Realisasi Produksi Padi di Bali Alami Penurunan
Denpasar, PancarPOS | Berdasarkan hasil Survei KSA, terjadi pergeseran puncak panen padi pada 2020 dibandingkan 2019. Puncak panen padi pada 2020 terjadi pada bulan Oktober, sementara puncak panen pada 2019 terjadi pada bulan Mei. Realisasi panen padi sepanjang Januari hingga September 2020 sebesar 66.380 hektar, atau mengalami penurunan sekitar 5.630 hektar (-7,82 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 72.009 hektar. “Sementara itu, potensi panen sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 28.351 hektar,” kata Sapto Wintardi, selaku Kabid Stat. Produksi BPS Provinsi Bali di Denpasar belum lama ini.
Dengan demikian, total potensi luas panen padi pada 2020 mencapai 94.730 hektar, atau mengalami penurunan sekitar 589 hektar (0,62 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 95.319 hektar. Luas panen tertinggi pada 2020 terjadi pada Oktober, yaitu sebesar 13.078 hektar, sementara luas panen terendah terjadi pada bulan Februari, yaitu sebesar 1.714 hektar. Produksi padi di Bali sepanjang Januari hingga September 2020 diperkirakan sekitar 383.666 ton GKG, atau mengalami penurunan sekitar 42.384 ton (9,95 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 426.050 ton GKG. “Produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada bulan Oktober, yaitu sebesar 87.829 ton GKG sementara produksi terendah terjadi pada bulan Februari, yaitu sebesar 10.292 ton GKG,” jelasnya.
Tiga kabupaten/kota dengan total potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada 2020 adalah Kabupaten Tabanan, Gianyar dan Badung. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah adalah Kabupaten Bangli, Kota Denpasar dan Kabupaten Klungkung. Kenaikan produksi padi pada 2020 terjadi di Kabupaten Badung, Bangli, Karangasem dan Kota Denpasar. Sementara itu, penurunan produksi padi pada 2020 terjadi di Kabupaten Jembrana, Tabanan, Gianyar, Klungkung dan Buleleng. “Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi padi sepanjang Januari hingga September 2020 setara dengan 215.256 ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 23.780 ton (9,95 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 239.036 ton,” bebernya.
Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober hingga Desember 2020 sebesar 104.722 ton beras. Dengan demikian, potensi produksi beras pada 2020 diperkirakan mencapai 319.978 ton beras, atau mengalami penurunan sebesar 5.050 ton (1,55 persen) dibandingkan dengan produksi beras tahun 2019 yang sebesar 325.028 ton. tim/ama