Politik dan Sosial Budaya

Tukad Mati Dibersihkan, Ketua Komisi II DPRD Badung Pimpin Aksi Gotong Royong: Wujud Nyata Cinta Legian


Badung, PancarPOS | Tukad Mati yang melintasi jantung Kelurahan Legian menjadi saksi bisu kebangkitan semangat gotong royong warga. Di bawah komando Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Badung, I Made Sada, A.Md.Par., S.H., yang lebih akrab disapa Sada Dego telah menerjunkan ratusan masyarakat turun langsung menyusuri bantaran sungai. Mereka memunguti sampah, menebas pohon tinggi dan liar. Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas bersih-bersih biasa, melainkan bagian dari gerakan besar bertajuk PROKASIH (Program Kali Bersih), yang diinisiasi oleh Kelurahan Legian dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Legian. Dukungan penuh datang dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung, dengan mengerahkan Tim Unit Reaksi Cepat (URC), tenaga dari Bidang Tata Lingkungan, serta tenaga dari Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3.

Sada Dego yang hadir sejak pagi hari, tak segan turun langsung bersama warga. Mengenakan pakaian kerja sederhana, ia memimpin dari depan, membawa sabit dan memotong ilalang di tepi sungai. “Ini bukan hanya tentang membersihkan sungai. Ini tentang harga diri kita sebagai warga Legian, tentang kecintaan kita pada tanah ini,” tegas Sekretaris DPD Partai Demokrat Provinsi Bali ini, kepada warga yang berkumpul di Jembatan Naga, titik kumpul kegiatan gotong royong. Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari aspirasi masyarakat Legian yang mendambakan sungai yang bersih, indah, dan terbebas dari pencemaran.

Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 07.00 Wita yang mampu menyatukan berbagai elemen masyarakat. Dari aparat kelurahan, pengurus LPM, para pedagang, hingga masyarakat umum, semuanya larut dalam semangat kebersamaan. Mereka datang dengan membawa peralatan masing-masing seperti sabit, gergaji, dan sapu, mengenakan pakaian kerja atau pakaian bebas yang rapi. Tidak ada yang merasa lebih tinggi atau lebih rendah semuanya bekerja sama demi satu tujuan, yaitu menghidupkan kembali Tukad Mati yang selama ini identik dengan kondisi kotor dan tercemar.

Dalam suasana penuh kebersamaan itu, Sada juga menyampaikan surat resmi yang telah ia layangkan kepada Kepala DLHK Kabupaten Badung di Mangupura. Dalam surat tertanggal 8 April 2025 tersebut, ia memohon agar DLHK kembali menurunkan tim terkait untuk mendukung kegiatan gotong royong lanjutan yang digelar pada Jumat, 11 April 2025. Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa kegiatan lanjutan ini, dimulai pukul 07.00 Wita, dengan titik kumpul tetap di Jembatan Naga. Warga diminta membawa peralatan seperti sabit, gergaji, sapu, dan lainnya. Pakaian yang dianjurkan adalah bebas rapi atau pakaian kerja yang nyaman digunakan untuk kegiatan lapangan. Ia juga menekankan pentingnya membawa tumbler berisi air minum sendiri untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 07.00 Wita yang mampu menyatukan berbagai elemen masyarakat. (foto: ist)

Surat seruan terbuka juga telah disampaikan Sada Dego kepada seluruh pemangku kepentingan di Kelurahan Legian yang dimulai dari Lurah, staf kelurahan, pengurus dan anggota LPM, para pedagang, hingga seluruh masyarakat umum. Seruan ini bukan hanya ajakan untuk ikut hadir dalam kegiatan bersih-bersih, tetapi juga sebagai bentuk edukasi dan penyadaran kolektif bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Ia menulis dengan nada penuh hormat dan harapan, mengajak semua pihak turut bergabung, saling menguatkan dalam kegiatan yang dinilai tidak hanya berdampak secara fisik terhadap lingkungan, tetapi juga mempererat hubungan sosial antarwarga.

Di sela kegiatan, banyak warga menyampaikan apresiasi atas kehadiran langsung seorang anggota dewan di tengah-tengah masyarakat. Apalagi sangat jarang melihat langsung pejabat turun tangan, seperti Sada Dego yang memberi semangat warga yang ikut serta. Beberapa pedagang bahkan menghentikan aktivitas dagangnya untuk turun tangan, menyapu, memungut plastik, dan ikut menyusuri pinggiran sungai yang sempit dan licin meskipun dalam suasana yang masih hujan. Para petugas dari DLHK tampak sigap, membawa alat berat ringan dan kantong sampah besar, memastikan bahwa hasil gotong royong tidak hanya bersih seketika, tetapi juga tertangani secara sistematis.

Ketua Komisi II DPRD Badung, I Made Sada “Dego” pimpin aksi gotong royong wujud nyata cinta Legian. (foto: ist)

Gotong royong ini bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari gerakan yang lebih besar. Sada Dego berharap kegiatan ini bisa menjadi inspirasi bagi kelurahan lain di Kabupaten Badung, bahwa kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan wakil rakyat bisa melahirkan perubahan nyata di tingkat paling dasar. Ia juga mengajak generasi muda untuk ikut berperan, bukan hanya dalam kegiatan bersih-bersih, tapi juga dalam merawat kesadaran kolektif menjaga bumi. “Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” seru Sada di akhir kegiatan, disambut tepuk tangan warga yang meski kelelahan, tetap tersenyum puas.

Tukad Mati kini tidak lagi sekadar nama sungai. Ia menjelma simbol dari semangat hidup masyarakat Legian. Di tangan warga yang peduli, dan di bawah kepemimpinan yang hadir langsung di tengah rakyat, sungai itu kembali hidup. Aliran airnya membawa serta harapan baru—bahwa lingkungan bersih bukan mimpi, tapi kenyataan yang bisa diwujudkan, mulai dari satu sabit, satu sapu, dan satu tekad bersama. ama/ksm



MinungNews.ID

Saluran Google News PancarPOS.com

Baca Juga :



Back to top button