Politik dan Sosial Budaya

“Kotak Kosong” Juga Pilihan, Masyarakat Badung Diminta Pilih Janji atau Perubahan?


Badung, PancarPOS | Konstelasi politik jelang Pilkada Badung pada Rabu, 9 Desember 2020 nampak makin adem ayem saja di Bumi Keris. Bahkan tanda-tanda alam nampaknya belum ada muncul, akibat situasi politik selama pandemi Covid-19 antara petahana melawan kotak kosong, seperti saat Debat Kandidat Pilkada Badung dengan hanya satu pasangan calon (Paslon), Jumat (27/11/2020) malam memunculkan gambar tanpa greget. Mencermati situasi politik menjelang Pilkada Badung, Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Badung, I Wayan Disel Astawa meminta masyarakat Badung bisa berpikir cerdas di masa pandemi ini.

1bl#ik-26/11/2020

Apalagi Bendesa Adat Ungasan ini merasa sangat khawatir selama masa kampanye banyak janji yang diucapkan, seperti saat debat kandidat dengan satu Paslon tersebut. Seharusnya masyarakat Badung bisa berpikir cerdas dan jernih bagaimana bisa kandidat menepati janji yang diucapkan tersebut. Apalagi masih banyak janji bantuan periode ini yang belum bisa direalisasikan. Contoh kecil saja seperti bantuan seragam sekolah gratis yang tak jelas sampai sekarang, maupun santunan lansia yang sudah tak lagi cair, termasuk dana hibah yang kemungkinan nilainya ratusan hingga miliaran rupiah masih statusnya mengambang realisasinya.

“Makanya masyarakat harus bisa berpikir, jika janji-janji Pilkada ini pakai apa nanti realisasinya. Tahun 2021 dari mana bisa dapat pajak dengan kondisi saat ini. Jadi apa dipakai mewujudkan janji kampanyenya? Itu janji mustahil bisa diwujudkan. Masyarakat harus cerdas,” beber Anggota DPRD Bali yang juga mantan kader PDI Perjuangan itu, saat menghubungi PancarPOS, Sabtu (28/11/2020. Karena itu di masa kampanye Pilkada Badung ini, pihaknya mendukung agar masyarakat Badung yang bekerja di sektor pariwisata bisa menerima gaji atau upahnya yang selama ini dipotong atau tidak dibayarkan segera dicairkan oleh para perusahaan atau pengusaha pariwisata yang telah menerima dana hibah pariwisata dari pemerintah pusat.

1bl#bn-4/11/2020

Apalagi kondisi masyarakat Badung yang paling parah terkena dampak pandemi Covid-19 akibat sektor pariwisata yang makin terpuruk. “Kita mendukung apa yang disampaikan oleh Ketua PC FSP PAR-SPSI Kabupaten Badung (Putu Satyawira Marhaendra, red). Karena kondisi ekonomi masyarakat Badung yang paling berat. Apalagi selama ini, perusahaan ataupun pengusaha pariwisata sudah menyerah dengan kondisi ekonomi yang terpuruk selama pandemi. “Pengusaha aja nyerah hadapi pandemi, apalagi pemerintah hidup dari pajak siapa yang akan dijadikan sapi perahaan untuk bayar janji pemerintah,” sentilnya, seraya menegaskan kotak kosong (kolom kosong) juga pilihan yang wajib diperhitungkan oleh masyarakat Badung.

“Kotak kosong itu kan juga pilihan. Sekarang terserah masyarakat mau pilih kotak kosong atau pilih janji-janji yang mustahil bisa diwujudkan di tahun 2021. Karena darimana Badung akan dapat uang? Coba pikir? Jadi masyarakat yang punya pilihan harus berani datang ke TPS. Mau pilih kotak kosong, apa janji-janji saja? Kalau pilih kotak kosong kan itu sebagai tanda perubahan di Badung,” tegas inisiator dan perancang yang menyulap Pantai Melasti menjadi destinasi pariwisata dunia tersebut. Seperti diketahui sbelumnya, Ketua PC FSP PAR-SPSI Kabupaten Badung, Putu Satyawira Marhaendra mendesak para perusahaan khususnya pengusaha pariwisata di Badung yang menerima dana hibah pariwisata, agar membayar gaji atau upah pekerjanya yang dirumahkan.

1th#ik-11/10/2020

Selain itu diminta mengembalikan gaji atau upah pekerja yang dipotong akibat dirumahkan karena dampak pandemi Covid 19. Mengingat selama ini, pekerja banyak yang tidak digaji atau upahnya dipotong oleh perusahaan atau pengusaha. ama/ksm

Baca Juga :

Tinggalkan Balasan


Back to top button