Sektor Pertanian Jadi Salah Satu Pilar Utama Pertumbuhan Ekonomi Bali 2020
Denpasar, PancarPOS | Kepala Perwakilan (KPw BI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho mengatakan kinerja ekonomi Bali tahun 2020 akan lebih baik dari tahun sebelumnya. Menuggu rilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali bulan Februari mendatang yang diperkirakan kinerja ekonomi Bali hanya tumbuh dikisaran 5,40-5,80% (yoy), sementara Tahun 2020 diprakirakan ada dalam kisaran 5,70-6,10% (yoy). Menurutnya untuk mencapai target tersebut diperlukan langkah startegis termasuk di dalamnya mendorong sektor pertanian sesuai arahan Gubernur Bali Wayan Koster dalam acara Simakrama Tahun Baru 2020 yang dilaksanakan oleh KPw BI Provinsi Bali dan Otorotas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, di Graha Tirta Gangga, Kantor KPw BI Provinsi Bali, Rabu (8/1/2020).
Trisno Nugroho mengatakan, target capaian 6% pertumbuhan ekononi Bali yang disampaikan Gubernur Wayan Koster sesuai dengan kisaran target dari Bank Indonesia. Harapannya target bisa di capai didukung investasi yang sudah berjalan sejak tahun 2019 atau baru dikerjakan tahun 2020. Ditegaskannya ada empat pilar yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi Bali yakni, investasi, pariwisata, konsumsi dan sektor pertanian. Melihat dari data-data yang ada Trisno Nugroho memastikan kondisi ekononi Bali akan lebih baik dari tahun 2019. “Jadi sejalan, Bapak Gubernur masih dalam kisaran proyeksi kita. Untuk naik keatas, komsumsinya didorong, investasi di dorong, pariwisata, kemudian tadi pertanian kita kan lumayan besar menyumbang 13%. Empat sektor ini tentunya akan menjadi pengungkit Bali tumbuh sekitar 6%,” harapnya.
Baca juga :
Ia juga sependapat Bawa Bali harus diperhatikan oleh pemerintah pusat karena memberikan 39 persen kontribusi bagi pendapatan negara. Bali harus benar-benar dirawat agar menjadi destinasi wisata yang memiliki daya saing dengan negara lain. Selain diperhatikan dari sisi pembangunan infrastruktur, tahun 2020 juga diharapkan Bali kembali dijadikan tempat untuk kegiatan besekala internasional. Tentunya uapaya ini akan didukung terbentuknya Bali Convention and Exhibition Bureau untuk meningkatkan penyelenggaraan MICE internasional di Pulau Dewata. “Kita ingin ada event besar di Bali tahun 2020. Seperti harapan Gubernur Bali minimal ada dua festival berskala internasional. Bali CEB ini akan segera dikenalkan kepada dunia, bahwa kita siap melaksanakan event-event, incentive, meeting dan exhibition ke Bali,” harapnya.
Kembali kepada potensi bidang pertanian Bali, ditegaskan Trisno Nugroho bahwa fundamental pembangunan Bali sangat diperlukan adanya dukungan optimal dari sektor pertanian. Karena enam kabupaten/kota menjadi salah satu pilar pembangunan Bali. Diketahui hingga saat ini Bali masih mendatangkan produksi pertanian dari luar Bali seperti dari Pulau Jawa hingga dari Nusa Tenggara Barat. Seluruh komoditas untuk memenuhi pasar Bali yang masuk sebenarnya bisa dipenuhi oleh petani Bali bila potensi pertanian bisa digarap optimal. Untuk itu ia mengajak petani milenial meningkatkan cara dan sistem pengelolaan pertanian menggunakan teknologi. “Bali masih menjadi importir makanan basic dari Jawa Timur, NTB mulai Beras, bunga, cabai merah padahal Bali punya enam kabupaten/kota yang bisa ditanamani komuditas tersebut. Sehingga saya dorong milenial untuk bertani menggunakan teknologi,” harapnya. eja/jmg