Pariwisata dan Hiburan

Sepakat Bali Bangkit, Harus Berani Buka Kran Pariwisata


Badung, PancarPOS | Upaya Gubernur Bali, Wayan Koster untuk segera mendatangkan wisatawan mancanegara mendapat dukungan berbagai pihak. Salah satunya, Bendesa Adat Ungasan, I Wayan Disel Astawa selaku inisiator pengembangan objek wisata Partai Melasti, Desa Ungasan, Badung ini, mengaku sudah menunggu lama keberanian pemerintah, khususnya Pemprov Bali dan Pemkab Badung untuk segera membuka kran pariwisata untuk mendatangkan tamu mancanegara. “Harus ada keberanian dalam memutuskan kebijakan berkaitan dengan pemulihan sektor jasa pariwisata. Kita kembalikan tetap kedepankan Prokes (protokol kesehatan, red) yang ketat,” ungkap pelaku pariwisata Bali itu, saat dihubungi di Ungsan, Badung, Jumat (12/2/2021).

3bl#ik-10/2/2021

Selama ini, pihaknya sangat mengapresiasi upaya pemerintah untuk menangani dampak dan kasus pandemi Covid-19. Hanya saja penerapan pola Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) belum bisa maksimal dan hingga PPKM tahap ketiga, juga terbukti belum berhasil menurunkan jumlah kasus pasien Covid-19 di Bali. Hari ini saja per Jumat, 12 Februari 2020 dinyatakan terkonfirmasi positif 312 orang, sedangkan pasien sembuh 317 orang dan 8 orang meninggal dunia. Karena itu, Ketua DPC Partai Gerindra Badung itu, mendorong Pemprov Bali dan Pemkab Badung berani bersikap tetap membuka pelan-pelan pariwisata, sehingga perekonomian Bali bisa berjalan melalui penerapan prokes yang ketat. Seraya ia juga meminta pemerintah tetap menerapkan regulasi bagi UMKM, agar dibuka dengan tetap kedepankan jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan serta pola makan yang sehat.

“Kalau ada yang sakit, kan rumah sakit tersedia dan hotel-hotel yang selama ini tutup bisa dipakai karantina dengan disubsidi oleh pemerintah, sehingga semua sektor ada kehidupan. Sedangkan di perbatasan seperti Gilimanuk dijaga ketat dengan sistem prokesnya. Jadi bisa hidup new normal berdampingan dengan wabah pandemi. Saya kira semua masyarakat tidak ingin sakit dan mati,” tandas Disel. Selain upaya secara sekala, juga perlu dilanjutkan upaya niskala sesuai keyakinan umat Hindu dengan konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali. “Tujuannya untuk memohon kepada Ida Betara Kahyangan Tiga di masing-masing desa adat, Dang Kahyangan, dan Kahyangan Jagad sebagai bentuk srada dan bhakti kita agar badai wabah segera berhakhir,” jelasnya.

2bl#ik-10/2/2021

Apalagi pandemi Covid-19 ini, tidak bisa ditentukan kapan bisa berakhir, namun ekonomi Bali harus terus bergerak, sekaligus kesehatan harus tetap terjaga. “Mari kita sepakat untuk Bali bangkit, karena wisata Bali tidak bisa lepas dari kunjungan wisata yang datang. Lain halnya daerah lain ada suber daya alam, ada pabrik-pabrik tentu mereka bisa jalan dan hotelnya juga jalan karena tamu datang dan menginap urusan bisnis. Tapi kalau ke Bali orangnya yang datang kan urusan lain,” bebernya, sembari menegaskan kembali harus ada keberanian pemerintah membuka pariwisata Bali dengan prokes yang ketat. “Bukan hanya membatasi kegiatan. Penekanannya ada dipelaksaan prokesnya. Karena masyarakat sudah setahun diam dan pengusaha hotel juga tiarap. Sedangkan pemerintah harus hidup karena pajak,” tegas Disel.

Langkah dan keberanian pemerintah tersebut sudah sangat lama ditunggu, apalagi saat ini sudah berjalan vasinasi Covid-19 secara bertahap. Karena itu, tidak ada alasan lagi, baik pemerintah pusat, Pemprov Bali dan Pemkab Badung tidak berani membuka kran pariwisata di Bali, jika melihat upaya pembatasan kegiatan masyarakat tidak bisa berbuat banyak. “Minimal hidupkan ekonomi di domestik dulu, nanti lama-lama orang luar negeri, juga datang. Tentu mereka datang dengan syarat prokes yang ketat. Berapa kali pun kita bilang strategi pulihkan wisata Bali, tapi kran tidak dibuka tentu jasa wisata akan mati suri,” tutup Anggota DPRD Bali itu. ama/ksm



MinungNews.ID

Saluran Google News PancarPOS.com

Baca Juga :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *



Back to top button