Penghentian Bus Metro Dewata Dianggap Tepat, Masyarakat Ungkap Kekecewaan Pemborosan Anggaran
Denpasar, PancarPOS | Penghentian operasional Bus Metro Dewata di Bali mendapatkan sambutan positif dari masyarakat, terutama para netizen yang menilai kebijakan tersebut sebagai langkah yang tepat. Mereka mengungkapkan kekecewaannya terhadap pemborosan anggaran yang selama ini terjadi akibat ketidakpopuleran bus tersebut.
Akun Facebook Gunk Jhony, misalnya, dengan tegas menyatakan bahwa ia merasa lega atas keputusan ini. “Sing ada nak kecewa…malah demen,” tulisnya, pada Rabu (1/1/2025) yang bisa diartikan sebagai bentuk kepuasan karena tidak lagi terganggu oleh layanan yang dinilai kurang bermanfaat. Gunk Jhony menggambarkan bagaimana masyarakat lebih memilih alternatif transportasi lain yang lebih efisien.
Senada dengan itu, akun Facebook Kadek Sudiasih mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap operasional bus yang sering beroperasi kosong. “Setuju utk apa operasi sering kosong ngak ada penumpang,” tulisnya. Kadek menilai bahwa kelangkaan penumpang membuat layanan ini menjadi sia-sia, dan uang negara yang digunakan untuk operasional bus sebaiknya dialihkan ke program yang lebih bermanfaat.
Tidak hanya kritik mengenai efektivitas layanan, akun Facebook Bagus Taxi Driver Bali juga memberikan sindiran keras terhadap pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan penghentian operasi bus tersebut. “Yg jelas oknum pejabatnya yg kecawa karena peluangnya hilang dari kunyit menjadi kucit,” sindirnya, yang mengarah pada dugaan bahwa beberapa pejabat mungkin kehilangan keuntungan pribadi seiring dihentikannya proyek ini.
Sikap mayoritas netizen menunjukkan bahwa mereka lebih mendukung pengalihan anggaran untuk transportasi publik yang lebih tepat sasaran. Masyarakat menginginkan adanya sistem transportasi yang lebih efisien, mengurangi pemborosan, dan lebih bermanfaat bagi masyarakat Bali. Banyak yang menyarankan agar pemerintah berfokus pada solusi transportasi yang ramah lingkungan, serta dapat menjawab kebutuhan baik wisatawan maupun warga lokal.
Selain itu, kritik mengenai transparansi dan pengelolaan proyek publik juga mencuat. Masyarakat mengharapkan agar pemerintah lebih berhati-hati dalam merencanakan program transportasi di masa depan. Dengan melibatkan publik dalam evaluasi dan perencanaan, diharapkan anggaran negara bisa dialokasikan dengan lebih bijak dan sesuai kebutuhan masyarakat.
Secara keseluruhan, penghentian Bus Metro Dewata mendapat dukungan dari banyak pihak yang merasa bahwa kebijakan tersebut bisa menghindarkan pemborosan lebih lanjut dan memastikan alokasi anggaran yang lebih tepat sasaran. Dengan tantangan besar dalam penyediaan transportasi publik yang efektif, masyarakat Bali berharap pemerintah akan lebih proaktif dalam mengevaluasi dan mengembangkan sistem transportasi yang lebih sesuai dengan perkembangan kebutuhan lokal. ama/ksm