UNBI Gelar Kuliah Khusus Internasional, Undang Dua Profesor Bentuk Korea Center
Denpasar, PancarPOS | Universitas Bali Internasional (UNBI) menggelar kegiatan International Special Lecture, atau kuliah khusus internasional yang kali ini mengambil tema “Empowering the Next Generation of Leaders Through Cross-Cultural Collaboration and innovation” di Aula Lant. 4 Kampus UNBI, Denpasar, pada Senin (29/1/2024). Kegiatan perkuliahan berkelas dunia tersebut, bertujuan untuk memberdayakan para generasi sebagai penerus melalui kolaborasi dan inovasi lintas budaya. International Special Lecture tersebut, dibuka langsung oleh Rektor UNBI, Prof. Dr. dr. I Made Bakta, Sp.PD(KHOM)., dengan menghadirkan narasumber kuliah khusus dari Keimyung University, Park Chang il, dan dari Korea National University of Transportation, Kim Kwang Hyun dengan moderator, I Putu Harry Suandana Putra, SH., MH.
“Kita mengundang 2 Profesor dari Korea Universitas Kim Yumna Universitas Transportasi Khusus datang ke Bali sebetulnya dengan 16 Profesor tapi yang datang ke kita cuma dua kali ini,” beber Prof. Bakta, seraya menegaskan kuliah khusus tersebut memberikan gambaran bagaimana caranya supaya mengaitkan antara universitas dengan industri itu bisa cepat terjadi. Sebab di Korea sangat-sangat dekat sekali antara universitas dengan industri yang disebut sebagai University Academy, atau University and industri Exchange. “Jadi itu yang menjadi kelemahan kita di sini. Kita lebih banyak teori-teori bagaimana kita mengimplementasikan baik produk maupun SDM yang kita hasilkan, sehingga bisa dikaitkan antara industri, dengan bisnis dan lain sebagainya,” bebernya.
Dikatakan dua narasumber itu, juga memberikan pesan-pesan agar dikemudian hari diharapkan bisa menjadi kerjasama di antara dua universitas di Korea tersebut, baik dengan UNBI, termasuk IPBI (Institut Pariwisata & Bisnis Internasional) serta STIKES Wira Medika Bali. “Kebetulan ada pak Astina di sana, sehingga kita bisa mengambil pelajaran dari kedua universitas yang sudah maju itu. Ke depan kita harus ke sana kalau tidak kita ditinggal. Mahasiswa kita harus mampu bekerja di industri di bisnis dan sebagainya kalau perlu bagaimana kita membuat peluang kerja,” tandasnya, seraya berharap bisa menambah penyerapan tenaga kerja ke Korea, meskipun masih terkendala masalah bahasa.
“Mereka akan mendorong kita untuk membuat Korean Center (Pusat Korea) di sini, yang sudah ada di PBI nanti kita akan perluas ke sini nanti dari bahasa itu mereka akan berjanji akan ada kerja sama sampai sekolah sambil bekerja, itu ya yang tadi saya bicarakan dengan beliau-beliau itu,” ungkap mantan Rektor Universitas Udayana tersebut. Pihaknya juga menyadari persyarakat untuk bekerja ke Korea sangat ketat sekali persyaratannya. “Jadi kita harus resmi antara universitas dengan universitas. Itu goal kita nanti, sekarang kita ingin membentuk Korea Center dulu ya,” tegasnya lagi. Apalagi setelah menyandang nama Bali International, maka UNBI harus punya kerja sama internasional yang harus betul-betul bisa diimplementasikan untuk mahasiswa.
“Rencana ke depan nanti kita akan selalu bekerja sama bertiga antara IPBI, STIKES dan UNBI karena kebetulan Pak Astina di sana dan beliau sudah banyak sekali berhubungan dengan Korea, kita akan selalu memupuk itu sehingga nanti bisa betul-betul terealisir,” pungkasnya. ama/ksm/kel