Ekonomi dan Bisnis

Berkat Be Celeng Organik, Jagir Laris Manis Rayakan Galungan dan Kuningan


Denpasar, PancarPOS | Semarak Galungan dan Kuningan tahun ini terasa berbeda bagi warga di sekitar Renon, Denpasar. Tak hanya karena suasana hari raya yang kembali hangat setelah masa-masa sulit, tapi juga berkat aksi sederhana namun bermakna dari seorang pengusaha billboard, I Gede Agus Weda Wiguna yang akrab disapa Jagir.

Jelang Galungan, tepatnya pada Senin (21/4/2025), Jagir membagikan 300 kilogram daging be celeng organik kepada masyarakat Bali. Daging berkualitas tinggi itu dibagikan secara cuma-cuma, tanpa embel-embel program pemerintah, tanpa spanduk bantuan sosial. Semua murni dari dana pribadi, dibagikan langsung dari kediaman sekaligus tempat usahanya di Jalan Tukad Balian Gang Jagir.

I Gede Agus Weda Wiguna merintis Jagir Printing dan Advertising. (foto: ist)

“Ini bentuk rasa syukur saya. Sekaligus ingin meringankan beban warga menjelang hari suci,” ujarnya tenang, di tengah aktivitas pembagian daging.

Jagir menyebut, setiap menjelang Galungan dan Kuningan, permintaan be celeng di pasar melonjak. Harga pun naik. Bagi banyak keluarga, be celeng bukan sekadar lauk, tapi bagian dari tradisi dan identitas dalam menyambut hari kemenangan dharma. Di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, langkah Jagir memberikan daging secara gratis jadi angin segar yang langsung menyentuh dapur masyarakat.

Yang menarik, daging yang dibagikannya berasal dari peternakan organik Juwuk Legi Farm House. Celeng-celeng yang dipelihara di sana diberi pakan alami, tanpa campuran kimia. Hasilnya adalah daging yang lebih sehat, padat, dan segar. “Kalau mau berbagi, ya berikan yang terbaik,” tegas Jagir.

1th#bn-20/2/2022

Bagi pria yang juga dikenal lewat gerakan sosial unik “Ubur-ubur Ikan Lele” ini, berbagi bukan soal besar kecil, tapi soal niat. Ia tak menunggu jadi siapa-siapa untuk memberi. Tak juga menunggu momen viral. “Bukan karena jabatan, bukan karena proyek, bukan karena bansos. Ini yadnya saya. Kalau bisa bantu, bantu saja,” katanya merendah.

Ia mengaku, banyak orang menduga pembagian ini bagian dari strategi bisnis atau promosi pribadi. Tapi bagi Jagir, nilai-nilai seperti Tri Hita Karana justru dijalankan dalam bentuk nyata. Ia ingin hubungan antar manusia (pawongan) tetap hangat, hubungan dengan alam (palemahan) terjaga lewat pangan organik, dan hubungan spiritual (parahyangan) diwujudkan lewat tindakan yang tulus.

“Kalau masyarakat tidak perlu beli daging, uangnya bisa dipakai buat janur, buah, kebutuhan anak. Saya cuma ingin itu,” katanya sambil tersenyum, menyaksikan warga pulang membawa daging segar dalam kantong plastik.

1th-bn#1/2/2020

Aksi sederhana ini pun membuat namanya kian dikenal bukan karena bisnisnya, tetapi karena rasa kemanusiaan yang ia tunjukkan. Tanpa selebrasi besar, Jagir justru menjadi contoh nyata bahwa kemenangan dharma tak selalu harus dirayakan di panggung, cukup lewat perbuatan kecil yang menguatkan sesama.

Galungan dan Kuningan baginya bukan hanya ritual, tapi momentum mempertegas nilai berbagi. Dan lewat be celeng organik yang ia bagi, Jagir menghidupkan makna sesungguhnya dari hari kemenangan: ketika kebaikan tak sekadar dimenangkan, tapi juga dibagikan. tra/ama



MinungNews.ID

Saluran Google News PancarPOS.com

Baca Juga :



Back to top button