dan perilaku wisatawan ini menunjukkan adanya ketimpangan dalam industri transportasi.

Hal yang sama dikatakan juga dirasakan oleh pengusaha transportasi lainnya yang mengeluhkan kurangnya perhatian dari pemerintah terkait kebijakan yang dapat mendukung pertumbuhan sektor ini. Edi berharap pemerintah bisa memberikan perhatian lebih dalam mengatur sektor transportasi di Bali, terutama selama periode-periode puncak wisata seperti NATARU 2025. Kebijakan yang mendukung pengusaha transportasi lokal, serta menekan praktik-praktik yang merugikan sektor ini, seperti penggunaan sepeda motor tanpa izin atau peraturan, dapat menjadi langkah penting dalam menjaga kelangsungan bisnis transportasi di Bali.

Edi juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri pariwisata, dan pengusaha transportasi untuk mencari solusi terbaik agar bisnis transportasi tetap berkembang di tengah tantangan yang ada. Dengan kebijakan yang lebih terarah dan perhatian terhadap keamanan serta kenyamanan wisatawan, ia yakin industri transportasi Bali bisa kembali berkembang dan mendukung pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan.

1th#ik-030.1/8/2024

Di tengah tantangan yang ada, MJ-Trans Bali berkomitmen untuk tetap memberikan layanan terbaik bagi para pelanggan. Edi berharap agar fenomena sepi job tour yang terjadi pada liburan kali ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak dalam menciptakan ekosistem wisata yang lebih seimbang dan menguntungkan bagi semua sektor terkait, termasuk industri transportasi. ama/ksm



MinungNews.ID

Saluran Google News PancarPOS.com

Baca Juga :



Back to top button